09. Memiliki Perasaan?

129 19 0
                                    

HAPPY READING!

***

Pagi ini Luna sedang siap-siap berangkat ke sekolah, ia pun keluar kamar dan menuju meja makan. Di meja makan sudah kumpul semua tinggal hanya dirinya.

"Luna mau berangkat sama Papa apa sama Abang?" tanya Irwan.

"Sama Papa aja deh, kalau naik mobil Abang pengap." ucap Luna lalu terkekeh.

"Yang bener aja lo, mobil gue tuh gak pengap, lo aja yang bengek." bantah Ibra.

"Oh berarti lo ngatain gue bengek?" Luna berkacak pinggang menatap tajam Ibra.

Irwan dan Maretta hanya menahan tawa karna kelakuan kedua anak mereka yang selalu ribut seperti Tom and Jerry.

Saat Ibra ingin membuka suara, suaranya terhalang karna sang Mama yang membuka suara terlebih dahulu.

"Kalian tuh ya ribut terus, udah sekarang mending kalian sarapan terus berangkat." omel Maretta.

Mereka pun melanjutkan makannya, Luna menyantap makanannya sesekali menatap Ibra. Begitupula sebaliknya, Ibra menatap Luna dengan tatapan menantang. Sesekali Luna mendentingkan sendok pada piring.

Luna dan Ibra jarang sekali akur, hal itu yang membuat Mamanya marah kepada mereka. Sudah dimarahi, namun tetap saja mengulangi perbuatannya, yaitu ribut.

***

Luna saat ini sedang berada di dalam mobil menuju ke sekolah, disamping Luna ada sang Papa. Mereka berangkat bareng karena kebetulan arah sekolah Luna dengan kantor Papanya searah. Luna membuka ponselnya dan memainkan ponselnya.

"Luna jangan main handpone terus, mending kamu denger lagu aja biar pikiran kamu seger." ucap Irwan yang menyuruh Luna untuk menyalakan lagu.

"Iya Pa, iya." Luna kembali menaruh ponselnya didalam tas.

Luna mencari lagu yang tepat untuk ia dengar didalam mobil. Ia mendengarkan lagu bukan di ponselnya, melainkan di radio yang ada didalam mobil.

Benar saja yang diucapkan oleh Papanya, mendengarkan lagu membuat pikirannya tenang. Mendengarkan lagu sambil melihat kearah jalanan.

Tak terasa, selama mendengarkan lagu Luna pun sampai di sekolah dan berpamitan kepada Papanya. Ia pun keluar dari mobil dan Papanya membuka kaca jendelanya.

"Pa aku sekolah dulu, ya." ucap Luna.

"Iya, kamu yang rajin belajarnya, inget kata Papa tadi." ucap Irwan.

"Iya, yaudah aku masuk dulu, bye Papa." Luna melambaikan tangannya.

Papa Luna pun melanjutkan perjalanannya, Luna pun masuk ke dalam sekolah. Baru saja ia melangkahkan kakinya menuju kedalam, kedua temannya berteriak memanggil dirinya.

"LUN!" ucap Keysha dan Nessa.

"Astaga," ucap Luna sambil mengelus dada.

"Lo berdua mau bikin gue jantungan?" Luna menatap tajam mereka.

Mereka berdua hanya menyengir, tidak ada rasa bersalah. "Yuk kita masuk." Nessa merangkul bahu Luna, berlari bersama Luna dan meninggalkan Keysha sendirian.

ALEXANDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang