HAPPY READING!
***
Hari mulai petang, sekarang Luna dan Alex pergi menuju rumah Luna. Karena nanti malam akan makan malam bersama dengan keluarga Alex. Setelah makan bersama tadi di basecamp, Luna dan Alex lalu bergegas pulang.
Luna di sepanjang jalan tak henti-hentinya tersenyum, memikirkan bagaimana nanti acara makan malamnya. Alex melirik dari kaca spion, sedari tadi ia perhatikan Luna sedang senyum-senyum sendiri. Mengapa Luna sedari tadi senyum-senyum sendiri?
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Alex dengan mengeraskan suaranya.
"Hah? Apa?" tanya Luna.
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" tanyanya, ulang.
"Hah? Seledrina?"
Alex hanya diam saat Luna tak nyambung saat menjawab pertanyaannya. Ia kembali melajukan motornya dengan kecepatan sedang, Alex melirik kembali Luna lewat kaca spion. Dan ya, Luna masih saja senyum-senyum sendiri.
Alex mencoba menanyakan kembali, semoga saja Luna menjawab pertanyaannya dengan benar. "Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?"
"Hah? Kamu ngomong apa sih?" Luna malah berbalik tanya kepada Alex.
Sudahlah, tak nyambung jika bertanya dijalan seperti ini. Jika dirinya bertanya kembali kepada Luna, sudah dipastikan bahwa Luna tak akan menjawabnya dengan benar.
Sekitar tiga puluh menit, mereka telah sampai dirumah Luna. Luna turun dari motor Alex dan menyerahkan helmnya kepada Alex. Alex menaruh helmnya diatas tangki motor, dan ia berjalan bersama Luna.
Luna memencet bel rumahnya, sudah beberapa kali dipencet namun tidak ada yang membukakan pintunya. Apakah tidak ada orang dirumah? Luna mencoba memencetnya sekali lagi, datanglah Mamanya dari arah belakang rumah.
"Kenapa gak masuk aja?" tanya Maretta.
"Tadi aku udah pencet belnya, tapi gak ada yang bukain." jawab Luna.
"Kan ada Papa sama Abang didalam." Maretta membukakan pintunya.
"Tapi gak ada yang bukain, Ma."
"Pasti mereka tidur."
"Mama dari mana sih?"
"Mama abis bersihin tanaman dibelakang rumah."
Luna dan Alex berjalan masuk, Maretta menuju kamar mandi untuk membersihkan tangannya karena kotor sebab sehabis membersihkan tanamannya. Luna menyuruh Alex untuk duduk menunggunya, karena ia akan membuatkan minuman terlebih dahulu.
Alex duduk sambil menunggu Luna, dan ia mengambil ponselnya. Tak lama datang Luna yang membawa nampan berisi jus mangga. Luna menaruhnya diatas meja dan menaiki tangga satu persatu. Datanglah Luna bersama kedua orang tuanya dan Abangnya, lalu Luna duduk disampingnya.
"Ma, Pa, Bang, kita diundang sama keluarganya Alex buat makan malam." ucap Luna.
"Benar itu, Alex?" tanya Irwan.
Alex mengangguk. "Iya, Om. Saya harap Om dan keluarga datang."
"Baiklah, saya dan keluarga akan datang nanti malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Alexander Megantara Seorang lelaki ketua Dragoners, pembuat onar, dan melanggar aturan sekolah. Tekad seorang Alex ialah, siapapun seseorang yang telah membuatnya jatuh cinta, tidak akan ia lepas. Alex tak percaya lagi denga...