"Bagai dikutuk oleh surgawi, Dewi Kemalangan akan terus mengikuti."
ps : jangan lupa nyalain multimedia di atas dan rasakan sensasinya menjelajah era goryeo hiyahiyahiya
Selamat membaca~
"Eonni..."
Gadis itu, duduk di bawah pohon dengan menyedihkan. Memeluk kedua lututnya, dengan wajah yang lesu seperti tidak makan tiga hari.
Panggilannya yang seperti orang kehilangan jiwa itu menarik perhatian wanita cantik yang sedang berlatih tarian pedang. Oh Seong So berhenti, menghela napas setelah menurunkan kedua pedangnya sembari menatap Son Je Ha yang seperti mayat hidup.
"Kau kenapa? Jangan seperti orang yang akan dihukum gantung seperti itu."
Gadis yang lebih muda hanya melengkungkan bibirnya ke bawah, tampak malas. "Eonni..."
"Apaaa? Apa kau begini karena Tuan Seon?"
Son Je Ha menggeleng, kemudian Seong So menghampirinya, duduk di sampingnya untuk melepas lelah. Menyimpan pedangnya di samping, itu pedang sungguhan. Bukan sekadar aksesori untuk menari.
"Eonni-ya..." sekali lagi, Je Ha memanggil.
"Iyaa, apa? Kau kenapa sih?" Seong So mendengus geli, lalu merapikan beberapa anak rambut Son Je Ha yang menutupi pandangan gadis itu.
"Itu... aku ingin bertanya sesuatu," suaranya masih lesu.
"Apa? Tanyakan saja."
Son Je Ha sepertinya tampak ragu, dari wajahnya - tunggu, ngomong-ngomong... lagi-lagi dia menggunakan arang di wajahnya - gadis itu terlihat enggan untuk bercerita.
Tapi... iya, Son Je Ha sedang galau. Gadis ceria yang seperti tak memiliki beban hidup itu kini tampak gelisah dan memikirkan suatu hal sepanjang malam. Untuk yang pertama kali dalam hidupnya.
"Eonni, jika kau terus kepikiran oleh seseorang tanpa alasan yang jelas... itu kenapa?" Tanyanya kemudian.
Oh Seong So sempat menaikkan sepasang alisnya, lalu dia menjawab, "kau jatuh cinta."
Son Je Ha terkejut, "eiyy!! Itu tidak mungkin! Kenapa eonni bisa menyimpulkannya semudah itu?!" Dia gugup tiba-tiba, dan bertingkah seperti orang bodoh.
Yang lebih tua mengernyit, "kau terus memikirkannya sepanjang hari, apalagi jika bukan cinta?"
"T-tapi..." Suara gadis itu mulai memelan, wajahnya tanpa sadar sudah memerah sejak tadi. Namun karena mukanya penuh coretan arang, Seong So tidak menyadari perubahan rona wajah Son Je Ha. "Itu... tidak mungkin."
Emh, ingat perbincangan Son Je Ha dan Hwang Je No di hutan saat berkuda?
Setelah Je Ha entah bagaimana bisa mengutarakan hal seperti itu... kalian pikir bagaimana tanggapan Sang Panglima Perang?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The Prolog
Historical FictionThe Prolog of J's Universe ❝Tentang cinta yang murni, keserakahan, hingga pertumpahan darah yang membawa petaka selama ratusan tahun.❞