"Melangkah maju atau mundur, kau akan tetap mati"
Selamat Membaca
"Maaf Jae tidak segera datang, Wang Jae harus—"
"Duduk di sini, nak."
Pria berpakaian hitam-hitam itu memandangi ibunya secara berkala, ada sedikit perasaan tidak nyaman di hatinya ketika sepasang obsidian itu bersua dengan Sang empunya. Mendekat ia pada Sang ibu yang tampak gelisah bahkan dari sebelum dirinya datang, kemudian menutup tirai.
"Kapan kau akan segera pulang kemari?"
Pangeran ke tujuh mengernyit, "apa?"
"Kau mau ibu mengulang pertanyaan?"
Wang Jae menggeleng cepat, "maksud Wang Jae... bukankah Jae sudah pernah mengatakan pada ibu sebelumnya?"
Ibunya memang sedikit mengkhawatirkan, Wang Jae tidak ingin dia ditebas dengan cambuk yang selalu dibawa oleh Sang pemimpin Gwanaksan tersebut karena membuatnya kesal.
"Dan bukankah ibu sudah pernah mengatakan padamu sebelumnya bahwa istana bukanlah tempat yang aman untukmu? Nak, kau mungkin memang putra dari Raja Goryeo, tapi kau berbeda dari saudara-saudaramu—"
"Mengapa? Apakah karena aku bukan keturunan murni kerajaan? Apakah karena aku adalah anak haram Raja?"
"WANG JAE!!"
Na Yoon berdiri dari duduknya, tatapannya menajam seiring dia menatap putra satu-satunya. Wanita itu tampak marah, dan ekspresinya sempat membuat Wang Jae terkejut.
Wajah yang lembut dan anggun itu telah memimpin kelompok paling ditakuti di Goryeo selama bertahun-tahun, bukanlah pilihan yang tepat bagi Wang Jae jika dia berdebat dengan wanita tangguh di depannya kini.
Pangeran ke tujuh langsung bungkam seribu bahasa, dia langsung menurunkan pandangan seolah sorot legam dari ibunya itu dapat menebas lehernya kala itu juga.
Na Yoon menghembuskan napas panjang sekali, kemudian kembali duduk ke sisi ranjangnya semula.
"Goryeo mulai dilanda kekacauan, ibu tidak ingin kau terlibat di dalamnya, dan ibu tidak ingin kau menjadi target mereka selanjutnya."
Wang Jae memandangi ibunya dengan sangsi, "target apa? Siapa?"
"Orang-orang yang berusaha merebut dan menghancurkan Goryeo," Na Yoon menyambarnya dengan lugas. "Menjauhlah segera dari istana, kau bahkan tidak bisa memercayai saudara-saudaramu sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The Prolog
أدب تاريخيThe Prolog of J's Universe ❝Tentang cinta yang murni, keserakahan, hingga pertumpahan darah yang membawa petaka selama ratusan tahun.❞