Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat Membaca
"Tuan Seon, benarkah Raja masih belum ditemukan?!"
"Kami semua sedang mencoba untuk mencari Yang Mulia," terang Jae Hyun, "bagaimana dengan Pangeran Baekje?
Panglima Perang yang terlihat panik semenjak kembali dari Baekje itu lantas menegakkan punggung dan menghembuskan napas panjangnya. "Semuanya baik-baik saja, Tuan Seon."
Tuan cendekiawan mengedikkan sepasang alisnya, "baguslah," gesturnya pun nampak lelah, dan Hwang Je No menyadari itu.
"Apakah Yang Mulia Raja tidak mengatakan apapun sebelumnya?"
Tuan Seon menggeleng, "beliau bahkan tidak mengatakan apapun kepada ayah, Yang Mulia... menghilang begitu saja bersama kudanya."
"Jika begitu aku akan pergi dan mencari Yang Mulia Raja!" Sang Panglima mengangguk kukuh.
"Ya, mohon bantuannya, Panglima Hwang. Para Pangeran dan juga Guan Yu pun sepertinya juga telah berpencar untuk mencari."
Hwang Je No yang baru saja ingin berbalik langsung terhenti, dia kembali memandang Seon Jae Hyun. "Guan Yu?"
"Ya."
"Ke arah manakah perginya Si Algojo itu?"
Ditatap seperti itu oleh Panglima Perang, Seon Jae Hyun sempat mengernyit sesaat. "Aku tidak melihatnya pergi, dia hanya sudah raib ketika kami semua dilanda kepanikan."
Diam sejenak, manik obsidian milik Sang Panglima tampak bergerak gelisah namun tegas. Terlihat seperti ia tengah merenungkan jawaban yang baru saja dilontarkan oleh Tuan pengajar kerajaan.
"Aku akan segera kembali, Tuan Seon," Hwang Je No nampak sedikit terburu, hingga kemudian Seon Jae Hyun sengaja menghentikan langkahnya.
"Panglima Hwang."
"Ya, Tuan Seon?"
"Aku akan pergi menemui Seon Je Ha, apakah kau... memiliki sesuatu untuk dikatakan kepadanya?"
Tatapan Tuan cendekiawan dalam dan penuh arti, pertanyaan itu pun mampu untuk mengubah seraut air muka di wajah tampan Sang Panglima hanya dalam sekejap. Pria dengan jubah kebangaannya itu tercenung sedikit, hingga sorot matanya sedikit melemah saat bersua dengan manik teduh Si tuan cendekiawan.