"Roh Bulan berkata... bahwa benar aku mencintaimu."
ps : play multimedianya, lagunya healing bgt
Selamat membaca~
"Bagaimana? Jika Putra Mahkota Wen setuju untuk mempererat delegasi dengan menikahi Yeo Kyung, Keluarga Kerajaan akan segera menyiapkan semuanya."
Pria itu duduk dengan tegak. Dia sedang menghadap jamuan mewah bersama dengan dua orang wanita. Perjamuan pribadi antara ia, Ratu Daemok, dan putri bungsu Kerajaan Goryeo.
Wen Fei Yu hanya tersenyum tipis ala kadarnya, "Putra Mahkota sangat berterima kasih kepada Yang Mulia Ratu karena telah mendukung delegasi Goryeo dengan Kekaisaran Song, tapi... sebelum kita membesarkan perihal ini, agaknya saya dengan Tuan Putri harus membicarakannya secara pribadi."
Sang Ratu tertawa kecil dengan anggun mendengar penuturan Sang Pangeran yang terdengar begitu halus nan sopan. "Aku tahu aku tahu, setelah ini kalian benar-benar harus membicarakannya berdua."
Yeo Kyung sama sekali tak turut dalam perbincangan itu sejak tadi, dia hanya duduk dengan anggun dan tersenyum tipis, sesekali mengangguk menanggapi kalimat ibunya.
Wen Fei Yu memerhatikan Si bungsu, gadis dengan kecantikan luar biasa yang telah menolak lamaran dari para pangeran di seluruh negeri.
Itu yang Fei Yu dengar, jadi... dia ragu jika Yeo Kyung akan menerima lamaran pernikahannya nanti.
Wen Fei Yu bukan pria pemilih, dia tidak terlalu memikirkan tentang cinta dan wanita. Jika ayahnya memerintahkannya untuk menikah, maka dia akan menikah. Entah dengan putri manapun yang ditunjuk Sang Kaisar.
Begitulah perbincangan itu berlanjut. Hanya bualan klise seorang Ratu yang mencoba membaik-baikkan sosok putri kesayangannya di depan Sang Pangeran, politik istana, hingga hal-hal tidak penting lainnya.
Dia berjalan keluar dari paviliun Ratu bersama dengan Yeo Kyung yang masih membungkam. Gadis dengan hanbok sutra berwarna lavender itu berjalan dengan sepasang tangan tertaut, tersembunyi di dalam lengan hanboknya.
Ketika keduanya sampai di koridor istana, langkah Yeo Kyung berhenti, membuat Wen Fei Yu mau tak mau ikut menghentikan langkahnya.
Gadis itu memutar tubuhnya sedikit, menghadap Sang Pangeran Mahkota. "Kita berpisah di sini, Yang Mulia."
"Kau..." Fei Yu menjeda sebentar, "tidak menginginkan pernikahan ini?"
Diam Yeo Kyung kemudian. Si bungsu itu tak menatap sepasang mata Wen Fei Yu yang tajam namun teduh, dia baru saja ingin berbalik dan pergi, namun beberapa saat setelahnya Sang tuan putri kemudian menghela dan menatap sepasang oniks tersebut.
"Entahlah, aku sendiri tidak tahu, Yang Mulia." Itu jawabannya.
"Kau sudah mencintai pria lain?" Kalimat tanpa pikir panjang itu meluncur begitu saja, berhasil membuat lawan bicaranya terhenyak, seperti terkena telak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The Prolog
Historical FictionThe Prolog of J's Universe ❝Tentang cinta yang murni, keserakahan, hingga pertumpahan darah yang membawa petaka selama ratusan tahun.❞