40. Tawanan Raja

24.8K 4K 4.4K
                                    

"Bahkan jika kau menangis darah, aku tidak akan pernah melepaskanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bahkan jika kau menangis darah, aku tidak akan pernah melepaskanmu."

Selamat Membaca

"Bandit Gwanaksan telah dibantai oleh kerajaan!"

"Akhirnya! Akhirnya! Desa kita sudah aman!"

"Hah! Tapi bukankah kelompok Gwanaksan selalu menolong desa kita saat kekurangan pangan?! Aku sering mendengar itu!"

"Bukankah itu hanya rumor yang dibuat-buat?! Mana mungkin mereka berbuat baik seperti itu!"

"Menyedihkan saat tahu jika mereka mencoba untuk menipu warga Goryeo! Menyedihkan!"

Songak digemparkan oleh kedatangan rombongan kerajaan yang baru saja kembali dari gunung Gwanak. Mereka berkerumunun untuk melihat Raja yang berada di barisan paling depan, memimpin jalan dari atas kudanya yang berwarna hitam. Sebilah pedang legenda Yin berada tepat di belakang punggungnya, sempat membuat beberapa warga desa merinding.

Di belakang Raja, terlihat seonggok mayat yang diikat di sebuah kayu dan dibawa oleh empat orang prajurit. Guan Yu dengan Zamrud Hijau di punggungnya menjaga dari belakang, menambah kesan mencekam yang membuat seluruh warga langsung mundur.

Jika biasanya rombongan kerajaan selalu disambut oleh sorak sorai warga desa ketika berhasil memberantas sarang bandit, namun saat ini semuanya sangat berbeda. Mereka semua terdiam, tidak tahu harus merasa senang atau marah, mereka hanya terkejut dan menahan suara di tenggorokan.

Ada yang percaya jika bandit Gwanksan adalah penyebab dari kekacauan Goryeo, ada yang percaya jika sebenarnya kelompok itulah yang selalu membantu rakyat kecil dari kelaparan secara diam-diam.

Dan sekarang kini mereka melihat bagaimana pemimpin Gwanaksan itu mati dengan sangat mengenaskan di tangan Raja mereka. Untuk pertama kalinya pula mereka melihat bagaimana rupa pemimpin bandit itu, seorang pria yang dirumorkan memiliki bekas luka codet di matanya, dan bekas luka yang ditinggalkan oleh Panglima Hwang Je No itu memang benar-benar ada di sana.

Tubuh mayat itu diikat pada sebuah tongkat kayu, dan kepalanya yang hampir putus membuat semua orang merinding.

~~~


"AKU INGIN MEMAKAMKAN JASAD WANG JIN!! MENYINGKIR KALIAN SEMUA!!"

"Maaf Hwangja-nim, sesuai perintah Raja kami tidak bisa membiarkan siapapun menyentuh jasad Pangeran Wang Jin."

"APA KALIAN SUDAH GILA?! BAGAIMANA MUNGKIN KALIAN TIDAK MEMAKAMKAN ANGGOTA KELUARGA KERAJAAN DENGAN LAYAK?! WANG JIN ADALAH PANGERAN TERTUA SETELAH WANG YEOL!!"

Perdebatan antara para pangeran dan prajurit kerajaan terlihat sangat menegangkan. Ini hari kedua Wang Hun dan Wang Han memaksa para prajurit yang menjaga kepala Wang Jin untuk dimakamkan di pemakaman istana, dan lagi-lagi semua berakhir seperti kemarin. Mereka tidak bisa menerobos begitu saja dan merebut kepala kakak mereka yang digantung tanpa belas kasihan. Apalagi Sang Raja masih belum kembali dari perburuannya, prajurit-prajurit itu semakin tak berani untuk melanggar.

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang