42. Pion-Pion Yang Patah

18.1K 3.7K 4.5K
                                        

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Selamat Membaca




"Lobak lobak, lobak segar! Tuan dan nyonya lihat-lihatlah dulu lobak segar yang baru dipanen ini!"

Pria dengan gwanbok sutra hijau itu memilih untuk menghampiri seorang pria tua di antara sekian banyak pedagang di pasar. Pria tua dengan pakaian lusuh dan topi bambu yang sedikit rusak di bagian ujung. Dia tidak memiliki sebuah tenda atau kedai untuk berdagang, hanya duduk di atas tanah beralaskan tikar seadanya.

Seon Jae Hyun berjalan menghampiri dengan gaya berjalannya yang khas. Wajah tampannya tersenyum seperti matahari yang di pagi hari yang cerah, dan kedatangannya itu membuat pria tua tersebut cukup terkejut.

"T-Tuan Seon! Tuanku, tuanku!" Katanya, buru-buru berdiri untuk memberikan salam penghormatan, namun Seon Jae Hyun menahannya dengan cepat.

"Tidak perlu melakukan itu," katanya lembut. "Aku ingin membeli lobak segar ini."

Meski Jae Hyun tidak tahu untuk apa dia membeli lobak.

Pria tua itu terlihat takjub, entah apa yang dipikirkannya, namun sejak tadi ia tak berhenti untuk memandangi Seon Jae Hyun.

"Anda benar-benar Tuanku Seon Jae Hyun."

Pengajar kerajaan mengedikkan sepasang alisnya, "hm?"

"Senang akhirnya melihat anda di sini, Tuanku. Apakah tuanku tidak mengingat saya?"

Pria itu sepertinya sudah tua, cara bicaranya agak terpatah dan gesturnya tertatih-tatih, Jae Hyun tidak tega, takut pria tua ini bisa jatuh kapan saja.

Namun kalimat pria penjual lobak ini membuatnya sedikit kebingungan. Dia tidak mengerti.

Menyadari kebingungan di wajah Sang Pengajar kerajaan, paman penjual lobak itu kembali berbicara. "Saya memaklumi jika anda tidak ingat, namun bertahun-tahun yang lalu, anda telah menyelamatkan nyawa saya, Tuan Seon."

Seon Jae Hyun agak terkejut, namun dia memilih untuk diam dan mendengarkan.

"Sebelum mendapatkan kecacatan pada kaki kanan saya, saya adalah prajurit kerajaan yang pernah pergi ke medan perang bersama dahulu. Saya hampir mati, dan andalah yang menyelamatkan nyawa saya, tuanku."

Ah, saat ia terjun ke medan perang ya. Pasti yang dimaksud oleh paman penjual ini adalah perang di Xianbei. Itu adalah kali pertamanya dia diutus ke medan pertempuran bersama Raja, Hwang Je No, dan 3 pangeran lain.

"Terima kasih banyak karena sudah menyelamatkan nyawa saya, tuanku," pria tau itu membungkuk beberapa kali, "saya sangat ketakutan saat mengetahui anda terluka karena saya waktu itu, dan... dan saat itu anda—"

"Tuan Seon."

Seon Jae Hyun menoleh ke belakang ketika seseorang memanggil namanya— tak terlalu keras, namun menyita perhatian kedua orang yang sedang berbincang barusan.

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang