Marahan Lagi

3.1K 135 7
                                    

Vote dulu guys!😈

Devan dan Andriana kembali ke kamar inap Wina, saat itu pula Wina telah siuman dan berusaha bangun dari berbaringnya, ingin menyapa sang mertua. Andriana hampir saja melarangnya, tetapi Devan lebih cekatan dan melarang Wina untuk bangun.

Andriana dengan sisa keangkuhannya, diam menatap menantunya yang masih tersenyum dengan wajah pucatnya.

"Apakabar Mom?" Wina bertanya dengan nada biasa yang dipaksakan.

Andriana mendekat dan duduk di sisi ranjang, Wina masih berusaha bangun, tetapi kini Andriana yang melarang.

"Tiduran aja!"

Nadanya ketus, namun Wina terbiasa dengan itu. Devan menghela nafas, Mommynya meski sudah menerima Wina masih saja gengsian.

"Makasih Mom, maaf yah Mom. Karena Wina, Mommy sama Devan gak jadi ketemuan."

Andriana mencebikkan bibir kesal, "iya gara-gara kamu. Makanya jaga kesehatan, jangan sakit. Jangan buat Devan susah terus, dia udah tua, gak selamanya dia bisa bawa kamu kalo lagi sakit, latian jaga diri sendiri dong."

Devan dan Wina melongo, ini maksudnya gimana? Andriana sedang simpati atau ingin ngatain anaknya yang udah berumur?

Wina kemudian tersenyum, sebenarnya ingin tertawa tetapi tak berani. Wajah Devan sudah sepet abis, ditambah Andriana yang masih memasang wajah judes.

"Em...baik Mom, Wina akan berusaha jaga diri biar gak nyusain Devan terus."

"Baguslah!"

Wina tersenyum lagi, kemudian mendengarkan Andriana kembali menceramahi sepasang suami istri tersebut.

"By the way, di rumah kalian gak ada pembantu apa?"

Wina menggeleng, hal itu membuat Andriana melotot tak suka.

"Kamu apa-apaan sih? Terus kamu ngerjain semuanya sendiri?"

Wina menggeleng polos, "Devan bantuin juga, kita bagi-bagi tugas."

Andriana dibuat pusing dengan fakta tersebut, Devan juga terlihat kehabisan kata.

"Aduh kalian berdua ini apa-apaan sih? Apa beratnya nyewa satu pembantu buat bantuin keseharian kalian? Terus kalau kalian ada urusan bersamaan, siapa yang jaga cucu Mommy?"

"Aunty Vanessa..."

"What?!"

Wina dan Devan kaget dengan jeritan itu, mereka saling pandang tak mengerti.

"Kalian ini bisa-bisanya ngerepoting orang. Pokoknya mulai sekarang Mommy bakal siapin satu pembantu buat bantuin keseharian kalian. Kalian gak berhak nolak, ini keputusan final!"

Akhirnya pasangan yang habis diceramahi itu hanya bisa setuju.

••• VOTE •••

Siang yang cerah, Wina dan Andriana berjalan-jalan di sekitar bangsal rawat inap VIP yang tentu lebih baik dari yang lain.

Devan pergi ke perusahaan setelah beberapa hari kerja di ruang rawat istrinya.

"Gimana kabar janinnya?" tanya Andriana memecah keheningan.

Wina yang masih canggung, tersenyum dan menjawab sebaik mungkin.

"Alhamdulillah baik Mommy, katanya janinnya lebih sehat dari ibunya."

Andriana merespon seadanya, kemudian mereka jalan-jalan dan hendak menuju taman ketika itu mereka melewati tangga, karena liftnya penuh.

Lagi pula mereka ada di lantai dua ke lantai  pertama tidak memerlukan lift. Wina mencoba mencairkan suasana, Andriana terlihat kaku karena tidak terbiasa bicara dengannya.

Namun di pertemahan tangga, kaki Wina keseleo dan oleng. Andriana mencoba menahannya tetapi ia terlambat dan....

Gedubruk!

"Wina!"

"Akh!"

"Mom!"

Mohon maaf untuk selanjutnya cerita ini hanya bisa dibaca di buku cetak, silahkan bisa dipesan di  e-book, linknya menyusul ya gaes.

Vote guys!⭐

Bentar lagi ending, sekitar dua part lagi. Apresiasi dari pembaca adalah semangat bagi penulis. Jadi bintang kalian adalah tiket agar part selanjutnya cepat dipost. Anyong🤗❤

Juga untuk pengganti cerita ini, temen-temen bisa berkunjung ke novel saya yang baru dipost

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juga untuk pengganti cerita ini, temen-temen bisa berkunjung ke novel saya yang baru dipost. STRONG WIFE, di Fizzo lengkapnya.

Ceritanya gak jauh-jauh dari kisah perjodohan dengan genre yang sama Romance Islami. Ringkasannya? Langsung aja ke prolog❤

Bukan Sugar Daddy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang