Ini part ending, saya harap anda sekalian berkenan menuangkan pikiran tentang cerita ini melalui komentar. Namun, jangan komentar jahad yes😆
Kritik saran yang membangun, saya buka lebar-lebar. Kalau ada kekurangan dalam cerita ini, anda bisa memberitahu saya. Untuk typo, kita tunggu waktu yang tepat untuk revisi.
Happy reading!💕
•••
"Qiara Delano Tommason"
Wina tersenyum mendengar nama unik itu, ia melihat setelah putri mereka lahir Devan sibuk mencari nama di internet.
"Aku bingung banget milih namanya, kamu setuju kan? Qiara itu artinya pejuang, sementara Delano Tommason itu dari namaku dan nama keluarga kita. Gimana Nyonya Tommason?" tanya Devan mesra.
Wina terkekeh, kemudian mengangguk.
"Sebenarnya gak nyambung sih, tapi ya udah. Artinya keren kok!"
Jawab Wina membuat Devan kembali ragu dan mulai mencari nama lain, tetapi Wina mencegahnya.
"Udah yah...aku udah setuju, nama Qiara itu manis juga. Nanti dipanggilnya Qia," ucap Wina membuat Devan mengangguk mantap.
Kemudian Devan kembali memeluk istrinya, sudah sejak ia bangun dari pingsan suaminya itu macam koala yang selalu memeluknya sebagai pohon.
"Udah dong Dev, masa kamu peluk aku terus! Aku mau liat anak kita juga," ia agak kesal.
Devan melepas pelukannya dan menatap istrinya sedih, membuat Wina heran. Ini pertama kalinya ia melihat ekspresi suaminya yang sangat kekanakan. Kemudian ia menangkup wajah Devan dan bertanya.
"Wajah kamu jelek kalo kayak gini, ada apa?" tanyanya masih dengan nada lemah karena masih lemas.
Devan menghela nafas, "aku takut banget pas kamu pingsan tadi, aku takut...kamu..." ucapannya putus-putus dengan mata yang memerah hampir menangis.
Flashback On
Wina mulai mules ketika ia sedang duduk di ruang tamu menemani Gavin belajar. Gavin langdung panik dan memanggil Miss Milly, akhirnya Wina dibawa ke rumah sakit diantar oleh Aminah.
Miss Milly menghubungi Daniel Sekretaris II, kemudian Devan langsung membatalkan rapat dengan panik.
Semua orang bingung dan Daniel menjelaskan bahwa Nyonya Tommason tengah melahirkan. Devan langsung berlari menuju lantai dasar menggunakan lift, diikuti Daniel di belakangnya.
Namun ketika sampai parkiran, Daniel bingung karena bosnya justru duduk di kursi kemudi dan menyuruhnya duduk di samping kemudi. Daniel shock, tentu saja karena ini langka bahwa Devan belum pernah menyetir dengan dia sebagai penumpang.
Devan tak perduli, pikirannya sekarang adalah Wina bisa melahirkan dengan selamat dan ia harus menemani perjuangan istri tercintanya.
Sampai di rumah sakit, ia langsung menyerahkan kunci mobil pada Daniel dan menyuruh Daniel kembali ke kantor mewakilinya dalam beberaa rapat lain. Daniel belum sempat bicara ketika Devan sudah ngacir dengan setelan jas yang sudah agak lecek.
Sampai di loby beberapa orang dan perawat mengaguminya membuat Devan tak sabar karena respon lambat resepsionis.
"Dimana ruang bersalin?!" tanyanya agak kencang.
Resepsionis itu kemudian tersadar dan langsung menunjukan arahnya.
Di depan ruang bersalin, Miss Milly dan Gavin duduk khawatir di bangku tunggu. Devan langsung menghampiri mereka kmeudian meminta izin agar ia menenani Wina yang tengah berjuang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sugar Daddy (END)
RomanceDosen >< Mahasiswi Wina tidak cantik itu fakta. Ketidak cocokannya dengan seorang Devan membuat semua orang menyalahkan Wina karena berhasil menggaet hati duda tampan dengan profesi ganda sebagai dosen dan pengusaha itu. Bahkan Devan sendiri tak per...