-

2.5K 476 184
                                    

Happy reading 

Felix mengurung kan niat nya untuk menghampiri Hyunjin. ia memilih opsi kembali ke tempat duduk dan menutup pintu mobil.

Tubuhnya bergetar ketakutan dengan tangan yang sibuk mencari ponsel dan segera menghubungi Hyunjin, untung nya mereka sempat bertukar nomor.

Hyunjin merogoh sakunya ketika mendengar bunyi dering ponsel nya dan nama Felix tertera di layar. Ia mengernyit heran,

Kenapa Felix menghubungi nya?

Ia menutup kap sehingga dapat melihat Felix yang tengah duduk di dalam lewat kaca mobil. Tubuh pria itu terlihat bergetar, mulutnya terbuka seperti mencoba untuk mengatakan suatu hal kepadanya.

Hembusan Angin langsung menerpa wajahnya. Hyunjin mengusap tengkuk nya.

'cepat masuk!'

Itu adalah kata yang Hyunjin tangkap dari mulut Felix, tanpa berfikir dua kali Hyunjin langsung melangkahkan kakinya kembali ke dalam mobil dan menguncinya dari dalam.

"Ada apa?" Tanya Hyunjin.

Felix menutup wajahnya dengan kedua tangannya, terlihat sangat ketakutan.

"It-itu," dengan jari yang gemetar Felix menunjuk ke arah depan.

"Ada pria tua yang sedang mengajak mu berbicara tadi." lanjutnya.

Mata Hyunjin mengikut setiap gerakan tangan milik Felix dan jari itu menunjuk sesuatu yang berada di depan mobil.

Hyunjin bersumpah ia tak melihat apapun di depan sana selain kegelapan.

Hyunjin jelas Bingung, apa Felix tengah bergurau? Kalau ia maka itu sangat tak lucu dan tidak tepat waktu.

"Aku hanya sendiri dan tak melihat apapun, Lee. Jangan bercanda." Hyunjin berujar sembari menarik tangan Felix yang sedang mengatup di wajahnya.

Hyunjin tetap menarik paksa walaupun Felix meronta-ronta, ia ingin menunjukkan jika tak ada apa-apa di depan sana.

"Lihat! Tak ada apa-apa, jangan membual." Hyunjin menggelengkan kepalanya melihat tingkah aneh Felix.

Saat berada di depan kap mobil Hyunjin hanya sendiri disana, ditengah kegelapan itu hanya ada pelita dari headlamp yang menemaninya tak ada siapapun selain dia di situ.

Felix melihat ke depan dengan takut-takut, berharap agar sosok tersebut menghilang namun itu semua hanya angan sebab sosok tersebut masih berada di depan.

Masih tetap menjulur seperti tadi, bahkan kali ini lebih menyeramkan dari sebelumnya.

Lidah nya panjang, sangat panjang  bahkan sampai jatuh diatas aspal. Dari matanya keluar banyak sekali hewan hewan kecil seolah-olah mata pria itu adalah sarangnya. tangan pria itu terlihat jatuh karena hampir putus.

"ARGHH... HYUNJIN!" Felix berteriak kesetanan memanggil nama pria yang ada di sampingnya, tangan nya sudah mencengkeram lengan dan kemeja milik Hyunjin dengan kuat.

"Hei Felix!" Hyunjin jelas panik saat melihat Felix menangis dengan sangat kencang dengan nafas yang memburu, tubuh pria mungil ini tak berhenti bergetar hebat sembari memeluk lengan nya erat.

"jangan menangis, tarik nafas mu perlahan!" perintah Hyunjin namun Felix mengabaikan nya dan tetap menangis ketakutan.

dengan terpaksa Hyunjin memeluk tubuh Felix berharap pria itu akan terdiam, bibirnya juga membisikkan kata-kata penenang. Seperti dugaan nya Felix kini lebih tenang walau nafas nya masih memburu.

Hyunjin kemudian membawa tubuh Felix menyender, matanya masih terpejam kuat.

Felix memberanikan diri untuk mengintip lewat celah matanya yang sedikit terbuka. ia melebarkan manik nya ketika tidak melihat sosok tersebut lagi alias disana tak ada apa-apa selain jalan yang gelap.

"su-sudah pergi." cicit nya,

"Hyunjin, ini menyeramkan hiks..." Mata yang kentara sembab itu menatap Hyunjin putus asa.

"Kalau kau takut mereka akan makin menjadi, setelah itu mereka akan menguasai jiwa mu. Tamat lah riwayat mu." Hyunjin menjawab dengan apa ada nya.

Hwang yang satu memang tidak bisa melihat situasi dan kondisi, bukan nya melontarkan sesuatu yang membuat Felix tenang pria itu malah mengatakan hal yang membuat Felix makin merasa kelewat tak nyaman.

Felix memekik, Hyunjin makin membuatnya ketakutan sebab berujar demikian. Pria ini tak normal dan Felix harus membiasakan diri, batin Felix berang.

"jangan menangis, kau jelek sekali saat menangis." jawab Hyunjin cuek.

"kau benar-benar tidak membantu!" Felix mengusap air matanya kasar.

"hei, kenapa marah? aku hanya memberi tahu." jawab Hyunjin tak mau kalah. yah, setidaknya karena kekesalan dari pria yang ada di sebelah nya ini keadaan agak sedikit mencair.

"diamlah!" 

Hyunjin memilih untuk mengabaikan Felix, ia kini kembali  mencoba untuk menghidupkan mobil. Ayolah, ini adalah mobil termahal dan terpayah yang pernah Hyunjin kendarai.

di luar dugaan mesin mobil langsung hidup ketika Hyunjin melakukan starter.

"syukurlah... Hyunjin cepat jalan." titah Felix. Hyunjin langsung saja menjalankan mobil dengan kecepatan penuh meninggalkan tempat tadi.

Hyunjin yakin kenapa mobil ini tadi mendadak mati, pasti itu  'sambutan' dari penunggu tempat ini. Ia tak tau itu sambutan baik atau buruk, namun Hyunjin menetapkan keputusan jika itu merupakan sambutan buruk.

Hyunjin mengalihkan pandangan nya ke arah jam digital yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Ini sedikit janggal, karena terkaan Hyunjin seharusnya mereka sampai disana pukul enam sore dan maksimal pukul tujuh malam itupun sudah karena mogok yang sebelum-sebelum nya.

Hyujin menyipitkan manik nya ketika memandang jalan terang di depan, maksudnya Hyunjin hanya berkedip sekali dan seketika jalan di depan sudah berbeda dengan yang mereka lewati tadi.

Hyunjin menatap Felix yang tengah memejamkan matanya, entah anak itu tidur atau sengaja menutup matanya sebab takut melihat 'sesuatu' kembali.

"Jalan di depan ada lampu." ucap Hyunjin yang mana membuat Felix detik itu juga membuka manik nya.

"jangan bertanya karena aku benar-benar tidak tahu." ujar nya seperti tau akan apa yang Felix pikirkan. Felix baru saja hendak bertanya namun ia urungkan karena mendengar ucapan Hyunjin yang tak bersahabat, ia lebih memilih mengatupkan bibirnya.

Hyunjin sudah agak curiga ketika melewati jalan yang gelap tanpa penerangan ini karena seingat nya jalan ini seperti jalan pada umumnya yang memiliki lampu penerangan.

Hyunjin mengernyit tak mengerti, Disini ada beberapa kendaraan yang lalu lalang, ia kemudian melihat ke arah spion mobil. Kalian pasti tidak percaya dengan apa yang Hyunjin liat,

Jalan di belakang yang baru saja ia lewati itu ternyata sangat berbeda dengan jalan yang ia liat Sekarang lewat spion.

Kemana perginya jalan gelap tadi? Di belakang hanya ada jalan normal yang memiliki lampu di setiap jalan nya.

Apa mungkin tadi mereka terjebak di dunia orang halus?

Hyunjin dan Felix kini saling bertatapan satu sama lain ketika menyadari suatu kejanggalan, namun keduanya memilih untuk diam seolah semuanya baik-baik saja.

TBC

haiii... aku mau ngucapin makasih banget buat yang udah baca dari chap awal sampe chapter ini 😭

Mo nanya ini serem gasi?

dan aku mau ngucapin maaf, kalo moment Hyunlix nya dikit banget.



[1] Ganggu ✔︎ Hyunlix [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang