Happy readingMatahari baru terbit, penghuni rumah sudah terbangun lebih awal dan disibukkan dengan kegiatan nya masing-masing atau lebih tepatnya hanya Felix lah yang terlihat benar-benar sibuk. Si manis itu tengah kerepotan memasak dengan Yeonjin yang berada di gendongan nya dengan baby carrier, daehyun tengah tertidur di atas meja makan dengan tangan yang terlungkup sedangkan Hyunjin hanya duduk berdiam diri menatap Felix tanpa melakukan sesuatu yang berarti.
mau membantu Felix pun rasanya tak ingin, yang benar saja ia menggendong anak kecil, tapi kalau dilihat-lihat Felix kasihan juga apalagi ia sudah menumpang dan diberi makan gratis, Ia juga lah manusia pada dasar nya yang masih tau diri.
Si jangkung menarik nafas dalam-dalam, menarik nafas bak orang yang kelebihan beban hidup sebelum berjalan menghampiri Felix.
"sini biar aku saja yang menggendong." ujar Hyunjin dengan nada malas andalan nya. Terlihat rada tidak ikhlas dan terpaksa, walau begitu Felix membalas nya dengan senyum terbaik.
"kau bisa?" tanya Felix. Sebenarnya ia agak takut jika Hyunjin melakukan nya, takut pria itu salah-salah saat menggendong akan lalu menyakiti bayi nya, itu terdengar sangat mengerikan melebihi apapun.
"sudah terbiasa."
Felix tak tau saja jika Hyunjin sering menggendong Yeonjin ketika pria itu berkali-kali pingsan, seharusnya jangan diragukan lagi kemampuan seorang Hwang Hyunjin.
"terima kasih ya."
Hyunjin bergumam lalu kembali menuju kursi meja makan untuk duduk. Bayi di gendongan nya kini tengah menyentuh wajah Hyunjin menggunakan tangan gembul nya sembari berceloteh ria tak jelas.
Hyunjin tidak tau ternyata bayi se-berisik ini, seharusnya itu membuat nya kesal tapi tak masalah karena Yeonjin terlampau menggemaskan jadi Hyunjin memaafkan itu bahkan ia kini terlihat meladeni celotehan bayi itu sembari tertawa pelan, perlu digaris bawahi hanya tertawa pelan.
Daehyun bahkan sampai membuka matanya ketika mendengar kekehan asing yang tak pernah ia dengar sekalipun dari paman di depan nya.
Andai Felix melihatnya, pria manis itu pasti akan tercengang dan sulit untuk percaya dengan apa yang ia temukan, sayang nya ia terlalu sibuk dengan menu sarapan yang ia buat.
Mereka kini tengah duduk di meja makan, Hyunjin dan Daehyun makan dengan hikmat dan tenang terkecuali Felix. Pemuda manis itu hanya duduk menyibukkan diri dengan Yeonjin yang berada dalam dekapan nya dan memutuskan untuk makan paling terakhir. Untung nya Daehyun bisa makan sendiri dan tak perlu disuapi.
"Kenapa tidak makan?" pertanyaan yang sedari tadi Hyunjin tahan akhirnya keluar juga dari belah bibir tebal si jangkung.
"Tak apa, aku makan nanti saja." Jawab Felix, tatapan nya masih terfokuskan pada baby Yeonjin yang tengah merengek. Anak ini dari tadi tak bisa berhenti diam selepas dari gendongan Hyunjin.
"Kenapa tidak makan?" ia mengulangi pertanyaan nya sekali lagi sebab Itu bukan lah jawaban yang hyunjin ingin dengar dari Felix.
"Yeonjin sepertinya tak mengizinkan ku untuk makan karena ia tak suka diabaikan." Felix terkekeh pelan mendengar jawaban yang ia lontarkan.
Bibir itu melengkung ke atas dengan indah, bibir itu selalu menampilkan senyum manis yang ia patri ketika berbicara dengan Hyunjin. Senyum tulus yang tanpa sadar membuat Hyunjin terpaksa sedikit berharap lebih,
padahal ia tau jika Felix selalu menebarkan senyum kepada semua orang, bukan hanya ia seorang.
Apa hanya ia yang jatuh hati disini?
Ya, hyunjin sudah mengakuinya. semalaman ia memutuskan untuk tidak tidur dan memikirkan Felix. Memikirkan semua yang ia rasakan pada pria manis itu sampai kepalanya benar-benar ingin pecah, namun kini ia mengerti akan perasaan nya sendiri, dan menyimpulkan bahwa ia menyukai Felix.
Tak ada alasan untuk tidak jatuh hati pada pria manis berambut blonde yang memiliki freckles mengagumkan itu,
Hyunjin tak menemukan alasan spesifik apapun walau sudah mati-matian mencarinya.
Intinya percuma ia berfikir semalaman kalau ujung-ujungnya ia tak dapat menemukan alasan itu.
Namun sekali lagi, Hyunjin menyadari bahwa hanya dia yang merasakan perasaan ini. Ah, sialan. Ia teramat benci pada Felix.
"Sini aku suapi, kita tak punya waktu banyak karena Nenek akan segera datang sebentar lagi." ujar nya. Ia kemudian bergerak mengambil satu mangkuk nasi beserta lauk untuk Felix.
Felix mengeryit heran, Hyunjin menawarkan ini pada nya, Apa pria itu tengah bergurau? Ini terdengar sangat mustahil bagi Felix.
"Cepat buka mulut mu, tangan ku sudah sakit." Hyunjin berujar dengan nada tak bersahabat nya ketika Felix tak kunjung membuka mulut.
"eh, iya maaf." ucap Felix. ia langsung saja membuka mulut nya dan memakan nasi pemberian Hyunjin dengan lahap, kalau begini entah kenapa Felix terlihat sangat menggemaskan seperti anak kecil membuat Hyunjin terbingung, bagaimana bisa pria kecil ini benar-benar sudah memiliki dua anak.
Ganggu
Hyunjin kini tengah menyebarkan beberapa kayu manis di beberapa sudut rumah yang ia curigai menjadi tempat makhluk itu bersarang. Nenek itu bilang kayu manis ini bisa digunakan sebagai 'pembersih'.
Rumah megah milik Felix ini terlihat benar-benar gelap saat siang hari, semua lampu disini sangat redup, menambah kesan menyeramkan yang menyelimuti rumah ini walau begitu Hyunjin sama Sekali tak gentar sedikitpun.
Hyunjin beralih ke sebuah meja kayu dengan bubuhan ukiran yang memanjakan mata, namun bukan itu fokus utama nya. Hyunjin menyentuh sebuah bingkai, disana terdapat foto sebuah keluarga kecil yang terlihat bahagia.
Felix, Daehyun dan orang asing.
"ah, jadi ini suami mu?" Hyunjin bergumam dengan nada yang terbilang cukup sinis dan kini menunjuk seseorang disebelah Felix.
"Cih, Aku lebih keren dari pada pria itu." Ia berujar dengan sangat amat percaya diri sembari menyugar rambutnya kebelakang, terbilang cukup sombong. Hyunjin sebenarnya hanya berusaha untuk menyenangkan diri sendiri.
Setelah selesai berkutat dengan kayu manis nya Hyunjin memutuskan untuk secepat mungkin kembali ke ruang tamu, ia merasa khawatir sebab tak mendengar suara celotehan dari Daehyun maupun Felix.
Syukurnya saat sampai di ruang tamu ia melihat Felix dan Daeyun tengah duduk dengan tenang di pangkuan Felix sembari menonton televisi sedangkan Yeonjin terlelap di sofa sebelah Felix.
"Sebentar lagi nenek itu datang." ujar Hyunjin memecah keheningan, ia berjalan menghampiri kedua nya dan mendudukkan diri dengan nyaman di sofa tepat sebelah Daehyun.
"Baiklah, Hyunjin." setelah itu keheningan lantas menguasai kedua nya selama beberapa menit sebelum akhirnya felix berinisiatif mengeluarkan pertanyaan basa-basi guna melenyapkan kecanggungan diantara mereka.
"Omong-omong tadi kau sangat ribut di lantai atas, sedang melakukan apa memang nya?" tanya Felix.
Hyunjin mengangkat sebelah alisnya, ia sedikit tak mengerti dengan apa yang Felix ucapkan. Oke, ada hal yang salah disini.
"Aku hanya berada di lantai dasar, tidak naik ke lantai dua sama sekali." jawab Hyunjin.
TBC
Menurut kalian perasaan Hyunjin bakalan terbalas ga si?
Kritik dan saran sangat di nanti, silahkan mampir ke secreto ak, timaacii
Selamat malam...
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Ganggu ✔︎ Hyunlix [TERBIT]
Horrorft Hanlix/jilix [Selesai] Hyunjin si pembunuh bayaran yang tak pernah menyangka akan terlibat dalam masalah menakutkan seorang pria manis bernama han felix. 황현진 x 이필릭스 황필 bxb! M-preg! Hyunlix Dom! Hyunjin Sub! Felix (cerita hanya fiksi!) 060820-250...