Bayi dalam gendongan Hyunjin sudah tertidur pulas, langsung saja ia menidurkan bayi itu di sebelah Felix.
Bagus, Hyunjin sekarang malah terjebak di dalam kamar ini karena sedari tadi ia mendengar suara derap langkah kaki berlari-lari didepan kamar.
Ia masih tak tau bahwa itu suara nyata atau hanya imajinasi nya saja yang muncul karna ia merasakan takut.
Hyunjin menggelengkan kepalanya mencoba menghalau segala pikiran buruk nya kemudian melemparkan tatapan nya kearah Felix.
Hyunjin tidak tahu bagaimana keadaan Felix sekarang secara spesifik, namun yang Hyunjin tau adalah Felix masih bernafas, artinya pria itu masih hidup.
Daehyun duduk di kursi sofa berbahan kain beludru berwarna merah darah yang berada di tepian kasur ibunya. Anak itu terlihat linglung sembari memeluk boneka beruang nya erat, ia berusaha memahami situasi yang terjadi.
Hyunjin rasa anak itu masih shock Melihat keadaan Felix yang bajunya sedikit berlumuran darah.
Akhirnya Hyunjin memutuskan untuk mengganti pakaian Felix dan membersihkan luka itu dengan seadanya.
Walaupun pekerjaannya membunuh begini, Hyunjin sebenarnya masih memiliki hati karna ia juga hanyalah manusia biasa. pekerjaan yang menuntutnya melakukan hal itu. Lagian ia hanya membunuh orang jahat yang memang pantas untuk mati dari pada membiarkan mereka hidup hanya
Masker hitam yang menempel di wajah nya ia lepas lalu ia taruh kedalam saku celananya.
Hyunjin berjalan menuju lemari besar berisi pakaian kemudian mencari baju yang sekiranya cocok untuk Felix kenakan.
"pa-paman.. itu lemari papa kalau lemari mama disebelahnya." Cicit Daehyun memberitahu yang untungnya masih bisa Hyunjin dengar.
Pantas saja banyak sekali kemeja kantoran dan jas mahal yang tersampir di sana.
Hyunjin mengabaikan Daehyun lalu bergeser kesebelah lemari pakaian milik Felix kemudian mengambil kemeja berwarna soft blue.
Hyunjin dengan ragu melepaskan pakaian yang Felix kenakan dan itu membuat kulit mulus Felix terpampang jelas di depan wajahnya, Hyunjin memakaikan pakaian itu guna membalut tubuh Felix.
Ia mendengar banyak suara langkah kaki berlari-lari didepan pintu kamar, rasa penasaran seketika membuncah dengan sangat terpaksa ia mendekati pintu kemudian mengintip dari celah kecil yang berada di bawah pintu.
Ada kaki pucat yang berdiri tepat di depan pintu, itu kaki sosok tadi kemudian di belakang sosok itu terdapat banyak kaki-kaki yang berseliweran kesana kemari.
Hyunjin dalam hati bertanya-tanya Sebenarnya seberapa banyak sosok yang mengikuti Felix?
"Paman! Mama bangun." Ucap Daehyun.
Lamunannya seketika Buyar, ia segera berjalan mendekati ranjang dan melihat Felix tengah mengerjapkan manik nya.
Baguslah Felix sudah sadar, batin Hyunjin.
Hyunjin sudah akan mengeluarkan suara pada Felix sebelum mendengar suara ketukan dari arah pintu.
Semua yang bernafas disana sontak terdiam, Daehyun sudah berada di pelukannya Felix bersama bayinya sedangkan Hyunjin mundur beberapa langkah kearah ranjang Felix.
Semuanya sibuk mencerna keadaan di luar nalar ini, Bukan nya menghilang suara itu kini malah makin kencang. yang benar saja dirumah ini Hyunjin yakin hanya ada Felix dan anaknya.
Ketukan yang tadi nya melambat kini semakin lama semakin cepat, Untungnya hal itu hanya bertahan beberapa menit.
Hyunjin menghela nafas lega.
"Kenapa mereka juga menggangu ku?" Setelah sekian lama akhirnya Felix membuka suaranya.
Hyunjin hanya diam tak menjawab, memangnya dia tau apa?
"Bisakah kau membantuku, tuan?" Lanjutnya. Hyunjin bisa mendengar nada putus asa disana.
Ia menaikkan satu alisnya, apa yang pria ini katakan? Apa ia sudah gila dengan memintanya bantuan kepada nya?
Memangnya ia 'orang pintar'.
"Harusnya kau bersyukur karena aku tidak membunuh mu, jangan mengatakan hal tidak masuk akal." Ucap Hyunjin.
Nada dingin yang Hyunjin berikan membuat Felix diam seribu bahasa. Benar, Felix sudah mengatakan hal yang tak masuk akal.
Dua jam telah berlalu, Felix menyenderkan tubuhnya di ujung kasur dengan jiwa yang masih terjaga sementara Hyunjin menidurkan dirinya diatas sofa sembari menutup matanya menggunakan lengan kokohnya.
Felix sebenarnya ingin sekali mengajak Hyunjin berbicara supaya ia dapat menghilangkan suasana mencekam dari ruangan ini, namun ia tak berani pada Hyunjin, akhirnya setelah bermenit-menit berkutat dengan pikirannya Felix memberanikan diri untuk mengeluarkan suara.
"Emm... Tuan aku tau wajah mu, apakah kamu tidak takut aku akan melaporkan mu kepada pihak polisi?" Keheningan seketika terpecahkan oleh suara Felix.
Felix tak mendapatkan jawaban dari Hyunjin, apakah pria itu sudah tidur? Haruskah Felix membangunkan nya?
"Kau tak akan melaporkan nya, tapi jika itu terjadi akan ku pastikan nyawa mu melayang sebelum kau pergi melapor." Jawab Hyunjin.
Felix rasa basa-basinya kepada Hyunjin cukup bodoh.
Bagus, sekarang bukan hanya hantu saja yang Felix takutkan namun pembunuh bayaran di depannya ini juga membuat Felix takut.
Malam itu mereka terjebak di dalam kamar milik Felix bersama kedua anaknya, baik Felix dan Hyunjin tidak ada yang berani keluar sampai fajar menampakkan dirinya dan saat pagi tiba Hyunjin langsung saja pergi dari kediaman itu meninggalkan Felix berserta anaknya.
Mungkin rumah mu berhantu. Lakukan lah ritual pengusiran setan.
Itu adalah Kata-kata terakhir yang Hyunjin ucapkan sebelum pergi dari rumah Felix. Padahal Felix tau jika bukan rumah nya yang berhantu tapi ia yang di ikuti.
Ia mengurut pelipisnya pelan sebab rasa pusing kini mendera kepalanya, kepalanya terasa pecah memikirkan semua ini.
Ganggu
Hyunjin menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi, kantong matanya yang tebal serta bibir yang pucat membuatnya meringis melihat keadaan dirinya sendiri.
Ini semua karena Felix, arwah itu ternyata juga ikut pulang bersamanya dan mulai menggangu semua kegiatan yang Hyunjin lakukan.
Bukan hanya batin nya saja yang diganggu namun arwah itu juga kadang menganggu nya dengan serangan fisik.
Belum lagi setiap malam arwah itu samar-samar selalu menampakkan dirinya dihadapan Hyunjin dengan berbagai cara dan itu cukup membuatnya sedikit stress.
Untung nya sekarang jimat yang ia pakai mampu melindunginya dari serangan fisik. Hyunjin sedikit menyesal karena baru memakainya sekarang.
Brak
Bunyi suara benda terjatuh mampu membuat lamunan Hyunjin seketika buyar, dengan tergesa-gesa ia berlari menuju sumber suara, yaitu ruang tamu.
Hyunjin yakin ini perbuatan arwah itu.
Benar saja saat ia melihat kearah ruang tamu, lemari buku miliknya kini sudah terjatuh dengan buku-buku yang berceceran di mana-mana memenuhi ruang tamu seolah-olah buku itu sudah dilempar kesana kemari.
Bukankah itu tidak masuk akal?
Ini tidak bisa dibiarkan lagi, Hyunjin sudah muak dengan semua ini, ia harus berbicara dengan Felix Karna Hyunjin yakin semua kesialan ini disebabkan oleh pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Ganggu ✔︎ Hyunlix [TERBIT]
Korkuft Hanlix/jilix [Selesai] Hyunjin si pembunuh bayaran yang tak pernah menyangka akan terlibat dalam masalah menakutkan seorang pria manis bernama han felix. 황현진 x 이필릭스 황필 bxb! M-preg! Hyunlix Dom! Hyunjin Sub! Felix (cerita hanya fiksi!) 060820-250...