Aldebaran lantas tak menangapi perkataan Jian yang begitu menjengkel kan baginya.
Saat mereka tengah menunggu dokter keluar. Tiba tiba saja keluarganya datang.
"Gimana keadaan Qila" tanya bunda nya Qila dengan raut khawatir setelah dikabari oleh pengawal anak nya untuk segera kerumah sakit karena Qila dibawa kesana dengan kondisi yang dibilang tidak begitu baik.
Jian dan aldebaran hanya menggelengkan kepala saja mendengar perkataan tersebut.
Hingga tak berapa lama dokter pun keluar.
"Bagaimana keadaan nya dok??" Tanya Jian saat dokter sudah berdiri di hadapan mereka
"Kondisinya sudah membaik, meskipun banyak sayatan di tubuhnya. Namun sayatan itu tak begitu dalam, dan bisa sembuh. Saya akan memberikan salep untuk menghilangkan bekas luka sayatan tersebut, anda bisa mengambilnya nanti di apotek. Nona akan segera dipindahkan ke ruang rawat inap vvip. Kalo begitu saya pamit memeriksa pasien lain" ucap sang dokter yang pergi setelah melihat Aldebaran.
Kini mereka menunggu kembali, menunggu Aqila yang kini dipindahkan ke ruang rawat inap.
Selesai dipindahkan di ruang rawat inap. Mereka pun kini menjaga Aqila.
Sang bunda, duduk di kursi samping ranjang anak nya.
Ia mengengam tangan anak nya itu dengan sayang.
"Bangunlah nak, jangan membuat bunda khawatir begini" ucap bunda nya dengan air mata yang tak bisa dibendung lagi.
Semua orang sedih mendengar ucapan wanita paruh baya itu.
Jian pun juga sama hal nya dengan mertua nya itu. Ia begitu sedih mendengar kondisi sang istri seperti itu meskipun tak ada luka serius, hanya goresan saja.
'penculik ini benar benar nggak niat menculik sepertinya. Masa iya hanya luka goresan biasa saja. Tapi kalo sampai begitu dalam goresan nya sudah ku siksa dua wanita tadi' pikir Jian
Beberapa jam kemudian.
"Bunda, ayah dan yang lain nya lebih baik pulang. Kasian si kembar yang ada di rumah sendirian, meskipun ada penjaga dan maid" ucap Jian. Ia berkata seakan mengusir mereka, ia begitu kesal karena sedari tadi tak dapat menyentuh istrinya itu barang sedikit pun.
Aldebaran yang peka pun mendelik sinis ke arah jian, tapi sama sekali tak dihiraukan oleh lelaki itu.
"Baik, kami akan pulang. Kamu tolong jaga Qila ya" ucap bunda nya Qila yang merasa berat meninggalkan putrinya itu. Namun gimana lagi, ketiga anak kembar nya ia tinggal di mansion Aldebaran.
Mereka pun akhirnya pamit pulang.
Setelah semuanya pergi.
Jian langsung menutup pintu tersebut.
Ia pun lalu naik ke brangkar istrinya, lalu memeluk istrinya tersebut.
"Cepatlah sadar sayang, aku begitu merindukan tatapan mu itu. Walau pun aku sudah melihat nya tadi, entah kenapa tatapan mu mulai sekarang begitu membuat ku candu" gumam nya
Ia lalu mengecup kening istrinya itu, kemudian memejamkan matanya untuk mengistirahatkan tubuh nya sejenak.
Keesokan hari nya setelah subuh.
Aqila mengerjapkan matanya, ia merasakan berat di tubuhnya. Seketika ia pun menengok ke samping, ternyata suami nya yang tengah tidur sambil memeluk nya. Ia pun memandang sejenak wajah sang suami, yang entah kenapa membuat jantungnya berdegup dengan kencang.
'ada apa dengan ku, kenapa kali ini jantungku berdegup dengan kencang. Padahal kemarin biasa biasa saja.' pikir Aqila
"Mas" panggil Aqila dengan lirih. Jian yang memang sedari tadi sudah bangun, namun ia enggan membuka matanya pun kini dengan raut bahagia nya langsung membuka matanya setelah mendengar suara lirih sang istri.
"Ada apa sayang" ucap nya dengan begitu lembut yang mana malah membuat gadis itu merona seketika.
'kenapa dengan diriku ini, bisa bisa nya aku malu saat ia berbicara seperti itu padaku' pikir nya
"M----Minum" ucap nya dengan gugup
Jian pun tersenyum setelah mendengar kegugupan sang istri. Ia lalu mengambil minum di meja yang ada dibelakang nya. Lalu memberikan nya secara perlahan kepada istrinya.
Saat selesai memberikan minuman untuk sang istri, tiba tiba saja pintu terbuka terpapanglah keluarga Aqila yang kini berdiri mematung melihat pasangan suami istri tersebut.
"Hm, enak enak kan Lo ya sekarang. Pantas saja kemarin mengusir kami" sindir Aldebaran
"Nyindir situ, mangkannya jangan jomblo dong. Sana cari pendamping" ucap Jian dengan pedas nya yang membuat Aldebaran kesal.
'nih anak ngapain malah bahas status gue lagi sih. Awas aja Lo ya' pikir Aldebaran
"Halah masih mending lah jomblo, daripada elo yg udah nikah tapi masih belum punya anak juga. Buru dah buat, sebelum jadi tua Bangka Lo" ejek nya
"Oh kalo itu tenang saja habis istriku keluar dari sini aku akan membuat nya" ucap Jian yang blak blakan yang mana malah membuat Aqila langsung memukulnya dengan keras.
"Aduhh, sayang kenapa kau memukul ku" rengek nya seperti anak kecil membuat Aldebaran yang melihat nya jengah.
'nih anak rada rada ternyata ya. Mana Qila seperti nya kuat banget mukul nya. Padahal tuh anak kan Baru bangun dari pingsan nya, bisa bisa nya dia punya tenaga gede. Bukannya orang habis bangun dari tidur nya di rumah sakit tuh masih lemah gitu, lha ini beda sendiri' pikir ny
"Habisnya kamu bicara nggak di filter dulu" ucap nya sambil menahan malu.
"Sudah lah, bunda maklum kok. Karena kalian kan masih penganten baru" ucap bunda yang mengoda pasangan itu.
"Bunda" rengek Qila yang mana mendapat gelak tawa dari mereka semua.
Sedih dan bahagia akan terus berdatangan silih berganti, bagaikan roda yang diputar.
Segala kejadian pasti ada proses nya, dan setiap proses pasti akan ada pembelajaran.
Kebahagiaan dan kesedihan adalah nikmat Tuhan yg wajib disyukuri. Belajarlah untuk menikmati dan mensyukuri segala yg ada dan yg diberikan padamu.
END.
.
.
.Makasih buat kalian semua yang selalu setia menunggu kelanjutannya, dan inilah akhir dari cerita ini. Tidak ada extra part dan squel karena itu sudah tamat ya, jd saya mohon jangan meminta extra part dan squel. See you guys, sampai ketemu di ceritaku yang lain.
.
.Dipublish
16 Maret 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ARILA✓ [END]
Roman d'amourSTORY 12 Judul lama: ukhibbuka fillah "Zen" panggil nya pada orang kepercayaan nya yang tak jauh dari dirinya "Iya tuan" ucap nya dengan hormat "Awasi terus nyonya kalian, jangan biarkan ada luka sedikitpun di dirinya" ucap nya dengan raut dingin "...