"Suzy_ah..apa yang sedang kau lakukan?"
"Myung!"
"Kenapa termenung disini? Apa telah terjadi sesuatu?"
Duduk disebelah Suzy. Myung memperhatikan wajahnya. Sepertinya memang ada masalah yang Suzy pikirkan.
"Kajja!" membawa saudarinya pergi dari halte. Myung menempatkan lengannya pada pundak Suzy. Mereka akan berjalan kaki.
"Malam ini sangat indah. Bintang-bintang bahkan bersinar begitu terang."
"Emm.. Kau benar. Malam yang indah." Myung mengikuti arah pandang Suzy. "Besok, setelah pulang kerja tunggu aku.. Aku akan membawamu ke suatu tempat."
"Oddie?"
"Bimil! Besok kau juga akan tahu." saling memberi senyum, keduanya melanjutkan langkah kembali ke rumah.
_
Keesokan hari,
Sang Ratu dirumah memberi tatapan yang tak bersahabat pada putra dan putrinya.
"Katakan, apa yang terjadi pada kalian semalam. Kenapa kalian berdua pulang larut dan tidak memberi kabar?"
"Maaf, eomma! Kemarin baterai ponselku habis dan saat aku menghubungi Eomma.. Ponsel eomma sudah tidak aktif." tertunduk merasa bersalah.
"Lalu, kau?" mengacu pada Myung.
Pria itu tampak acuh, bukannya menjawab Myung malah mengangkat bahu.
"Suzy_ah.. ada apa dengan matamu? Kau Juga Sohyun_ah? Kalian berbincang lagi hingga larut malam?" tanya nenek Kim.
"Eoh_halmonie, ada hal yang perlu kami rundingkan."
"Kau baik-baik saja? Bisa pergi ke kampus dengan keadaanmu seperti ini?" Seonmi menyentuh dahi putri bungsunya. Sohyun tidak terlihat baik. Mata bengkak dan wajahnya sedikit pucat.
"Gwenchana, eomma." Tersenyum kecut.
Kelima anggota keluarga itu akhirnya menyudahi pembicaraan dan menghabiskan sarapan mereka.
"Eomma.. Halmonie.. Kami berangkat. "
Kedua insan terpaut usia satu satu tahun itu melangkahkan kaki keluar dari rumah usai memberitahukan niat.
"Semalam apa terjadi sesuatu pada Sohyun?"
"Emm.. Sungjae.. Sepertinya pria itu penyebabnya."
"Begitukah? Lalu kau? Semalam apa telah terjadi sesuatu antara kau dan Hyuk? Aku melihatnya membawamu pergi."
Baru saja tiba di jalan besar, Myung dan Suzy dikejutkan oleh suara klakson. Pelakunya Joohyuk. "Masuk! Kita berangkat bersama." ajunya.
Dalam perjalanan yang begitu singkat itu, ketiganya memilih diam. Hyuk fokus pada jalanan, Suzy seperti biasanya mengagumi keindahan pepohonan disepanjang perjalanan dan Myung, pria itu memperhatikan Suzy dan Hyuk yang duduk didepannya.
Merasa ada yang aneh pada sikap keduanya, namun tidak menemukan alasan.
"Sampai bertemu nanti malam! Ingat! tunggu aku." Myung melambaikan tangan sebelum pintu lift kembali tertutup.
"Kalian membuat janji?"
"Eoh.. Myung ingin mengajakku kesuatu tempat."
'Ada yang aneh disini?' namun Hyuk tidak tahu itu apa.
"Selamat pagi!" keduanya saling memberi sapaan pada beberapa rekan yang mereka lewati.
"Kenapa dengan matamu? Kau tidak bisa tidur karena memikirkan ucapanku padamu, kemarin?" tebaknya.