Suzy kembali datang bekerja seperti hari-hari sebelumnya. Tentu dengan suasana hati yang sedikit berbeda. Selama beberapa hari ini, dirinya dijadikan pokok pembicaraan sejak kedatangan sang nenek yang mengakui tentang status dirinya.
"Kau baik-baik saja?" Joohyuk memperhatikan gadis cantik tersebut. Sebenarnya Hyuk yakin betul, Suzy tentu tidak sedang merasa baik. Namun tetap memutuskan bertanya, hanya agar ada pembicaraan yang terjadi diantara keduanya.
"Emm." Suzy mengangguk. Dirinya harus bersyukur. Setidaknya ia mendapatkan fakta dirinya tidak pernah dibuang karena tak diinginkan.
Terlebih kini status sosialnya menanjak. Seonmi_ eommanya, memperlakukannya jauh lebih baik dari sebelumnya. Meski harus diakui, perlakuan sang Ibu yang tak biasa, sedikit memberi rasa canggung baginya.
Sampai saat ini pun dirinya masih memutuskan tinggal bersama keluarga Seonmi. Tentu nenek kandungnya sudah mewanti agar Suzy mau segera kembali pulang dan tinggal bersama dirinya dan Seonho. Namun Suzy masih minta diberikan waktu. Katanya masih merasa berat meninggalkan keluarga yang selama ini sudah membesarkannya. Meski selama ini dirinya dilakukan tidak adil oleh Seonmi bagi Suzy sama sekali tidak masalah. Sebab dia sudah menganggap Seonmi sebagai ibu kandung.
Meski terkadang tak adil padanya, Seonmi tetap perhatian padanya layaknya perhatian sang Ibu terhadap putrinya. Saat sakit pun dirinya tetap akan dijaga dengan baik, layaknya wanita itu menjaga Myung dan Sohyun. Apalagi perhatian dan kasih sayang Nenek Myung padanya. Suzy merasa terlalu berat hati meninggalkan keluarga angkatnya. Suzy sadar dirinya tumbuh besar di keluarga Myung menjadikannya tergantung dan sangat mencintai setiap anggota dari keluarga Kim.
Mengenai masalah dirinya yang masih tetap bekerja pada posisi yang sama, ini murni juga merupakan keinginan lain Suzy yang ia utarakan langsung pada Seonho, yang kini ia panggil dengan sebutan 'oppa'.
Seonho dan nenek Kim sudah menyarankan agar Suzy mau berhenti bekerja agar bisa fokus studi. Dikarenakan gadis tersebut belum sempat menjalani masa kuliah. Namun saran itu ditolak Suzy. Katanya ia tak tertarik untuk melanjutkan studi. Dirinya hanya ingin menjalani kehidupan layaknya para gadis seusianya. Bekerja dan menghasilkan uang.
-
Panggilan line telepon membuyarkan konsentrasi gadis yang sedang termenung. Suzy bahkan salah mengangkat, dipikirnya adalah panggilan dari salah satu pihak costumer. Padahal diantara telepon tersebut tidak menunjukkan adanya sinar merah sebagai bukti panggilan.
"Suzy_ah, Ini." Hyuk menunjuk pada saluran panggilan yang biasa digunakan oleh sesama rekan kerja untuk saling berkomunikasi. Alhasil gadis tersebut tersenyum malu, iapun mulai mengangkat panggilan untuknya.
Setelah panggilan singkat diakhiri, Suzy beranjak dari kursi yang dirinya tempati. Gadis itu keluar dari ruangan dan mulai menunggu didepan pintu lift.
☘️☘️☘️
"Suzy_baguslah kau sudah datang. Mari kita berangkat." Pria yang menjadi atasan Suzy tersebut meraih jas luar yang terlampir disandaran kursi miliknya.
"Ne?"
"Jangan bingung, nenek sakit karena banyak memikirkanmu. Kini dirinya sedang dirawat, tidak inginkah kau mengunjunginya?"
"Nenek? Sakit apa? baiklah."
Seonho menyunggingkan bibir. Memilih pergi dari ruangan bersama saudarinya.
"Haruskah kita singgah kemari? Bukankah nenek sedang sakit? Oppa, kita harus cepat." Heran Suzy saat melihat Seonho turun dari mobil dan memasuki toko yang menjual aneka kue yang terlihat sangat lezat.
Pria itu kali ini tidak memberikan jawaban. Suzy dibuatnya bingung dalam pemikiran. Seonho hanya memberi senyum tipis. Ia melihat_ lihat dan beberapa menit kemudian, seorang staf memberinya sekotak kue yang tidak bisa Suzy lihat isinya. Gadis itu semakin terlihat bingung.