Liburan akhir pekan telah berlalu. Aktivitas rutin kembali dijalankan. Pagi ini, Sunny aka Suzy jauh lebih bersemangat. Gadis ini bahkan tampak berseri. Duduk dimeja makan, Suzy mengunyah potongan roti yang telah diberi selai coklat.
Lain Suzy, lain pula dengan Seonho. Pria tampan tersebut saat ini tengah menikmati bubur abalone yang memang menjadi sarapan andalannya dikala pagi. Sesekali dirinya mencuri pandang pada gadis yang duduk diseberang.
"Kau bisa kenyang hanya dengan roti?"
"Makan juga yang lain." Nenek Kim menambahkan. Menyentong bubur pada mangkuk kosong yang memang terletak diatas meja. Wanita tua tersebut bahkan menambahkan potongan sayuran hijau diatas bubur. "Ini bagus bagi kesehatanmu."
Suzy tersenyum.
"Terimakasih, Oppa, halmonie.""Kita ini keluarga, untuk apa berterimakasih? Kau ini ada-ada saja." Seonho Mengelengkan kepala. Kembali menyendok bubur dan menyeruputnya.
"Sepertinya kencan kalian berdua berjalan lancar, ya?" Nenek Kim kembali menghentikan kegiatan menyantap sarapan. Melihat bergantian pada kedua cucunya yang hari ini terlihat kian ceria. Entah karena efek setelah berlibur atau mungkin ada kabar baik yang akan segera dia terima. Yang jelas ini mungkin sesuatu yang baik.
"Seon-ho_ya.. bagaimana kencanmu dengan Hanna? Apa berjalan baik?" Pandangan masih mengacu pada cucu sulungnya.
Menghentikan kegiatan makan pagi, Seonho menjawab rasa keingintahuan sang nenek. "Kami berdua baik, nek."
"Hanya ini yang mau kau katakan? Tak ada yang lain? Misalnya, merencanakan masa depan kalian?"
"Halmonie..ayolah.. biarkan kami melakukannya tanpa tergesa. Sunny.. coba tanya hubungannya dengan Hyuk. Pria itu sepertinya sudah tak sabar menikahi adikku." Kekehnya.
Suzy segera menyudahi kegiatan mengunyah. Gadis muda tersebut menegak susu putih miliknya setelahnya memberi penuturan. "Oppa.. kenapa jadi membawaku?
"Kalian berdua benar-benar.." halmonie kehilangan kata-kata terhadap kedua cucunya.
Tak apa, untuk kali ini dirinya akan berhenti mencari tahu. Daripada bertanya pada cucunya, akan lebih baik bila dirinya langsung bertemu orang tua dari pihak yang memiliki hubungan dengan sang cucu. Pada mereka, nenek Kim akan memutuskan bagaimana kedepannya hubungan mereka.
_
Berhubungi hari ini adalah hari di mana kembali dimulainya aktivitas kerja. Jalanan kota tampak padat merayap. Seonho bersama Hani bahkan harus terhimpit diantara ratusan kendaraan yang bergerak lambat. "Tidak biasanya lalulintas kacau begini!" Ujar pria itu. Jari jemari diketuknya pada setir kemudi.
Fokus Sunny yang tadinya berada pada ponsel, kini dia alihkan pada pria yang duduk disebelahnya. "Ingin permen? Ini akan sedikit mengurangi ketidaksabaran!" Kekehnya.
"Kau bercanda?" Seonho melirik sejenak pada Sunny. "Aku tak suka makanan manis."
"Jangan menolak! Oppa bahkan belum mencobanya. Ayolah.." dibukanya bungkusan permen, lalu isinya diserahkan pada Seonho.
"Aku sedang menyetir." Mencari alasan agar tak harus mengemut makanan manis tersebut. Sedari dulu jenis makanan dengan rasa manis paling dihindari oleh pria satu ini. Tak benar-benar mengemudikan mobil. Seonho hanya sedikit saja melajukan kendaraan. Sebab jalanan saat ini benar-benar macet.
Aakh..
Memberi titah agar Seonho membuka mulut. Mau tak mau pria itu menuruti keinginannya. Sunny dibuatnya terkekeh. "Sebegitu tak sukakah Oppa pada makanan manis? Ini hanya permen.""Tak apa, rasanya ternyata tak terlalu buruk."
"Baguslah kalau Oppa tahu."
_