Sudah hampir tiga puluh menit lamanya, nenek dari Seonho-Kim Hyojung menunggu sembari memperhatikan setiap detail perabotan yang ada di rumah keluarga Kim Seonmi. Wanita muda yang diharapkannya bisa kembali bertemu tak kunjung menunjukkan batang hidung.Dirinya sudah dibiarkan menunggu setengah jam dan yang ditunggu masih tidak memunculkan diri. Salahkan saja cucunya yang tidak memberitahukan terlebih dahulu perihal kedatangannya untuk berkunjung.
Hyojung terus memperhatikan Myungsoo dan Sohyun. Kedua orang muda itu memilih menundukkan kepala. Saat ini kedua bersaudara sedang di ruang tamu bersama Seonho dan Hyojung, duduk menunggu kembalinya Suzy dan tentu saja Seonmi. Keduanya seperti biasa sedang pergi berjualan.
Sedangkan nenek Myungsoo siang tadi pergi ke Busan menemui putri bungsunya. Jadinya tidak berada dirumah."Anak muda.. kau yakin sudah memberitahu Ibumu?" Memandang dengan pandangan yang kurang bersahabat. Hyojung merasa tidak seharusnya dirinya diacuhkan. Bagaimana bisa ada orang yang mengacuhkan tamu. Apalagi bila tamu itu adalah nenek dari pemilik perusahaan dimana dirinya bekerja.
Myung mengangguk mantap. "Aku sudah menghubungi Ibu bahkan Suzy tapi tak ada yang menjawab panggilanku." Sang nenek membulatkan mata takkala mendengar jawaban Myung 'tidak menjawab panggilan' pantas saja yang ditunggu tak kunjung tiba. Bagaimana sih cara bertindak pria satu ini? Hanya mengandalkan wajah tampan?
Mendapatkan reaksi yang kurang menyenangkan dari wanita beruban tersebut, Myung kembali menimpali "Tapi nenek tak perlu kuatir, aku juga sudah mengirim pesan untuk Suzy."
"Apa onnie dan Omma sudah membaca pesan dari Oppa?" Kali ini Sohyun lah yang bertanya.
Melihat sesaat pada ponsel. Lalu pria berlesung pipi itu menggeleng. "Belum. Mungkin Eomma dan Suzy saat ini sedang sibuk, tidak sempat membaca pesan."
Aissh.. anak muda ini benar-benar. Bagaimana bisa dia tidak mengatakannya sedari tadi. Membiarkan otot tuanya duduk disofa yang tidak seempuk sofa dirumahnya. Nenek Kim menggigit bibir bawah lalu mencibir. Menahan kesal menatap sang cucu-Seonho.
Seonho sendiri memicingkan mata. Ia tahu karyawannya sedang membuat kesalahan. Semoga saja saat tiba dirumah sang nenek tidak memintanya memecat karyawan yang dianggap tidak becus ini. Tidak becus menurut versi nenek Kim.
"Kalian jualan dimana? Bawa aku kesana!"
"Eoh. Baik nek."
Menyebalkan. Kapan pula aku menjadi nenek dari keduanya. Berusaha menyunggingkan bibir, nenek Kim Hyojung beranjak dari sofa yang diduduki. Wanita itu dibantu Seonho berjalan. Ketiganya, tanpa Sohyun akan segera pergi menggunakan mobil Seonho untuk tiba ditempat Suzy dan Sang Eomma berjualan.
_
Mulut Seonho dan nenek Kim membuka lebar, seolah tak percaya. Warung tenda yang begitu kecil, bagaimana bisa menampung pelanggan yang begitu banyak. Pantas saja sedari tadi telepon dan pesan tidak digubris. Keduanya sungguh sedang sibuk saat ini. Super sibuk malahan. Ketiganya masih mengamati dari mobil yang ada tak jauh dari tempat berjualan.
"Kau masih akan terus berada disini? Sana! turun dan cepat bantu Ibu dan saudaramu." Nenek Kim menatap ke arah kursi belakang. Dirinya semakin marah melihat sikap Myung yang seolah santai dengan apa yang baru disaksikannya. Pria itu mengangguk patuh, segera keluar dari mobil, berlari ke tempat dimana terdapat kerumunan manusia yang seperti tengah mengantri makanan gratis.
Hyojung menggelengkan kepala. "Sejak kapan pria itu bekerja padamu? Apa dia juga bersikap seperti itu saat bekerja di Daesang?"
"Tidak nek, biasanya Myungsoo sangat tekun. Dia bekerja dengan baik. Dia memimpin dengan baik. Bukannya nenek sudah melihat hasil kerjanya setiap bulan?"