Suzy_Seonho sampai pada saat ini masih berada di kamar sang nenek, menanti wanita tua itu siuman. Sudah sekitar tiga puluh menit yang lalu wanita tua itu berbaring tak sadarkan diri. Dokter keluarga yang memeriksa keadaan nenek Kim tersebut bahkan sudah berlalu pergi. Namun nenek Kim masih belum membuka kedua kelopak mata.
Suzy yang pada saat ini duduk di tepian ranjang sang nenek terlihat mencemaskan keadaan wanita tua itu. Netranya sedari tadi hanya menatap pada satu-satunya keluarga kandungnya. "Nenek, aku minta maaf!" Ujarnya dengan nada lemah.
Sesaat, Seonho mengamati gadis itu. Menyunggingkan bibir, menghampiri dan menepuk perlahan bahu wanita muda itu. "Jangan khawatir! Nenek akan baik-baik saja! Bukannya tadi Dokter Lee sudah mengatakan kalau nenek hanya kelelahan?" Celotehnya.
"Hm, aku tahu! Tapi, tetap saja.. nenek jadi begini karena kesalahanku!" Bahu Suzy melemah, gadis Kim itu tertunduk dengan perasaan bersalahnya. Tahu bahwa dirinya tidak bisa angkat tangan dari hal yang baru saja menimpa pada sang nenek.
"Apa sudah menjadi hobimu, suka menyalahkan diri? Kalau sampai nenek mendengarnya, nenek tidak akan menyukainya!" Pria berlesung pipi itu kembali menimpali. Sebelah tangannya kini ia gunakan untuk menepuk pelan pundak Suzy.
"Seonho benar_"
"Nek!" Suzy dan Seonho bergumam bersamaan. Mengalihkan pandangan pada nenek Kim. Sang nenek baru saja siuman dan langsung menyela percakapan keduanya.
"Jangan khawatir, nenek baik-baik saja!" Wanita tua Kim itu membawa tangan sang cucu_Suzy, padanya. Menepuknya perlahan. " Maaf, mengagetkanmu!"
"Seonho_ya! Nenek juga ingin minta maaf padamu. Mengumumkan perjodohan kalian berdua tanpa terlebih dahulu bertanya, ini murni adalah kesalahanku, si wanita tua ini!"
"Nek_!"
"Biarkan aku menyelesaikan apa yang ingin ku sampaikan_ Seonho_ya!" Sang nenek mengulurkan satu tangan untuk menyentuh tangan cucu lelakinya. Pria yang dipanggil itu pun menurut. Memberikan tangan untuk dipegang. "Kau sudah ku anggap bagian dari keluargaku! Tak peduli meski kita tidak sedarah! Kau mengerti'kan maksudku?"
"Eoh, aku mengerti nek!" Pria Kim itu tersenyum. Ia tahu sang nenek sangat menyayangi dan mempercayainya seratus persen. Sampai kapanpun Seonho takkan pernah meragukan cinta dan kasih sayang Nenek padanya.
"Sunny_ah! Maaf, maafkan bila nenekmu ini membebanimu! Perjodohan antara kau dan Seonho, nenek tahu mungkin kau merasa keberatan. Nenek mengerti ini rasanya akan aneh. Tapi_"
"Nek_ jangan cemaskan hal yang tidak-tidak! Pria Kim menyela. "Meski tanpa menikah dengan Suzy, maksudku Sunny, aku tetap akan menjaganya begitu'pun dengan nenek dan perusahaan. Aku tidak akan pernah meninggalkan kalian. Keluargaku!" Lagi, pria itu tersenyum.
"Nenek sungguh membuatku cemas. Bagaimana bisa, pada saat seperti ini nenek malah mencemaskan kami?Apa benar nenek baik-baik saja?" Suzy lah yang bertanya.
"Tentu saja, lihat!" Nenek Kim dalam Sekejab mengubah posisi berbaring menjadi duduk bersandar pada kepala ranjang. Berhentilah mencemaskan kesehatan nenekmu ini! Akan nenek pastikan, nenek akan baik-baik saja, sampai mengantarkanmu pada pria yang layak. Begitupun denganmu Seonho_ya!" Wanita Kim itu terkekeh. Membayangkan kedua cucu tersayangnya menikah adalah hal yang teramat sangat membahagiakan baginya.
Tiba-tiba terlintas dalam benak nenek Kim "Pria yang tadi naik ke panggung, bukankah dia Joohyuk?" Memandangi Seonho.
"Em, dia memang Joohyuk nek. Nenek masih mengenalinya?"
Ck.. lagi nenek Kim terkekeh. "Bagaimana bisa aku melupakan anak itu. Setelah mengetahui Sunny menghilang. Dia terus mengatakan padaku akan membantuku menemukan cucuku ini. Aigoo.. anak itu benar-benar! Aku senang perasaannya masih sama seperti dulu, untuk cucuku!"