-22-

152 36 3
                                    

     "Yerim-a!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     "Yerim-a!"

Wonwoo berlari menghampiri Yerim yang kini duduk di depan meja salah satu petugas polisi, diikuti Livy di belakangnya. Benar, saat ini mereka tengah berada di kantor polisi, lebih tepatnya kantor tempat Wonwoo bekerja juga.

Saat di tengah perjalanan menuju tempat pesta tadi, Wonwoo menerima telepon dari rekan satu kantornya yang berkata kalau Yerim dilaporkan ke sana karena menyerang Chaerin.

"Kau tidak apa-apa?" Wonwoo memeriksa keadaan Yerim begitu sampai di depan gadis itu.

"Oh, jadi kau adalah wali anak ini?" Seseorang yang sedari tadi berdiri di belakang Wonwoo, kini bersuara.

Livy mengalihkan atensi dari Yerim ke arah orang itu, begitu juga dengan Wonwoo. Lee Chan, rupanya itu dia. Padahal, Wonwoo dan Livy sengaja mau datang ke pesta itu untuk menghampiri si anak konglomerat itu, tapi siapa sangka kalau ia malah datang sendiri ke hadapan mereka.

"Lebih baik kau ajari dia dengan benar. Kau lihat ini, lutut adikku jadi terluka gara-gara kelakuan bar-barnya."

Wonwoo mengerutkan dahi tidak suka ketika mendengar ucapan Lee Chan. Lelaki itu kembali memindai tubuh Yerim, tapi tidak menemukan luka fisik apa pun pada gadis itu.

"Apa kita bisa berdamai saja, bagaimana pun, mereka masih anak-anak. Lagi pula, sepertinya adikmu tidak terluka parah. Aku akan membayar ganti rugi, kalau kau mau," ucap Wonwoo dengan berat hati. Sejujurnya, ia tidak sudi berdamai dengan orang yang berusaha menuduh adiknya seperti itu. Namun, tidak ada bukti fisik yang bisa membalikkan tuduhan pada Chaerin. Kalau Wonwoo gegabah, bisa-bisa masa depan Yerim yang jadi taruhan.

"Berdamai?" Lee Chan terkekeh. "Oy, aku dengar kau seorang polisi. Apa karena itu kau bisa begitu mudah mengatakan kata berdamai? Apa polisi dan anggota keluarganya bebas hukum?" katanya dengan nada mengejek.

Wonwoo semakin mengerutkan kening tidak suka. "Apa maksudmu?"

"Bukankah kau mencoba melindungi adikmu karena tidak mau dia punya catatan kejahatan? Tapi sayangnya, aku tidak mau berdamai, tuh."

Ketika Wonwoo ingin mencoba bernegosiasi lagi, Livy menahan tangan lelaki itu. Si gadis Seo maju selangkah ke hadapan Lee Chan sehingga kini ia mulai memperhatikan keberadaan Livy di sana.

"Lalu bagaimana denganmu? Apa anak konglomerat bebas hukum?" Livy menaikkan alisnya, mencoba mengintimidasi Lee Chan.

Tampak perubahan ekspresi pada wajah Lee Chan ketika memandangi Livy. "Ah, wajahmu tidak asing. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Livy tersenyum miring. "Kau tidak perlu repot-repot mengingatku atau mencari tahu. Tapi yang jelas saja, aku tahu rahasia busukmu." Ia mendekat selangkah lagi ke arah Lee Chan. "Tindak kekerasan, pemakaian dan pengedaran narkoba, pemerkosaan. Kira-kira, kalau kau dituntut bakal selama apa hukumannya?"

𝓶𝓸𝓻𝓽𝓪𝓵𝓪。Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang