-14-

178 38 1
                                    

    Livy menutup tirai kamar setelah selesai mengunci pintu dan jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


    Livy menutup tirai kamar setelah selesai mengunci pintu dan jendela. Saat ini, hanya itu yang bisa ia lakukan untuk mengantisipasi kejadian seperti kemarin. Sebab, Livy kali ini juga di rumah sendiri.

Ia meraih ponselnya, membuka aplikasi musik dan menyetel musik hingga ke volume paling besar guna menghilangkan rasa takutnya.

Sejujurnya, Livy masih takut dan trauma atas kejadian kemarin. Ia jelas tahu kalau sosok yang ia kejar dan mengejarnya juga saat ini bukan manusia. Hal itu juga memungkinkan bahwa sosok itu punya kemampuan di luar nalar manusia, dan itulah yang membuat Livy makin ketakutan.

Musik yang terputar dari ponselnya kini berhenti, sebab lagunya memang sudah habis. Tepat saat gadis Seo itu hendak menyetel ulang musik, sebuah suara terdengar samar-samar dari luar.

Livy mendekatkan telinga ke arah pintu, mencoba menguping sebisa mungkin apa yang ada di sana. Namun, ia kembali merinding ketakutan saat suara itu makin jelas. Lagi-lagi, suara ketukan sepatu.

Tok tok.

Livy menjauhkan diri dari pintu saat mendadak terdengar ketukan dari sana. Saat suara itu makin keras dan gencar mengetuk pintu kamarnya, Livy menutup telinga sambil berteriak, "Pergi! PERGI! PERGI DARI SINI!!" 

"Seo Livy! Ini aku! Buka pintunya!"

Livy melepas tangan yang menutup kedua telinganya ketika mendengar teriakan Wonwoo, tapi ia tidak langsung menuruti perintah si Jeon. Gadis itu terlebih dahulu mengintip dari celah-celah pintu, berusaha meyakinkan dirinya kalau yang di luar memang Jeon Wonwoo.

Cklek.

Pintu dibuka setelah Livy sepenuhnya yakin akan eksistensi Wonwoo di luar. Pada detik selanjutnya, gadis itu menelisik penampilan Wonwoo guna memastikan tidak ada yang aneh.

"Kau kenapa ke sini?" tanya Livy, masih dengan air muka was-was.

"Ada yang mau kusampaikan," balas Wonwoo, "ini berkaitan dengan kasus orang tuamu."

Seo Livy menggeser tubuhnya sedikit, memberi celah bagi Wonwoo agar bisa masuk ke dalam, kemudian menyusul di belakang setelah lelaki Jeon itu sepenuhnya masuk.

Livy duduk di ujung kasur, di samping Wonwoo yang sibuk keluarkan beberapa kertas dari dalam amplop. Selanjutnya, kertas-kertas itu diletakkan di antara mereka, menghadap Livy.

"Kau lihat ini," ujar Wonwoo sambil menunjuk kertas tersebut dengan matanya.

Ragu-ragu, Livy meraih salah satu kertas itu. "Apa ... ini?"

"Laporan hasil otopsi kasus pembunuhan rumah sebelah." Wonwoo kemudian menunjuk lembaran kertas yang satu lagi. "Yang ini, kasus kematian orang tuamu."

Livy membandingkan kedua hasil otopsi itu, dan menemukan kesamaan berupa korban yang punya kemungkinan bunuh diri karena keberadaan pelaku tidak terdeteksi, hingga tanda kupu-kupu di tubuh mereka.

𝓶𝓸𝓻𝓽𝓪𝓵𝓪。Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang