-O4-

257 46 2
                                    

    

         Wonwoo membaca satu per satu berkas kasus di mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

         Wonwoo membaca satu per satu berkas kasus di mejanya. Kasus-kasus kecil yang menumpuk di divisi mereka kini sudah hampir selesai. Napasnya dihela panjang. Kalau kasus selesai, berarti Wonwoo bisa ambil cuti 'kan?

"Hyung!" Seokmin tiba-tiba berlari panik dari arah luar.

Baru saja Wonwoo mau menanyakan ada apa dengan lelaki itu, telepon di mejanya berbunyi. Selepas mengangkat telepon itu, pandangan Wonwoo jatuh pada Seokmin yang masih stagnan dengan raut wajah paniknya.

"Kau mau bilang kalau ada pembunuhan di Yulje Residence?" tebak Wonwoo.

Seokmin mengangguk cepat. Direspon dengan Wonwoo yang langsung ke luar dari mejanya dan berjalan cepat ke luar kantor. "Ayo pergi ke sana."

Keduanya berlari ke arah mobil hitam milik Wonwoo yang terparkir di depan kantor. Setelah berhasil melesakkan tubuh ke dalam sana, lelaki itu buru-buru menyalakan mesin mobil dan memasang sirene.

"Aku dengar korbannya adalah keluarga pemilik Farmasi Seoyul."

Wonwoo refleks menginjak rem begitu kalimat barusan meluncur dari bibir rekannya, sebabkan Seokmin mengerutkan kening heran atas tingkah seniornya itu. "Hyung, kau kenapa?"

Wonwoo diam selama beberapa sekon, matanya memandang acak ke sembarang arah. Sadar dari pikirannya, Wonwoo lantas menoleh pada Seokmin yang masih kebingungan. "Tidak, tadi ada kucing lewat," dustanya.

Lelaki itu kembali melanjutkan laju mobilnya, berusaha fokus meski pikirannya berkeliaran ke mana-mana.

Begitu mobil mereka tiba di kawasan perumahan, langsung terlihat beberapa warga yang keluar di depan rumah mereka atau sekedar di balkon rumah karena penasaran. Waktu mobil mereka berhenti di depan rumah megah milik keluarga Seo, barulah terlihat banyak orang mulai dari warga, petugas kepolisian hingga forensik yang ada di sana.

Seorang petugas menghampiri Wonwoo dan Seokmin begitu kedua lelaki itu turun dari mobil. Garis polisi sudah dipasang di depan rumah yang artinya proses penyelidikan TKP sudah berlangsung sejak tadi.

"Apa yang terjadi?" Wonwoo bertanya sambil terus berjalan menuju lokasi pembunuhan di rumah itu, diekori oleh Seokmin dan petugas tadi.

"Kami mendapat laporan bahwa ada pembunuhan di sini sekitar tengah malam."

"Apa ada saksi?"

Petugas itu menjawab ragu, "Hanya ada satu orang selain korban yang berada di rumah waktu itu. Bisa jadi dia saksi atau malah tersangka."

Langkah Wonwoo terhenti ketika mereka sudah sampai di tempat pembunuhan. Darah yang mengering masih terpampang jelas di sana, belum dibersihkan sama sekali karena akan dijadikan bahan penyelidikan. Dwinetra Wonwoo menelusuri tiap jengkal jejak yang tertinggal di sana, hingga matanya terhenti pada sesosok gadis di atas sofa yang menatap kosong bekas darah milik Nyonya Seo.

𝓶𝓸𝓻𝓽𝓪𝓵𝓪。Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang