Satu hal yang harus kausadari dalam kehidupan adalah kenyataan
bahwa prasangka memang menjatuhkan jika kau tak berhati-hati dalam langkahmu yang perlahan.?-
Angin berhembus begitu dingin. Tampak pepohonan lebat berada di sekelilingku. Suasananya sungguh gelap. Hanya sinar rembulan yang menembus sela-sela pepohonan lah yang membantuku melihat keadaan sekitar. Makhluk-makhluk tak kasat mata memenuhi tempat di sekelilingku. Aku merasa bahwa aku seperti sudah mati. Wajah-wajah mereka sungguh menakutkan. Ditambah lagi bau menjijikkan dari tubuh mereka yang tercium seperti biasanya.
"Sial, sepertinya aku terjebak di dunia lain lagi," aku bergumam sedikit takut ketika kesadaranku telah utuh. Ku coba berdiri dan mencari dimanakah keberadaanku ini. Rasa-rasanya aku pernah berada di tempat ini, akan tetapi aku tidak mengingat dengan jelas. Ku putuskan untuk menelusuri area ini -area yang mirip dengan hutan, sembari melangkah menjauh dari kerumunan para makhluk tak kasat mata sebab aku sungguh mual terhadap bau amis tubuh mereka.
KRAKKK
Tiba-tiba terdengar suara tak jauh dari tempatku berdiri. Aku ingin bergegas melihatnya sekaligus aku ketakutan. Akan tetapi, apapun itu, aku memberanikan diri untuk melihatnya. Sepelan mungkin aku berusaha untuk melangkah. Ku putuskan untuk mengintai apa yang sedang terjadi dari balik pepohonan.
"Apapun yang terjadi kita harus mengambil alih seluruh kekuatan milik semua orang. Aku juga akan menyusun bagaimana cara menguasai monster Gevaudan itu dari tangan Arthur," ucap seseorang yang memakai jubah hitam juga berbadan tinggi. Aku tidak melihat dengan jelas siapakah orang tersebut. Namun, tampaknya tiga orang dihadapanku adalah orang-orang jahat.
Aku terus mengintai dari balik pepohonan. Tak berselang lama, tangan seseorang muncul dari samping kanan wajahku lalu dengan cepat menyekap mulut beserta hidungku.
"Jangan teriak! Ku mohon percayalah! Jangan berteriak!" ucap seseorang tak ku kenal itu sambil menarikku -masih menyekap, dan membawaku ke suatu tempat menjauh dari ketiga orang yang ku intai.
Tak sampai berjalan jauh ia melepaskan sekapan tangannya terhadapku. Aku pun dapat menghirup udara setelah beberapa detik kesulitan bernapas.
"Jangan mendekat!" ucapku dengan sedikit berteriak kepadanya sembari mundur memberi jarak.
"Aku tidak akan menjahatimu. Tenanglah sejenak," jawabnya.
"Aku tidak bisa mempercayaimu begitu saja. Kau pasti salah satu suruhan orang-orang jahat itu, bukan? Mengakulah dan jangan macam-macam terhadapku!" aku menyanggah.
"Justru aku menyelamatkanmu wahai wanita yang entah asalnya dari mana. Kalau kau tetap di sana jelas kau mungkin akan dibunuh oleh mereka. Kau akan diterkam dan kekuatanmu akan diambil paksa oleh orang-orang jahat itu,"
"Bagaimana kau tahu bahwa aku memiliki kekuatan itu?" tanyaku.
"Ya ampun, bagaimana kau bisa polos sekali? Untung saja orang yang pertama kali menyelamatkanmu adalah aku," nadanya sedikit menyombongkan diri.
"Jangan banyak bicara! Cepat jelaskan bagaimana kau bisa mengetahuinya!" aku menyentak laki-laki di hadapanku itu.
"Oke, oke, baiklah. Sebelumnya kau harus tenang dulu. Tidak perlu panik. Kau hanya perlu mempercayaiku bahwa aku tidak akan menjahatimu. Sesama pemilik kekuatan supranatural dari para leluhur pastinya dapat merasakan keberadaan kekuatan supranatural lainnya. Jadi wajar saja jika aku bisa menebaknya dan orang-orang jahat yang tadi itu pasti juga akan tahu jika saat ini kau masih di sana. Sekarang paham?" jelasnya sekaligus bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Departement de La Lozere [END]
Fantasy*Catatan : Jika kalian pernah mendengar potongan kisah mengenai monster gevaudan (La Bete du Gevaudan) yang telah memakan banyak korban di Lozere, Prancis sebelum tahun 1767, maka inilah salah satu cerita di balik segalanya. Bacalah dan tetap berhat...