BAB 4

0 0 0
                                    

Kegelapan yang kauhindari terkadang akan datang
sebagai cahaya petunjuk.

-

         Hari semakin malam. Aku tidak ingin tidur terlalu awal mengingat aku selalu bermimpi buruk. Seperti hari-hari biasanya, aku merenung di ruang tamu.

        “Masih memikirkan apa?” tanya Baldwin membuyarkan lamunanku.

        “Tidak, aku tidak memikirkan apapun. Aku hanya tidak ingin tidur awal sebab aku selalu bermimpi buruk mengenai monster gevaudan,” ungkapku.

        “Aaaa...” suara teriakan seorang anak perempuan di luar rumah mengagetkanku, juga Baldwin.

        “Suara apa itu?” tanyaku pada Baldwin.

        “Aku pun tak tahu, mari kita lihat!”

        Aku dan Baldwin bergegas menuju sumber suara. Terlihat banyak orang berkerumun di salah satu rumah warga yang terletak tak jauh dari rumahku.

        “Ada apa? Mengapa? Bagaimana? ...” pertanyaan-pertanyaan para warga terdengar dari kejauhan. Aku dan Baldwin segera mendekat.

        “Apa yang terjadi, Pak?” tanyaku pada salah seorang warga.

        “Saya tidak berani bercerita, Dik, tanyakan saja pada yang lainnya. Saya ingin pulang segera,” jawabnya.

        Aku semakin penasaran mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Baldwin pun mengikutiku.

        “Apa yang terjadi, Bu?” tanyaku pada warga yang lain.

        Ibu-ibu yang baru saja ku lontarkan pertanyaan terlihat begitu panik. Ia seperti ingin bercerita, tetapi tampaknya ia ketakutan. “Ceritakan saja, Bu. Tak apa,” lanjutku.

        “Anak itu melihat sesosok penampakan yang sangat menakutkan. Katanya penampakan itu sangat besar. Ia merasa hampir diterkam oleh makhluk yang ia lihat itu,” jelas Ibu-ibu dihadapanku sambil menunjuk seorang anak yang dimaksudnya.

        “Makhluk? Makhluk apa?” tanyaku memastikan.

        “Katanya seperti serigala hitam besar. Saya takut jika itu adalah monster gevaudan yang sudah lama tidak menampakkan diri. Sudahlah, saya ingin cepat-cepat pulang,” jawabnya dengan penuh ketakutan.

        Lagi-lagi aku dihadapkan dengan kejadian aneh berbau monster gevaudan. Aku semakin penasaran mengenai petunjuk selanjutnya dan aku semakin yakin bahwa monster itu akan benar-benar muncul.

        “Zutta, tidak usah berpikir aneh-aneh,” ujar Bladwin membuyarkan lamunanku.

        “Aku tidak berpikir aneh-aneh, hanya sedang mencerna saja,” jawabku sedikit bergurau.

        “Sudahlah, mari kita pulang, hari sudah malam,” ajak Baldwin.

        Aku mengangguk dan mengikuti langkah kaki Baldwin menuju rumah. Menyusuri kegelapan sembari berharap agar monster gevaudan tak menyerang kami tiba-tiba. Ku perhatikan keadaan sekitar, melihat ke kanan lalu ke kiri, lalu ke kanan lagi. Tampak penampakan-penampakan seperti biasanya –dunia gaib.

        Jedhugg!! Kakiku tersandung sebuah kayu yang melintang. Aku tersungkur.

        “Aaduh, sakit,” ujarku sedikit menjerit.

        Baldwin yang berada kira-kira satu meter di depanku langsung berbalik arah terhadapku. Spontan, tak berpikir lama, ia bergegas mendekat dan menolongku.

Departement de La Lozere [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang