pohon salam

402 71 13
                                        

⚠️greek mythologyMinhee as dafneYunseong as apolloDaehwi as cupidDaniel as peneus (ayah minhee)Untuk keperluan cerita ini, isi dan ending aku bedain dari cerita aslinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️greek mythology
Minhee as dafne
Yunseong as apollo
Daehwi as cupid
Daniel as peneus (ayah minhee)
Untuk keperluan cerita ini, isi dan ending aku bedain dari cerita aslinya.


Yunseong menatap daehwi yang sedang mencari target. Sudah watak dewa musik ini jika suka usil ke dewa lain.

"Hei, cupid! Kau seperti anak kecil yang suka main panah-panahan"

"Aku melaksanakan tugas mulia tahu!"

"Tetap saja, badanmu kecil, seperti anak-anak"

Yunseong lalu pergi dengan tawa jenakanya. Jika biasanya daehwi hanya bersabar, kali ini ia tersulut. Hatinya sejak pagi begitu sensitif.

"Aku akan memberinya pelajaran" tekad daehwi, terbang dan mengamati keadaan sekitar. Mata cantiknya menemukan sesosok anak dari dewa sungai, peneus.

Bibirnya menyeringai kemenangan. Segera ia mengambil anak panah 2 jenis.

"Kesayanganku, buat apollo jatuh cinta ke pria cantik bernama dafne" karena sudah tau betul bagaimana apollo, daehwi memanah asal arah, pasti tetap sampai.

Setelahnya membidik punggung sempit dafne, "buat dafne menolak perasaan apollo"




•••



Apollo sedang memainkan liranya mengundang angin berhembus sejuk dan tanaman yang bergerak seakan mengikuti permainan musiknya.

Mata tajamnya jatuh menatap seseorang yang sedang bermain dengan kupu-kupu. Jantungnya berdebar juga perasaan gembira menyelimutinya, ia jatuh cinta.

"Dafne putra peneus..."

Dengan gagah ia mendekati pemuda itu. Saat mendekat ia segera meraih tangan kecil minhee.

"Kulitmu bercahaya, wajahmu begitu cantik"

Minhee menoleh dengan raut terkejut, seorang dewa sedang menciumi lengannya.

Yunseong mabuk kepayang, ia mengendusi jemari minhee hingga lengan atas pemuda itu, kebetulan minhee hanya mengenakan sutra tanpa menutupi lengan.

"Menjauh dariku!"

Yunseong menolak, ia genggam erat tangan halus minhee. "Aku sudah bertekuk lutut padamu, apa kau tidak merasakan?"

"Tidak!"

Minhee menghempas kasar tangan besar yunseong lalu segera berlari menjauh. Yang ditinggal hanya tersenyum, tak ada rasa kesal dihatinya.

Yunseong saat itu berfikir minhee hanya terkejut atas perlakuannya tiba-tiba. Hingga ia terus mendekati minhee bahkan menemui peneus.

Namun minhee tetap menolaknya. Kadang rela menyuruh sang ayah untuk berbohong dan menyembunyikannya.



•••



Alam ikut bersedih. Tiada suara lira yang sesekali terdengar, anginpun tak sesejuk biasanya. Yunseong tengah berpilu, cintanya ditolak hingga ia putus asa mengejarnya.

Daniel menatap daerah sekitar sungai lalu mengembuskan nafas.

"Kau bahkan tidak mau mencoba mencintai apollo nak? Dia dewa yang tampan dan baik"

"Ayah, setiap aku bertemu dengannya pasti benci langsung menyelimuti. Aku tidak tahu ayah, aku selalu ingin pergi darinya"

Daniel menyadari ini semua ulah daehwi. Yang bisa membuat anaknya yang lembut menjadi kejam pasti panah timah dewa itu.

Sorenya ia pamit untuk menemui daehwi. Diajaknya dewa itu berbicara serius.

"Iya! Itu ulahku, aku sangat kesal pada apollo hingga tak bisa menahan diri"

"Tapi kenapa dafne kau ikut sertakan? anakku tidak salah apapun" daniel memandang tajam daehwi yang tidak takut dengannya.

"Karena aku berencana menjodohkan mereka! Aaaaw cocok sekali kan anakmu dengan apollo??"

Daniel memijit keningnya. "Yasudah, sekarang kembalikan anakku seperti semula"

"Tapi aku masih kesal!"

"Cupid!"

"Ah! Iya iya!"



•••



Dafne kembali seperti biasa, wajah ayunya berbinar dan murah senyum. Ia pun sudah kembali bermain ke hutan serta taman milik demeter .

Jiwanya yang terasa hilang sudah pulang.

Mata sipitnya menemukan apollo yang berjalan lesu, saat dewa itu semakin mendekat, ia menunduk sopan.

"D-dafne? Dewa peneus bilang ia sudah mengubahmu menjadi pohon salam"

"Maafkan aku dewa, aku dulunya dipengaruhi panah cupid untuk membencimu. Dan itu...hanya alasan ayah untuk membuatmu berhenti"

Yunseong mengepalkan tangan. Langsung meraih tubuh minhee untuk didekap erat, kepalanya ia tenggelamkan ke leher minhee.

"Syukurlah kau masih ada"

Minhee mengerjap, merona bukan main merasakan dada yunseong yang berdegup kencang. Apakah daehwi tidak mencabut panah untuk yunseong.

"D-dewa masih menyukaiku?"

"Tentu saja, rasanya sangat menyukaimu hingga dadaku terasa sakit. Sekarang kau tidak akan menolakku kan?"

Minhee tergugu oleh tatapan lembut yunseong, tangan sang dewa juga sudah menarik pinggangnya mendekat, yang sebelah menangkup pipinya.

"Aku-"

Tubuh minhee tersentak, tatapannya berubah menjadi penuh puja kepada yunseong.

"Tentu saja aku mau, dewa"

Yunseong langsung mengecup bibir minhee, membuka mulutnya untuk memagut penuh perasaan.

Daehwi diatas pohon sudah lega. Tadi ia memanah minhee agar menerima perasaan yunseong. Satu tugasnya sudah selesai lagi.

 Satu tugasnya sudah selesai lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Do You Know? | Hwangmini✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang