〃006

1.8K 80 6
                                    

Terima. Semua yang terjadi bukan sekedar “kebetulan”.
Hidup itu sudah ada aturan. Apapun yang terjadi pasti memiliki maksud dan tujuan.

❁ཻུ۪۪⸙͎

••●Garda Buana ●••

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

• • ━━❪ヾ6. Pacaranヾ❫━━ •

"Ciee Garda ciee uwikwiw" kedatangan Garda membuat suasana kelas menjadi riuh, teman-temannya terus menggoda dirinya perihal tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ciee Garda ciee uwikwiw" kedatangan Garda membuat suasana kelas menjadi riuh, teman-temannya terus menggoda dirinya perihal tadi.

"Apaansi, berisik Lo!" Garda melemparkan buku LKS nya pada mereka dan Asep menangkapnya dengan sigap.

"Satu Minggu pacaran engga ada omongan apa-apa nih? hM?" mereka seolah merasa sedih karena tak mengetahui hal itu sejak awal

Garda hanya diam, memperhatikan seseorang yang tengah duduk sembari menulis sesuatu di bangku paling depan.

'Gue tau Lo yang cepuin gue ke pak Tono! karena cuma ada Lo yang ada di bilik sebelah. Sialan!' umpatnya dalam hati. Orang yang Garda maksud adalah Arsen– anak kebanggaan guru 'katanya. Ketua Osis SMA Carol's yang selalu melaporkan Garda dkk. Pada pak Hartono. Sudah menjadi rahasia umum jika Arsen tak menyukai the Carol's sejak awal, karena dikelas ini Pandu menjadi saingannya dalam mendapatkan juara kelas.

"Sialan!"

Jam pelajaran sudah selesai dan semua murid sudah diperbolehkan untuk pulang, karena sekarang sudah pukul 14.00

Garda dan yang lain sudah berdiri di parkiran beberapa menit yang lalu untuk menunggu seseorang.

"Gar gar, tuh!" Acil menepuk pundak Garda, memberi kode padanya jika Senja sudah keluar dari kelasnya.

Garda tersenyum kecil dan melangkah mendekati Senja.

"Hai Gar, kamu mau ajak aku pulang bareng?" Garda melewati Gabby, mengacuhkan omongannya dan berhenti tepat di samping Senja. Gabby membalikkan badannya melihat itu, orang-orang yang tengah berjalan pun memperlambat lajunya hanya untuk menguping tanpa harus berhenti, karena mereka tahu jika hal itu terjadi Garda pasti tak akan tinggal diam. Its privasi!

"Eum ka Garda ada apa ya?" karena sejak tadi Senja diem jadi shanum yang belum mengetahui apa-apa pun bertanya.

Garda hanya melirik sebentar lalu menggandeng tangan Senja untuk dibawa ke motornya, Shanum pun tak diam saja. Ia menahan tangan sebelah senja agar Garda tak dapat membawanya. Shanum kan mesti lindungi gadis polos macam Senja dari spesies seperti Garda.

"Ka.. lepasin" ucap Senja lirih

"Ka tolong jangan macem-macem sama Senja, saya bisa laporin kakak ke orangtuanya loh" Shanum menarik tangan Senja hingga berhasil terlepas dari Garda

Garda menghembuskan nafasnya dan mengubah ekspresinya. Ia tersenyum lalu kembali mendekati Senja.

"Emangnya salah ya, kalo mau anterin Pacar. sendiri pulang?" kata Garda dengan penekanan di kata 'pacar' membuat Shanum terkejut, bukan hanya Shanum tapi Gabby serta murid yang tadi pun sama halnya terkejut.

"Aku minta maaf ya sayang, bikin kamu badmood mulu. kita jalan-jalan aja gimana??" Garda merangkul Senja posesif. Senja dari tadi hanya diam mendapatkan perlakuan itu, tanpa berekspresi ataupun bicara

"Senja ini beneran?" tanya Shanum meminta penjelasan

"Iyain biar cepat!" Senja yang awalnya ingin menggelengkan kepalanya malah mengangguk setelah mendengar bisikan dari Garda.

"Ko?"

"Udah ya nanti lagi. Senja nya mau gue ajak jalan-jalan. Lo bisa balik duluan" Garda membawa Senja dengan menggandeng tangannya.

"Garda! Ini beneran?!" tanya Gabby yang menghentikan langkah Garda

"Pikir aja sendiri!" setelah itu Garda dan Senja langsung ke motor Garda. Sementara Gabby menghentakkan kakinya kesal.

Gabby adalah orang yang menyukai Garda secara terang-terangan. Bahkan berani mendekati tanpa pikir panjang, banyak siswi yang ia bully hanya karena mereka menyukai Garda secara diam-diam. Itu diam-diam saja sudah mendapatkan bully-an, bagaimana nasib Senja?!

Kembali lagi dengan Garda dan Senja

Teman-temannya menahan senyum watados kala Garda datang dengan menggandeng tangan Senja.

"Napa lu?! minta disambit?!" tegur Garda membuat mereka menggelengkan kepalanya bersamaan.

"Pinjem Sep!" karena tak ingin dibuat bonyok oleh Garda, Asep pun memberikan helm miliknya pada Garda.

Garda memberikan helm miliknya pada Senja untuk dipakai, nanti milik Asep biar dia yang pakai. Senja hanya diam kaku sembari memegang helm Garda. Garda yang kesal pun merebut helmnya dan memasangkannya pada Senja

"Cepat naik!" katanya, Senja segera menaiki motor itu tanpa menunggu lama.

"Jangan diapa-apain Gar! anak orang" ucap Pandu

Garda mengangguk dan segera menyalakan mesin motornya.

"Tinn!"

"Yoo!!" sahut mereka bersamaan, dan motor Garda pun melaju meninggalkan area sekolah.

Acil diam-diam memperhatikan Shanum yang masih diam menatap kepergian Senja dan Garda

Ia pun menghampirinya. "Mau pulang bareng?" tawar Acil, yang lain ikut menggoda mereka berdua. Karena jarang sekali melihat teman satunya ini menawarkan tumpangan pada perempuan

"Dih. Gak! Makasih!" tolak Shanum, ia cepat meninggalkan Acil yang masih shock.

"AHAHAHAHAHAH!! MAMPUS!! HAHAHA"

Yo vote Yo!

〃GARDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang