Selamat menempuh hidup baru!❁ཻུ۪۪⸙͎
••●All●••
· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·
• • ━━❪ヾ29. D-dayヾ❫━━ • •
Bastian dan Liana sepertinya sudah sangat bosan melihat anak-anak mereka yang sedari tadi ribut beradu argumen tanpa ada yang mau mengalah. Bahkan Audrey selaku pemilik butik pun sudah turun tangan untuk memberhentikan keduanya tapi nihil, sampai sekarang garda dan Samuel tetap kekeuh dengan pendapat mereka masing-masing.
"Kalian mau berantem sampai kapan si??? emang engga mau coba bajunya??" tanya Bastian
"Kata gue juga anak Bima sakti dibagian kiri nah carcol baru di kanan!" ucap Samuel kekeuh
"Carcol ndasmu!! Carol's bangsat!" koreksi Garda
"Ya maksudnya itu! udahlah ngalah aja sama gue. temen-temen lu di kanan, temen gue di kiri!"
"Gak! Bima sakti yang gak sakti sakti amat mending di kanan. titik."
"Kiri kanan kiri kanan. Apasi yang kalian ributin?? gak bisa ya sekali aja kalian tanya sama orang tua, baiknya gimana gitu loh...." geram Liana, dan keduanya baru bisa diam
"Emang baiknya gimana???"
•••
Berdiri kaku sembari memegang tempat yang begitu cantik yang berisi potongan bunga mawar merah dan putih, situasi yang begitu sulit untuk bergerak terlebih tempat ini sudah ramai oleh para undangan. Rasa grogi dan kaki mulai tremor, sekujur badan berkeringat. Mungkin itu kondisi yang menggambarkan keadaan para anggota Carol's dan Bima Sakti sekarang, jika dilihat-lihat wajah mereka sangat lucu karena seperti orang menahan boker HAHAHHAA. Hal itu terjadi karena ketua dari dua kubu itu baru memberitahu beberapa jam sebelum acara dimulai bahwa barisan mereka berdiri itu digabung, seperti contohnya, Kobra berdiri atas altar sebelah kanan sampingnya ada Saga, Asep, Teo dan Galih, sementara sisi kiri ada Baron, Pandu, Dino, Acil, Daus dan Kopral, tidak hanya sampai disitu bahkan dari awal pintu masuk pun anak Carol's dan Bima sakti berbarisnya pun seperti itu, definisi liat kanan kiri depan semua musuh!
Berbarisnya mereka sungguh sangat terlihat indah, pakaian jas formal berwarna putih hitam begitu pas dengan tema konsep dari desain gedung ini. Ceritanya mereka ini berdiri untuk menyambut pengantin jika keduanya datang memasuki gedung dengan berjalan di atas altar tersebut dan nanti mereka menaburkan bunga keatas dengan perlahan, sungguh indah bukan???
Tidak hanya mereka, para wanita yang menjadi pasangan mereka pun ikut hadir ke acara ini. Rekan bisnis hingga petinggi juga tak lupa Bastian undang dan sekarang gedung terlihat begitu ramai.
"Wuuuu!!!!"
Sorakan penuh semangat ditunjukan oleh para undangan ketika melihat kedua pasangan itu mulai menampakkan dirinya, dan yang membuat mereka semakin heboh adalah kedua lelaki tampan yang berdiri dibelakangnya. Garda dan Samuel!! Mereka berdua berdiri sejajar sembari menatap ke depan dengan penuh percaya diri. Garda berdiri dibelakang Liana dan Samuel di belakang Bastian, jika orang tua mereka saling bergandeng tangan beda lagi dengan garda dan Samuel, kedua lelaki itu memegang buket bunga begitu cantik dan menarik perhatian. Sungguh tampan bukan hanya sekedar tampan.
"Cowok lu ganteng juga!" bisik Shanum pada Senja, gadis remaja itu bahkan tak mengedipkan matanya.
Kembali lagi pada keadaan diatas altar. Bastian masih berjalan sembari menggandeng tangan Liana, berjalan dengan perlahan dan menikmati taburan bunga yang dilakukan oleh kedua geng anaknya itu, bahkan kini wajah para penabur bunga itu sudah lebih cerah karena ikut merasakan kebahagiaan.
Hingga sampai di depan Bastian berganti untuk memegang tangan Liana dan membawanya ke atas pelaminan.
Garda menitikkan air matanya ketika melihat senyum lebar yang ditunjukkan oleh Liana, selama ia hidup berdua dengannya garda rasa ini baru pertama kali ia melihat senyum itu dimunculkan.
"Gausah cengeng!" bisik Samuel menyindir Garda
"Gimana ya perasaan ibu lu??" balas Garda, Samuel hampir saja ingin menonjok wajah Garda. mungkin saja kalau ia tak sabar wajah Garda sekarang sudah mendapatkan pukulan, tapi ia sadar ia tak mungkin merusak acara bahagia ayahnya ini.
Kedua pengantin itu duduk di kursi untuk melaksanakan ijab qobul, penghulu dan beberapa saksi juga ikut duduk begitupun dengan para penabur bunga tadi. Garda duduk disamping penghulu, ia yang akan menjadi wali dan mengucapkan ijab qobul bersama ayahnya sendiri. Aneh tapi nyata, anak yang menikahkan ibunya dengan ayahnya sendiri oke tak apa, anggap saja ini hal biasa.
Awalnya Garda grogi dan menatap banyak orang dihadapannya tapi ibu Samuel dan orang dibelakang yaitu Senja seakan memberinya kekuatan untuk bisa melakukan ini.
"Ekhem.." dehem garda menetralkan kegugupan nya
"Bisa kita mulai??" tanya sang penghulu
"Bisa pak" jawab Garda dan Bastian.
Garda dan Bastian mulai mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara/Ananda (Sebastian buana) bin (Satria buana) dengan ibu saya yang bernama (Liana Arsita) dengan maskawinnya berupa (70. USD, serta 1karat berlian) tunai." ucap Garda dengan sekali hembusan nafas
"Saya terima nikah dan kawinnya…(Liana Arsita binti alm. Bayu Darmawan) dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!!!!"
"Alhamdulilah hirabilallamin"
Mereka mengangkat kedua tangannya untuk berdoa.
"Selamat ya pak, bu. kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri!"
Tanpa Garda sadari, ia meneteskan air matanya lagi, merasa terharu, masih tidak menyangka ia yang menikahkan ibunya sendiri. Garda berharap semoga pernikahan ibunya ini bisa menjadi sumber kebahagiaan dan tidak akan membuat ibunya terluka.
TBC.
//Maaf ya, aku sendiri engga tahu apakah anak bisa menjadi wali atau tidak, tapi karena ini fiksi jadi anggap aja ini hal biasa. Ok? Dan maaf juga kalau bahasanya ada yg kurang tepat, aku nyontek di google.
KAMU SEDANG MEMBACA
〃GARDA
Teen FictionGarda, Senja. Sepasang remaja yang bersekolah di SMA Carol's. Garda merupakan siswa kelas 12 sedangkan Senja baru kelas 10. Keduanya memiliki watak dan kepribadian yang sangat berbeda. Jika Garda dikenal dengan keras kepala, tak suka diatur, pember...