Merebut miliknya, adalah salah satu cara paling tajam untuk menghancurkan hidupnya.
❁ཻུ۪۪⸙͎
••●Carol's●••
· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·
• • ━━❪ヾ1. Fakta mengejutkanヾ❫━━ • •
"BARON!!! BANGSAT DIMANA LO?!!"
Brak.
Kobra baru saja datang di tongkrongan belakang sekolah dengan raut wajah yang benar-benar terlihat marah, ia juga menendang meja kosong disana. Suasana menjadi sangat ricuh ketika Baron keluar dengan membawa bubur ditangannya. Kobra langsung memberikan satu bogeman keras di pipi sebelah kanan Baron.
"Woy ada apa anjing?!!" Asep serta yang lain ikut bingung, namun mereka berusaha menghentikan itu dulu dan menunda rasa penasarannya.
"MAJU SINI BANGSAT!" Kobra menepis tangan Asep dan tangan pandu yang sedari tadi memegangi nya.
"Senja, Lo pergi ke kelas Lo dulu ya! Disini engga aman" ucap Garda pada Senja yang memang sedari tadi ada bersamanya.
"Ayo sama kakak!" Senja tak ingin melepaskan tangan Garda membuat Garda kesulitan untuk menghentikan pertengkaran itu
"Gue harus pisahin mereka dulu, Lo aja ya??" Senja menggelengkan kepalanya dan tetap bersikeras untuk pergi bersama Garda
"Senja takut kak Garda kenapa-napa. Please ayo pergi, tinggalin tempat ini" ucap Senja dengan air matanya yang tiba-tiba keluar.
Garda tak tahan, tapi ia juga harus menghentikan ini semua. Akhirnya dengan berat hati Garda memanggil Damar dan memintanya untuk mengantarkan Senja secara paksa
"Jangan Lo kasarin!!" ucap Garda, Senja semakin menangis ketika berhasil terlepas dari Garda. Sementara Garda tidak lagi memedulikan Senja, ia mendekati kobra yang tengah memberikan bogeman mentah pada Baron yang diam saja.
"UDAH!! STOP!" Garda berhasil mendorong tubuh kobra hingga menubruk meja meja dibelakangnya. Pandu Asep dan ketiga temannya segera menahan tubuh kobra agar tak berulah lagi.
"Lo gapapa?" tanya Garda pada Baron yang sudah babak belur
"Uhuk uhuk.." Baron terbatuk-batuk sembari memegangi perutnya.
"Ron??"
Bruk.
Baron terjatuh di lantai dengan tubuh lemasnya. Hal itu membuat mereka panik bukan main. Garda menepuk-nepuk pipi Baron namun tak ada respon yang Garda terima.
"Bawa ke rumah sakit!!!" anggota Carol's yang lain langsung bergegas membawa Baron dan salah satu dari mereka pergi untuk menghentikan taksi.
"Kalo sampe Baron kenapa-napa, Lo?!!" Garda menunjuk wajah kobra "akan gue buat sama seperti dia!" ucapnya, lalu Garda pun pergi untuk ikut mengantarkan Baron ke rumah sakit.
"Lo sebenernya kenapa si?! ada masalah apa sampe segitunya hah?!!" tanya Pandu
"Lo gak akan ngerti-"
"Ya makannya, kita gak ngerti jadi kita nanya!" potong Pandu cepat.
"Anggi" kobra menetralkan deru nafasnya sebelum mengatakan "ternyata Anggi dijodohin sama Baron"
෴
"Gimana keadaannya dok?" tanya Garda, ia serta semua anggota Carol's kecuali Asep kobra, damar dan Pandu ada di rumah sakit.
"Lukanya lumayan parah jadi pasien perlu dirawat selama beberapa hari ke depan agar kami bisa memantau dengan mudah" ucap sang dokter.
"Makasih dok" dokter itu tersenyum dan pergi entah kemana.
Mereka memutuskan untuk masuk kedalam, melihat Baron yang masih menutup matanya.
"Telpon Pandu, suruh mereka kesini"
"Bang kobra-"
"Kobra juga!" orang yang diperintahkan Garda mengangguk dan keluar untuk menelpon pandu.
"Astaga?!" Garda menepuk keningnya
"Kenapa bang?"
"Senja!" Garda keluar dengan tergesa.
Sampai diluar ia ingin menelpon Senja namun telponnya berulang kali dimatikan dan terakhir, nomornya tidak aktif. "Duh pasti Senja marah sama gue!" Garda memutuskan untuk duduk saja di depan, menunggu kehadiran Pandu yang membawa kobra. Walaupun apa yang sudah kobra lakukan itu keterlaluan tapi Garda akan tetap memaafkan perbuatan kobra, Garda yakin kobra punya alasan atas kejadian barusan.
"Gar!" Garda mendongakan kepalanya, itu mereka.
Pandu, kobra, Asep damar dan orang yang menelpon Pandu tadi menghampiri Garda.
Wajah garda masih datar, malas menatap kobra yang terlihat seperti orang tak bersalah.
"Gimana keadaan Baron?" tanya Asep
Garda hanya melirik sekilas pada pintu ruangan Baron. Dan mereka memutuskan untuk melihat sendiri kedalam, kecuali kobra. Dia duduk di samping Garda sembari menatap pada sepatunya.
"Lo gak khawatir sama Baron? gak mau liat dia kedalam?!" kobra hanya menatap Garda beberapa saat dan kembali menatap sepatunya. "Cih. Temen macam apa Lo?!"
"Setelah lo tau bahwa Baron itu tunangan Anggi, apa masih bisa bilang kaya gitu?" ucapan kobra sukses membuat Garda menoleh padanya, ia menatap wajah kobra serius campur terkejut.
"Maksud lo-"
"Kemarin, waktu kita bahas untuk acara anniv, dan Baron pergi itu dia mau lamar Anggi. Dan mereka.. resmi tunangan" Garda menelan ludahnya sendiri mendengar fakta yang baru saja ia dengar.
"Ya. Tapi kan lu belum denger penjelasannya baron-"
"Buat apa Gar? orang yang udah nusuk gue dari belakang, apa masih bisa gue anggap temen??!" ucap kobra sembari menggelengkan kepalanya.
"Mungkin Baron punya alasan"
"Alasan apa?? Cowok playboy kaya dia mana ada alasan si kalo soal cewek?! kaya lu ga tau Baron aja!"
"Askar..."
Panggil itu membuat Garda dan kobra menoleh ke samping. Disana, gadis berambut panjang terurai sembari menenteng tasnya tengah berdiri menatap kearah mereka berdua, pandangannya begitu sulit untuk diartikan.
Kobra memejamkan matanya sesaat, sebelum akhirnya ia memilih bangkit dan meninggalkan Garda agar ia tak melihat gadis itu untuk saat ini.
Gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Anggi, kekasih kobra dan tunangan Baron.
Saat Anggi ingin mengejar kobra Garda mencekal lengannya.
"Biarin dia sendiri dulu. Kalo di samperin Lo cuma bakalan liat sebesar apa amarahnya sekarang. Jadi, jangan. Tunggu dia tenang" ucap Garda. Anggi mengangguk pasrah dan duduk di tempat tadi kobra duduki. Sementara Garda, ia kembali ke dalam dan bergabung dengan teman-temannya disana.
TBC.
Ayo dong vote and komen-nya. Masa udah baca gak mau vomen.(༎ຶ ෴ ༎ຶ)
KAMU SEDANG MEMBACA
〃GARDA
Teen FictionGarda, Senja. Sepasang remaja yang bersekolah di SMA Carol's. Garda merupakan siswa kelas 12 sedangkan Senja baru kelas 10. Keduanya memiliki watak dan kepribadian yang sangat berbeda. Jika Garda dikenal dengan keras kepala, tak suka diatur, pember...