36: Kisah Itu Dimulai

1.4K 272 19
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

✨✨

"Mencintai dan dicintai adalah kodratnya manusia. Namun, muliakan cintamu dengan cara yang berkelas, bukan dengan cara hina."

Indahnursf~

✨✨

Kala itu, Dhuha baru saja selesai melaksanakan salat dhuha di masjid dekat dengan kantor milik ayahnya. Sebenarnya di dalam kantor terdapat mushala di setiap lantainya, hanya saja Dhuha lebih nyaman untuk ke masjid yang jaraknya tidak terlalu jauh, guna agar dia bisa bertemu dengan banyak orang sekaligus menyambung tali silaturahim sesama muslim. Namun, tanpa Dhuha ketahui bahwasanya kala itu ada sepasang mata yang mengikutinya sejak Dhuha berpamitan untuk ke masjid saat sebelumnya tidak sengaja bertabrakan dengan seorang perempuan. Ya, dia adalah Zulfani Ananta. Yang saat ini sudah menjadi istri pertamanya.

"Tidak apa-apa, Mbak. Lain kali hati-hati, ya. Assalamualaikum."

Dhuha sempat berpamitan saat tak sengaja perempuan menabraknya saat sedang berjalan. Perempuan itu tengah menangis dan Dhuha pun sedang terburu-buru, alhasil perempuan itu yang tak lain adalah Fani pun penasaran dengan Dhuha. Fani menabrak Dhuha hingga tangan lelaki itu terkena pot bunga yang terbuat dari bath. Namun, tak sedikit pun dia marah. Jika posisinya saat itu Fani yang di tumbur, mungkin dia akan sangat marah bahkan akan mencaci orang tersebut.

Sebab Fani merasa aneh, baru kali ini dia bertemu lelaki sesabar Dhuha, akhirnya dia membuntuti lelaki itu dengan hati-hati. Awalnya Fani menangis, namun saat fokusnya beralih pada Dhuha, tangis itu berhenti dengan sendirinya. Kala itu, Fani kali pertama mengetahui kalau penyakit yang ada di tubuhnya adalah penyakit serius dan sudah stadium yang cukup tinggi. Karena itu Fani stres, hingga tak bisa menahan diri untuk tidak menangis.

"Salat?" Fani bergumam sendiri saat itu, dia bingung saat melihat jam yang melingkar bulat di lengannya menunjukkan pukul sepuluh pagi, namun lelaki itu salat. Akhirnya karena dihantui rasa penasaran, Fani mencari tahu melalui ponsel genggamnya, salat apakah yang dilakukan oleh umat muslim di waktu pagi. Dan, kini Fani tahu bahwa lelaki itu terburu-buru dan memaafkannya yang menabrak tanpa melihat itu, ternyata dia mau salat dhuha. Sejak saat itulah Fani tahu, bahwa lelaki berwajah teduh itu akan salat dhuha.

Pertemuan itu membuat Fani sulit untuk melupakannya. Entah, dia sendiri pun bingung kenapa dia bisa sampai memikirkan lelaki itu terus-menerus. Bahkan, sekilas Fani sempat melupakan masalah hidupnya saat mengingat lelaki itu. Usut demi usut akhirnya Fani mencari tahu siapa lelaki itu. Hingga data yang dia dapati bahwa;

Lelaki yang bertabrakan tidak sengaja dengannya itu adalah lelaki dari pemilik perusahaan yang berada tidak jauh dari masjid tempat lelaki itu salat saat itu. Dan, uniknya lagi lelaki itu bernama Dhuha.

Dan, sejak saat itulah Fani sangat menyukai kata "dhuha", sebab, dengan salat Dhuha lelaki bernama Dhuha akhirnya bisa bertemu dengannya.

Fani ingat, dulu dia pernah di nasihati oleh almarhumah ibu kandungnya, saat itu di hari-hari terakhir sebelum sang ibu meninggal dunia. "Nak, kelak jika kau ingin menikah, carilah lelaki yang selalu mendirikan salat sunah, jika sunah saja dia lakukan apalagi salat wajib. Ibu ingin agar kelak kamu ada yang menjaga dan membimbing, maafkan atas masa lalu Ibumu, Ibu tidak bisa mengubah masa lalu, namun, kita bisa menata masa depan agar lebih baik lagi."

Fani mengingat itu. Saat dia melihat seorang lelaki salat sunah dhuha, saat itulah ucapan sekaligus amanat sang ibu terngiang-ngiang di benaknya, dan karena itulah Fani bertekat akan menjadi istri Dhuha apa pun caranya.

DhuhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang