7: Iman dan Akhlak yang Mulia

2.2K 416 29
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

✨✨

"Jika ingin memastikan apakah seseorang itu baik akhlaknya atau tidak. Lihatlah saat dia sedang marah."
Indahnursf~

✨✨

Nabi Muhammad berkata dalam sebuah hadis bahwasanya redamlah amarah dan jangan mengambil keputusan disaat kita sedang bahagia atau marah, karena saat itu tidak sepenuhnya diri kita. Melainkan ada setan yang sedang merajalela di sekitar kita. Seperti di dalam sebuah hadis, Dari Abdurrahman ibn Abu Bakrah, ia berkata: Abu Bakrah menulis surat untuk anaknya yang ketika itu berada di Sijistan yang isinya: Jangan engkau mengadili diantara dua orang ketika engkau marah, sebab aku mendengar Rasulullah bersabda, "Seorang hakim dilarang memutuskan antara dua orang ketika marah." (Hadis Riwayat Bukhari)

“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun, jika amarah masih tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (Hadis Riwayat Abu Daud, no. 4782. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Terdapat sebuah kisah pada zaman Rasulullah dulu, sewaktu perang khandaq, umat Islam mendapatkan sebuah tantangan dari seseorang bernama Amr bin Abdul Wad. Amr bin Abdul Wad terkenal dengan tubuhnya yang begitu kuat bahkan sedikit sekali yang berani menerima tantangannya. Saat itu Rasulullah menawarkan tawaran dari Amr bin Abdul Wad ini kepada para sahabat-sahabatnya. Saat tawaran itu Rasulullah ajukan, maka yang menunjuk dan yang menerima hanya Ali bin Abi Thalib, hingga tiga kali Rasulullah bertanya dan tetap saja Ali bin Abi Thalib yang menerima. Akhirnya, tantangan dari Amr bin Abdul Wad diterima oleh Ali bin Abi Thalib yang diketahui saat itu usianya masih muda.

Sangat muda bagi seorang Ali bin Abi Thalib untuk menjatuhkan Amr bin Abdul Wad, namun Ali bin Abi Thalib menjatuhkan lawannya perlahan-lahan. Saat keduanya semakin dekat, Amr meludahi Ali dan tepat terkena pipinya. Lantas, Ali bin Abi Thalib langsung mundur dan menjauhi Amr bin Abdul Wad. Semua sahabat terheran-heran melihat Ali, kenapa dia memilih mundur saat diludahi, bukankah Ali bisa mengalahkan Amr dengan sangat mudah. Lantas, Ali bin Abi Thalib menjawab, "Saat dia meludahiku, aku sangat marah. Aku emosi luar biasa. Namun, aku tidak ingin menjatuhkannya karena emosiku. Aku ingin menjatuhkannya karena Allah semata. Maka dari itu aku menjauhinya, aku menunggu sampai aku tidak marah lagi."

Sehingga pada suatu kesempatan lain, Ali bin Abi Thalib berhasil menjatuhkan Amr bin Abdul Wad semua itu bukan karena emosi atau amarah, melainkan karena Allah Ta'ala.

Di dalam sebuah hadis, "Laa taghdob wa Laakal Jannah." Yang memiliki arti; "Jangan marah, maka bagimu surga." (Hadis Riwayat Thabrani)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman di dalam Al-Qur'an, "(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan." (Quran Surah Ali 'Imran ayat 134)

Maka dari itu, jika seseorang memiliki salah pada kita, segeralah memaafkannya dan jangan pernah menyimpan dendam. Memaafkan maka akan melapangkan hati kita sendiri. Dan, jika sebaliknya--kita yang memiliki salah kepada seseorang, segeralah meminta maaf. Meminta maaf duluan tak membuat diri kita hina, justru saat kita menghindari berselisih paham, di situlah letaknya kita sebagai seorang hamba yang bisa mengendalikan dirinya dari hawa nafsu amarah.

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasadnya. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).” (Hadis Riwayat Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)

DhuhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang