Bab 24

27 1 0
                                    

Semoga kalian gak lupa sama alur ceritanya (╥﹏╥).

Note: kalau ada salah dalam penulisan monggo dispill.

***

Hari ini, hari dimana Albert akan menjemputnya dan mengajaknya membicarakan sesuatu. Entah mengapa Viona jadi gugup tidak seperti biasanya sampai-sampai Viona tak bisa tertidur karena terus memikirkannya.

Tak tahan dengan matanya yang tak bisa menutup sepanjang malam, Viona memutuskan berendam dalam air hangat ditemani dengan busa tebal yang ia buat menggunakan sabun. Tangannya bergerak-gerak memainkan busa sabun, namun matanya menatap kosong pada tembok.

Berbagai bayangan menghantui benaknya. Mereka kan bisa membicarakan di rumah mengapa harus jauh-jauh pergi. Benar kan?

Viona keluar dari kamar mandi. Ia menatap dirinya didepan cermin lemarinya dengan balutan handuk. Bawah matanya tampak hitam dengan kantong mata yang sudah semacam kantong kangguru yang mungkin saja bisa menampung anak-anak kangguru. Viona mendesah pelan melihat penampakan wajahnya, namun beberapa saat setelah itu ia memilih membiarkannya sejenak dan memilih baju yang akan ia kenakan.

Viona membuka lemarinya. Ia menarik salah satu dress dengan atasan berwarna putih dan bagian bawahnya berwarna biru gelap. Tanpa basa-basi Viona segera mengenakan dress yang ia pilih. Memilah pula barang-barang yang harus ia bawa dan memasukannya kedalam tas putih kecilnya.

Sebelum turun ia duduk dihadapan meja riasnya sekedar untuk memoleskan wajahnya dengan make up tipis. Tak lupa menutupi mata pandanya dengan fondation. Setelah memastikan penampilannya sedikit lebih baik dari sebelumnya, ia memeriksa jam tangan yang masih menunjukkan pukul lima pagi. Memang ini sedikit tidak wajar, mengingat bila Viona memiliki waktu libur, dirinya akan bermalas-malasan diatas kasur. Tapi ia tidak terlalu memikirkannya. Viona memutuskan turun dan menghampiri dapur untuk mengisi perutnya.

Kakinya berhenti melangkah, ketika matanya menangkap sesosok lelaki yang kini tengah menyesap kopi dengan asap tipis mengepul. Di hadapan lelaki itu juga sudah tersedia satu lembar roti tawar.

Mengetahui keberadaan viona yang berada di luar ruang makan Albert mengulas senyum tipis. "Selamat pagi, darling."

Viona terdiam sebentar. Seluruh tubuhnya seolah membeku. Dahinya berkerut jijik ketika mendengar kata 'darling' yang keluar dari mulut buaya darat itu. Beberapa hari menghindari Albert karena kejadian yang Rosa beritakan sepertinya membuat dirinya terkena serangan syok mendadak saat melihat lelaki itu tepat dihadapannya.

Bi Ina yang baru saja keluar dari dapur dengan segelas susu, tersenyum melihat Viona yang sudah berada di ruang makan. "Selamat pagi, non. 15 menit yang lalu den Albert udah nunggu non Viona diluar jadi bibi bukain pintu."

Viona membelalak kaget mendengar pernyataan bi Ina. Ini makhluk sepertinya sudah di lahirkan sebagai orang gila. Viona memaksakan senyumnya untuk bi Ina dan menyapa wanita paruh baya itu. "Selamat pagi, bi."

Bi Ina meletakkan segelas susu tepat di tempat yang berada dihadapan Albert. Mau tidak mau Viona duduk berhadapan dengan Albert. Bi Ina kembali ke dalam dapur.

"you seen very pretty use that gown." Albert tersenyum melihat Viona hari ini. Dia tidak bohong ketika mengatakannya. Viona memang terlihat lebih cantik, walaupun sebenarnya gadis itu selalu tampak cantik.

Viona memutar bola matanya malas. Hari ini ia tidak berniat untuk mengobrol panjang lebar dengan Albert. Viona memilih menenggak susu putih yang telah disiapkan bi Ina hingga habis.

Tak mempedulikan pandangan yang Albert tujukan untuk dirinya, Viona segera berjalan keluar. Sungguh menjengkelkan sekali kalau ia terus berlama-lama di ruang makan. Viona menghampiri rak sepatunya dan memilih sepatu converse hitamnya. Setelah selesai mengenakannya Viona terduduk di ruang tamu. Kedua tangannya menyatu, saling meremas satu dengan yang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang