Bab 15

216 7 0
                                    

Arkasa berlari kearah mobilnya yang terparkir di garasi. Ia merasa bersalah karena kemarin tak menyempatkan diri untuk bertemu dengan Viona. Yah walaupun ia tahu, kalau Albert juga berada disana. Ia membuka pintu mobil dan langsung masuk kedalamnya. Mengecek jam di ponselnya sejenak dan melemparkan benda itu setelah selesai. Ia menyalakan mesin mobilnya dan melajukan. Tukang kebun rumahnya telah membuka pagar rumahnya, jadi ia tidak perlu repot-repot untuk menunggu. Mobilnya langsung melenggang pergi meninggalkan pekarangan rumah.

Diperjalanan ia bersenandung diiringi jari-jemarinya mengetuk-ngetuk setir. Tak beberapa lama senandungnya berhenti dilanjut dengan dirinya yang terperangah saat melihat sebuah mobil keluar dari perumahan yang ditinggali Viona dari jauh. Memang jarak perumahan mereka tak jauh, hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit. Ia yakini mobil tersebut milik Albert. Sebuah ide untuk mengikuti mobil tersebut terlintas dibenaknya. Ia membatalkan untuk berbelok dan mengikuti mobil tersebut.

Di sisi lain Albert menggenggam jari-jemari milik Viona dengan erat. Tak seperti awal saat  mereka bertemu. Perjalanan penuh dengan keributan.

"Vi, kamu merasa kalau ini mimpi gak?" Senyuman Albert merekah.

Viona menoleh kearah Albert, lalu tersenyum. "Aku juga gak percaya kalau ini nyata." Ia tak memalingkan wajahnya dari wajah tampan Albert. Ia jadi berpikir bahwa rasanya bersyukur memiliki Albert pria baik nan ramah yang sudah singgah beberapa minggu dihatinya. Kalau dipikir-pikir lagi ia sangat beruntung memilikinya. Setelah Albert melumat bibirnya, ia jadi merasa bahwa hatinya semakin mendekat dengan pria itu, walaupun kemarin adalah hal yang memalukan.

"Ngapain ngeliatin terus?" Albert terkekeh.

Viona langsung memalingkan wajahnya, sadar kalau ia masih menatapi wajah pria itu. "Nggak, nggak apa."

Albert melepaskan genggaman tangan dan mengacak-acak puncak rambut Viona. "Lucu deh."

Viona hampir melontarkan makian ketika tiba-tiba Albert mendapat panggilan masuk. Pria itu segera memasang earphone bluetoothnya dan mengangkat panggilan tersebut.

"Ada apa?" Jawabnya dengan suara agak tegas.

Ya, dan sisi lain Albert yang membuat Viona terkesan adalah sisi tegas pria itu yang akan terlihat saat berada didepan orang, selain dirinya. Salah satu hal yang membuat Viona semakin sayang dengan pria disampingnya itu. Jika dipikir-pikir kembali Albert tak pernah sekalipun berlaku kasar padanya, walaupun terkadang mengesalkan hingga membuatnya ingin menggiling pria itu sampai menjadi potongan-potongan terkecil. Tapi pria itu selalu membuatnya tersenyum diam-diam.

"Sepertinya Arkasa sedang mengikuti mobil anda, bos!" Suara dari sebrang sana membuat Albert terdiam sejenak.

"Urusi dia! Lakukan apapun untuk menghalanginya!"

"Baik bos!"

Albert memutuskan sambungan dan meletakkan earphone itu dengan tenang, agar Viona tak curiga.

"Ada apa?" Viona menatap manik kembali wajah milik Albert.

Albert menggeleng. "Hanya klien yang merepotkan." Jawabnya santai. Albert menatap spion tengah, disana ia melihat mobil hitam yang ia kenali sedang berusaha menepikan mobil berwarna abu-abu. Albert tersenyum miring sambil bergumam "bagus sekali."

"Lama-lama kamu gila ya?" Ujar Viona tanpa beban, setelah melihat tingkah Albert yang berbicara dengan spion.

"Well, aku memang seperti ini." Albert mengangkat bahu dengan senyuman yang masih tersungging.

***

"Aish, sial. Mobil siapa itu? Berani-beraninya nyerempet gue!" Arkasa memukul stir dengan keras.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang