Bab 13

214 8 0
                                    

"Kalau begitu bagaimana kalau kita menjalin hubungan secara tersembunyi?"

Kalimat tersebut membuat Viona melepaskan pelukkan. Ia menatap Arkasa dengan lekat. Menghapus air matanya dengan kasar, walau begitu matanya masih berkaca-kaca. Ia tak bisa berlama-lama disana. "maaf, Ar. Gue nggak bisa ngelakuin itu!" Setelah mengatakannya ia melenggang pergi.

Arkasa hanya dapat berdiri terpaku. Ia tak akan menyangka Viona akan menolaknya secara halus. Ternyata Viona benar-benar telah menghapusnya dari hatinya.

Mau bagaimana lagi, namanya juga cinta. Harus menerima semua keadaan, tapi jika hanya diam saja dan menerima kenyataan itu seperti bukan diri Arkasa. Ia harus melakukan pembalasan dan mendapatkan miliknya kembali bagaimana pun caranya. Arkasa lalu menyeringai lebar.

***

Viona tersenyum ketika melihat orang tuanya berjalan menghampirinya. Ia berlari kearah kedua orang tuanya dan langsung memeluk kedua tubuh pasangan itu sekaligus dengan erat.

"Sebahagia ini ya kamu lulus!" Gumam wanita itu.

Viona mengangguk. Viona melepaskan pelukannya lalu menatap manik mata kedua orangtuanya secara bergantian. Ibunya Viona membenarkan toga yang Viona kenakan.

"Nggak kerasa ya udah lulus aja, perasaan dulu papa masih ngajarin kamu naik sepeda." Setelahnya pria itu tertawa, Viona pun ikut tertawa.

Hari ini Viona benar-benar terlihat cantik. Ditambah dengan pakaian kelulusan yang ia kenakan membuatnya tampak sempurna.

Dari pintu masuk ia bisa melihat sosok Albert berpakaian rapi. Dengan kemeja putih dan jas abu-abu yang membuat pria itu terlihat tampan. Tak lupa dengan se-bucket bunga yang dipegang oleh kedua tangannya. Viona mengulas senyumnya, entah mengapa dirinya tiba-tiba senang melihat sosok itu.

Setibanya dihadapan Viona, Albert memberikan bucket bunga. "selamat ya!" Menepuk bahu Viona perlahan dengan seulas senyum. Viona bisa saja pingsan ditempat kalau saja itu bukan tempat umum.

Viona hanya dapat mengangguk. Udara dilapangan kampus membuatnya  sesekali mengipasi dirinya dengan tangannya.

Viona menoleh kearah orang tuanya kembali, atau lebih tepatnya, ibunya. "Ma, kak Lola bakal dateng kan?" Tanyanya.

Wanita itu mengangguk, setelah itu ia menatap pria disebelahnya, mengisyaratkan untuk meninggalkan Albert dan Viona atau lebih tepatnya untuk memberi waktu. "mama sama papa mau keliling dulu ya!" Wanita itu lalu menoleh menatap Albert "Albert tolong jaga Viona selama Tante sama om pergi!" Perintahnya dengan sopan.

Albert mengangguk tipis. Setelahnya pasangan itu melenggang pergi. Albert menatap Viona. Viona membalas tatapannya. "kak Lola itu siapa? Tantemu yang punya anak Gabe itu?"

Viona mengangguk. "iya dia kakak sepupuku, kamu belum pernah ketemu kan?"

"Iya"

"Vionaaa..." Panggil seseorang dari arah belakang. Viona menoleh, akhirnya ia menemukan sosoknya. Gadis yang memanggilnya itu langsung memeluk tubuh Viona. "akhirnya Vi kita lulus!" Serunya bahagia. Sedangkan Viona yang dipeluknya berusaha melindungi bunga yang diberikan Albert.

Rosa melepas pelukannya, lalu menatap Albert dengan malu. Wajah pria itu terlihat heran melihat tingkah Rosa. "Eh iya kalian nggak mau foto bareng gitu?" Usul Rosa untuk mengalihkan topik.

"Hah?" Viona mengerutkan alisnya. Albert dan Viona saling bertukar pandang.

"Udahlah, nggak usah basa-basi!" Rosa mengeluarkan ponselnya lalu sedikit menjauh siap mengambil gambar.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang