Bab 18

168 5 0
                                    

Viona dan Arkasa berjalan menyusuri sepanjang jalan yang di penuhi orang-orang yang menjajakan dagangannya. Viona sedikit kagum dengan car free day, jujur saja ia tak pernah ke tempat seperti ini karena orangtuanya selalu sibuk.

"Lo mau makan apa, Vi?"

Viona menghentikan kekagumannya pada car free day dan menatap Arkasa. "Gue pengen mi instan!"

Lagi-lagi Arkasa menjitak puncak kepala Viona, hingga membuat gadis itu meringis. "Nggak ada mi instan pagi-pagi." Arkasa tertawa kecil melihat gadis di sebelahnya itu.

"Ya udah, gue mau gado-gado di sebelah sana!" Viona menunjuk sebuah gerobak berwarna coklat yang berada di sebelah kiri.

Arkasa memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana, lalu berjalan santai ke sebuah gerobak yang ditunjuk Viona tadi. Viona hanya dapat mengekor.

Sesampainya, Arkasa langsung memesan dua porsi gado-gado. Mereka berbincang-bincang sejenak sambil menunggu pesanan mereka datang. Hingga tiba-tiba suara berat seorang pria memecahkan suasana.

"Bu, saya pesan satu porsi gado-gado sama teh anget!" Pria itu duduk di samping Viona yang membuat gadis itu melongo.

Viona yakin ia tak ada masalah dengan penglihatannya sekarang, tapi sepertinya sangat sulit untuk dimengerti. "Albert?"

Albert tersenyum, bukan di tujukan untuk Viona melainkan untuk Arkasa. "Hoodie kalian bagus, jadi seperti pasangan kekasih." Albert mengeluarkan nada sarkastiknya.

Arkasa sangat yakin dengan kalimat yang di lontarkan Albert barusan, bahwa itu merupakan kalimat sindiran yang di tujukan untuknya. Arkasa mengepalkan tangannya, ingin rasanya ia menghajar pria brengsek itu, kalau saja Viona tidak berada diantara mereka.

"Gak usah tegang gitu wajahnya, Arkasa. Gue cuma bercanda." Albert menyeruput teh hangatnya yang baru saja diletakkan di hadapannya.

"Al, kamu kok bisa tau aku sama Arkasa disini?" Kini giliran Viona yang membuka mulut.

Albert terdiam. Bagaimana bisa ia bercerita tentang kejadian tadi diantara dua makhluk itu, yang ada malah mereka yang memusuhinya.

...

Albert melajukan mobilnya dengan santai ketika tiba-tiba sebuah pesan masuk. Albert menggapai ponselnya dan melihat sebentar kearah ponselnya untuk memastikan notif dari siapa yang masuk. Albert akan kembali meletakkan ponselnya ke tempat semula saat notif dari orang yang sama kembali masuk. Ia berdecak lalu membuka ruang obrolan tersebut, tanpa menoleh menatap ponselnya.

Ia menepikan mobilnya dengan cepat, karena masih sedikit kendaraan yang berlalu lalang. Ia melihat ruang obrolan tersebut dan tersentak saat melihat sebuah foto Arkasa yang sedang menumpu tubuh Viona, sudut kamera tersebut berada di belakang jadi yang terlihat hanya punggung Viona dan setengah wajah Arkasa. Dibawahnya ada pesan tertulis: Arkasa ada di car free day, bos.

Albert menggeram marah bukan karena mereka berjalan berdua, tapi hoodie yang mereka kenakan membuat darahnya mendidih. Rasa cemburunya meluap membuatnya memutar balik mobilnya dengan geram.

...

Albert menggeleng kepalanya setelah mengingat kejadian tadi, lalu kembali menatap Viona. "Tadi bibi yang ngasih tau!" bohongnya.

Viona hanya dapat ber 'oh' ria saja. Sedangkan Arkasa menatap Albert dengan tajam. Jelas ia tau bahwa yang memberitahunya bodyguard bodohnya itu, bukan bi Ina yang berada di rumah Viona. Arkasa hampir membuka mulut, tapi ia urungkan ketika pesanannya telah berada di depan matanya.

Viona dan Arkasa melahap gado-gado, tanpa ada pembicaraan. Acaranya benar-benar hancur, karena Albert yang tiba-tiba saja menengahi mereka dan merusak suasana. Arkasa hanyut dalam pikirannya ketika tiba-tiba Viona terbatuk-batuk. Arkasa segera menyodorkan minuman yang ia pesan, tapi terlambat Albert sudah terlebih dahulu menyodorkan minumannya dan diterima oleh Viona.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang