"Pelan-pelan Jen biar ga kebangun" lirih Hana saat Jeno menaruh sang anak diranjang. Nathan langsung tertidur saat perjalanan pulang dari pantai tadi, sepertinya bocah itu kelelahan.
Setelah itu Hana masuk kedalam kamar mandi dan mulai menbersihkan tubuhnya. Seharian berada dipantai cukup membuat kulitnya kering.
Setelah selesai dengan rutinitas skincarenya, Hana keluar dari kamar mandi dan merebahkan dirinya disamping sang anak.
"Capek banget kayaknya kamu Than" gumam Hana seraya mengelus rambut sang anak kebelakang.
Chup
Hana mencium pipi sang anak "Anak ganteng"
Jeno masuk lagi kedalam kamar Hana setelah berganti pakaian tidurnya. Dirinya langsung merebahkan diri diatas badan Hana yang terlentang.
"Ahh" Hana langsung membuka matanya. "Jeno ngapain kamu disini? Tidur dikamarmu sendiri"
Jeno menggeleng diceruk leher Hana. "Mau disini biar kamu terbiasa tidur sama aku"
"Apa jadinya kalau aku dilabrak sama pacarmu"
"Ga mungkin"
"Ck" Hana mendorong badan Jeno agar pria itu beralih dari atas badannya, tau sendiri perempuan kalau tidur gapake daleman. "Awas Jeno"
Setelah berhasil terlepas dari Jeno, Hana langsung membalikkan tubuhnya membelakangi Jeno.
Namun juga Jeno langsung merengkuh tubuh Hana dari belakang dan mengikis jarak diantara mereka.
🎈
"Hana" panggil Jeno lirih. "Sayang"
"Hei bangun dulu sebentar" ini masih pagi buta dan Jeno sudah membangunkan Hana. "Apa sih Jen? kamu laper?" ucap Hana dengan suara seraknya.
"Engga, aku mau pergi" Hana membuka matanya "Sepagi ini? Yaudah"
"Lihat aku dulu bentar" Jeno memegang dagu lalu mendongakkan wajah Hana. Ia kecup bibir plum milik gadis itu yang berhasil membuat Hana bangun sepenuhnya.
"Jeno jangan bikin emosi ah"
Jeno tersenyum manis lalu beralih mencium kening gadis itu, sukses membuat Hana degdegan dipagi hari.
"Aku pegi dulu ya, gausah ke cafe kalau capek"
Jeno bangkit dari tidurnya lalu keluar dari kamar Hana, sedangkan gadis itu lebih nemilih untuk kembali melanjutkan tidurnya. Bahkan matahari saja belum menampakkan dirinya, namun Jeno sudah membangunkan Hana.
Jeno terburu memasuki kamar mandinya dan hanya sempat untuk sikat gigi dan cuci muka saja, jadwal penerbangannya sudah dekat.
Pria itu meraih tas kecilnya yang berada dimeja lalu berlari keluar dari rumah.
Hana kembali terbangun tepat pukul 7 pagi. Gadis itu beranjak dari ranjangya dan melihat sang anak yang masih terlelap, ia memutuskan untuk keluar kamar dan naik kelantai dua rumah mereka.
"Astaga Lee Jeno" dengus Hana saat melihat lemari Jeno yang tidak tertutup dengan benar. "Selalu buru-buru"
Hana mengambil keranjang cucian lalu dibawalah turun untuk dicuci. Rumah yang begitu besar ini tidak menyediakan jasa asisten, semua pekerjaan rumah dihandle oleh Hana.
"Nathan, ayo bangun sayang udah mau siang" panggilnya saat keluar dari ruang loundry.
Hana beralih menuju sisi sebelah televisi yang terdapat ikan peliharaan sang anak, Hana memberi makan ikan itu.
"Nathan" panggilnya lagi.
Hana menaruh botol pakan ikan itu lalu kembali beralih masuk kedalam kamar. Terlihat sang anak yang sudah membuka mata namun masih terlentang.
Mata Nathan terlihat sayu, Hana memangku tubuh sang anak dan dipeganglah keningnya. "Kamu demam Than, minum susu dulu ya"
Hana membawa Nathan dalam gendongannya, tubuhnya sangat lemas dan badannya terasa hangat.
Gadis itu masuk kedalam dapur lalu membuka kulkas yang dikhususkan untuk menyimpan susu Nathan. Hana meraih satu kantong asi dari sana dan dikeluarkannya.
"Ck kelamaan" Hana kembali menaruh kantong asi itu kedalam kulkas lalu beralih menuju ruang keluarga. Terlalu lama jika menunggu untuk menghangatkan asi itu.
Nathan masih berumur satu setengah tahun, namun bocah itu tidak mau lagi menyusu dari sang mama, alhasil Hana harus memompa asinya dan disimpan didalam kulkas.
"Langsung aja ya Than, mau ya kali ini aja" mohonnya. Hana membuka kancing kemeja tidurnya lalu mengarahkan payudaranya pada mulut sang anak. "Ayo nak"
Syukurlah sang anak masih mau menyusu padanya. Hana mengelus dahi sang putra yang mulai berkeringat.
Nathan melepaskan puting sang mama setelah lima menit menyusu. "Kok udahan?"
Bocah itu menggeleng lalu memeluk leher Hana. "Iya pusing ya kepalanya, mama telfon papa dulu ya"
Sebelum itu Hana merapikan dulu pakaiannya lalu masuk kedalam kamar. Meraih sebuah ponsel yang masih mengisi daya itu. Hana mencari nomor Jeno lalu meletakkan ponselnya pada telinga kanannya.
Nihil, Jeno tidak mengangkat panggilan telfonnya. Tidak kehabisan akal, Hana memilih untuk menghubungi sang kakak.
Nathan mulai menangis akibat merasakan rasa sakitnya.
"Kak bisa kerumah ga?"
"Kenapa?"
"Nathan sakit, tolong anterin kerumah sakit, Hana ga bisa kalau sendirian"
"Jeno kemana?"
"Gatau kak, udah cepet kesini, ga denger apa ponakannya udah nangis"
Hanya berselang sepuluh menit suara mobil milik Jaehyun telah terdengar dipekarangan rumah Hana. Buru gadis itu langsung keluar dari rumah dan masuk kedalam mobil kakaknya.
"Cepet kak"
Jaehyun mengangguk lalu memacu mobilnya sesuai perintah dari sang adik. Beruntungnya rumah Hana terbilang dekat dari rumah sakit karena hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai.
Jaehyun mengambil alih Nathan untuk digendongnya, mereka langsung masuk pada ruangan UGD dan membaringkan Nathan disalah satu ranjang rumah sakit.
Dokter yang tengah berjaga langsung menghampiri mereka. "Biar kita tangani dulu"
🎈
Kini Nathan telah dipindahkan diruang rawat inap. Bocah yang memiliki lesung pipi itu terkena gejala tipes dan mengharuskan dirinya untuk menjalani perawatan dirumah sakit.
Setelah mendapatkan suntikan infus kini bocah itu terlihat sedikit tenang dan sudah tertidur walaupun sewaktu disuntik tadi menangis dengan keras.
"Jenonya kemana Han?" Hana menoleh kebelakang sewaktu mendapat pertanyaan dari pria yang sedari tadi duduk pada sofa ruangan ini.
Pria itu juga sedari tadi tak henti-hentinya menghubungi sang adik untuk menanyakan dimana keberadaanya. Tetapi kejadiaannya sama, Jeno sama sekali tidak mengangkat telfon itu bahkan merejectnya.
"Gatau kak, dia pergi pagi banget"
"Ck cari masalah apa lagi dia" gumam Taeyong "Udah ya kamu fokus aja sama kondisi Nathan, biar Jeno jadi urusan kakak sama Jaehyun"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Papa Mama | Lee Jeno
Romance[15+] "Maaf aku kelepasan" Bagaimana kehidupan mereka berdua dengan hadirnya buah hati ditengah-tengah mereka tanpa adanya ikatan yang jelas. Mampukah Lee Jeno hidup dengan perempuan yang telah melahirkan anaknya tanpa adanya status antara mereka be...