Lagi?

2.4K 254 20
                                    


Sambil vote ya guys






























"Jadi gimana Cas?"

Hana sekarang berada diruangannya yang berada dicafe, hari ini dirinya mau mengontrol cafenya yang sudah lama ia tinggalkan dan didepannya sekarang sudah ada Lucas anak buah kepercayaannya.

"Tadi habis cek sih cuma stok tepung yang mulai nipis sama gelas harus nambah lagi deh"

Hana mengangguk paham, "Yaudah kamu boleh keluar, nanti biar aku yang telfon"

Setelah itu Lucas keluar dari ruangan Hana, memang benar apa kata Lucas kalau cafe jadi semakin ramai. Cafe baru buka pun langsung diserbu sama anak muda yang mengerjakan tugas ataupun hanya mengambil spot foto.

Saat Hana lagi fokus sama laptopnya tiba-tiba dering telfonnya menceruat. Terlihat pada layar telfon terdapat nama Renjun disana.

"Kenapa Njun?"

"Dimana?"

"Cafe"

"Oke gue kesana"

Setelah itu sambungan telfon terputus, "Ni orang ga ada kerjaan kali yak" dumel Hana seraya menaruh kembali ponselnya.

Hana beranjak dari kursinya lalu melangkahkan kaki keluar dari ruangannya, ia melihat kinerja para karyawannya dan kondisi cafenya.

Hari ini Hana tidak membawa Nathan karena tidak dibolehkan sama Jeno, takut malah bikin susah Hana. Tau sendiri kalau kelakuan Nathan ajaib.

Tak begitu lama mobil Renjun telah terparkir dihalaman cafe milik sahabatnya itu, ia keluar dari mobil lalu membetulkan jas yang ia pakai.

Pria yang memiliki marga Huang ini melangkahkan kakinya menuju pintu cafe, sebelah tangannya menggenggam sebuah paperbag.

Ia menampilkan senyum terbaiknya kala memasuki cafe dan melihat sahabatnya yang berdiri dibelakang mesin kasir.

"Nih buat lo" Renjun mengulurkan paperbag yang ia bawa ke Hana.

Hanapun dengan senang hati menerimanya, "Apa ini?"

"Cake"

Hana terkekeh, padahal dicafenya juga menjual cake tapi ia tetap menghargai usaha Renjun yang membawakan untuknya.

"Mau duduk diruangan gue apa diluar aja?" tawar Hana.

"Diluar aja"

Hana mengangguk lalu melangkahkan kaki terlebih dahulu ke meja yang berada disudut cafe ini. Hana membuka paperbag tadi dan mengeluarkan cake didalamnya, ia taruh pada meja.

Renjun duduk didepan sahabatnya ini setelah ia melepas jas yang dipakainya.

"Tumben lo bisa kesini jam segini?" tanya Hana keheranan karena kan ini masih jam sibuknya kerja.

"Habis meeting gue, mampir aja kesini"

Renjun clingak-clinguk melihat sisi cafe ini, seperti ada yang ia cari. "Anak gue dimana?"

Hana menyuapkan cake tadi pada mulutnya "Dirumah mama gue"

"Trus yang masih diperut cewek apa cowok?"

Hana menggeleng "Belum tau, babynya masih gamau nunjukin"

Hasil pemeriksaan Hana terakhir bayinya masih belum mau menunjukkan kalau ia cewek atau cowok. Jadi ya Hana bingung mau membelikan baju pink atau biru, sampai sekarang menginjak kandungannya berumur 7 bulan Hana masih belum mempersiapkan baju-baju anaknya.

"Ni orang kemana?" gerutu Hana sambil memandangi ponselnya.

Renjun yang lagi nyeruput kopinya jadi sambil mengernyitkan dahi. "Ngomel mulu, lagi hamil juga"

Renjun merebut ponsel milik Hana lalu melihat ada apa, ternyata layar ponselnya menampilkan kolom chat antara Hana dengan suaminya itu.

Renjun meletakkan kembali ponsel Hana pada meja. "Lagi meeting kali"

"Lo balik kantor masih lama ga?"

"Kenapa?"

"Anterin gue kekantornya Jeno"

"Iya gue anterin"

Sebuah senyuman tercetak jelas pada bibir wanita itu, ia segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju dapur cafenya.


















"Perlu gue temenin ga?" tawar Renjun.

Hana menggeleng "Biar gue sendiri, lo tunggu sini aja bentar"

Hana keluar dari mobil sahabatya ini, Hana memang tidak membawa mobil sewaktu berangkat kecafe tadi karena sudah tidak diperbolahkan sama Jeno untuk bawa mobil sendiri.

Hana sekarang sudah berada didepan perusahaan milik suaminya itu, mau nganterin makan siang karena ini sudah jamnya. Jeno punya badhabit kalau sibuk pasti lupa makan.

Hana berjalan masuk sambil menenteng tas yang berisikan kotak makan, ia sempat memasak dulu tadi dicafe.

Satpam yang menjaga pintu perusahaan menyapa sopan Hana, tak jarang juga para karyawan yang berpapasan juga menyapa.

"Bu" sapa sekertaris Jeno saat Hana sudah berada dilantai tempat ruangan Jeno.

"Bapak ada?" tanya Hana.

"Iya bu ada"

Hana mengangguk lalu melangkahkan kakinya mendekati pintu ruangan yang bertuliskan 'CEO' disana.

Hana mendorong pintu besar itu dengan perlahan, ia menampilkan senyum yang sudah mengembang diwajahnya, mau menyambut suaminya yang bekerja keras.

"Sa-"




TBC

Dikit dulu ya wkwkwk









✔ Papa Mama | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang