Ngidam

2.8K 290 4
                                    




Sambil vote ya guys


























"Sayang" panggil Hana pada suaminya namun tak ada jawaban karena Jenonya yang sudah terlelap.

Hana mencoba mentoel-toel pipinya Jeno dan itu berhasil ngebuat sang suami menerjabkan matanya. "Kenapa yang?" tanyanya dengan suara seraknya.

"Mau ramyeon, buatin" pinta Hana. Mata Jeno langsung membelalak, pasalnya ini sudah tengah malam dan tidak biasanya Hana minta makan.

"Buatinnnn" rengek Hana.

Jeno mengangguk lalu bangkit dari ranjangnya, ia mengajak Hana sekalian turun kebawah dengan sang istri yang digendong dibelakang sama Jeno.

Jeno menurunkan tubuh Hana dikursi meja makan dan dirinya yang masuk kedapur. Hana melihat suaminya yang shirtless itu dari sana sambil menopang dagunya dengan tangan.

Hanya lima menit akhirnya Jeno membawa ramyeon yang dibuatnya tadi ke meja makan. Tak lupa Jeno juga memberikan sumpit ke Hana.

Satu suap Hana memasukkan kedalam mulutnya lalu sisanya ia menyuapi sang suami.

"Udah makan aja yang" ucap Jeno.

Hana menggeleng, "Kamu yang habisin"

Lagi-lagi Jeno hanya menurut, ia baru tau jika orang ngidam ternyata seperti ini. Ia jadi memikirkan dulu Hana waktu hamil Nathan trus ngidam siapa yang nurutin, karena memang Hana yang tidak pernah menghubunginya.

Jeno membawa kembali mangkuk bekas ramyeon tadi kedapur untuk ditaruh diwastafel dan berniat akan mencucinya pagi nanti.

"Mau gendong lagi ga?" tawar Jeno sambil merentangkan tangannya ke Hana dan wanita itu dengan senang hati menerimanya, segera ia mengalungkan kedua lengannya pada leher sang suami dan dengan hati-hati Jeno menggendong istrinya itu.

🎈

"Good morning" ucap Hana sambil mencium kening anaknya yang tengah meregangkan badannya karena baru saja terbangun dari tidurnya.

"Mau mandi dulu apa makan?" tawar Hana. "Makan" jawan Nathan seraya bangkit dari tidurnya.

Nathan merentangkan tangannya tanda ingin digendong dan dengan senang hati Hana merengkuh tubuh kecil itu.

"Sini Nathan sama papa" ucap Jeno saat berpapasan dengan istri dan anaknya saat keluar dari kamar. Jeno mengambil alih Nathan dari gendongan Hana. "Sekarang kalau mau gendong minta papa aja ya, jangan mama"

Jeno menurunkan sang anak pada kursi makan milik Nathan dan Hana sendiri mengambilkan makanannya. Kali ini sarapan buah Nathan diselingi dengan pasta biar tidak melulu hanya buah.

"Papa ini punya Athan" protesnya kala Jeno menyemili pasta pada piring anaknya itu padahal Jeno juga lagi makan makanannya sendiri.

"Pa itu punya anaknya" peringat Hana. "Kalo mau aku ambilin sendiri"

"Mau maa"

🎈

Jeno menggandeng tangan istrinya saat mau memasuki perusahaannya dan Nathan sendiri sudah lari-lari didepan karena kesenengan. Waktu Jeno hendak berangkat kerja tadi Hana merengek minta ikut dan jelas Jeno menyetujuinya karena belum pernah sekalipun Hana menginjakkan kaki diperusahaan miliknya.

"Nathan hati-hati jatuh" peringat Hana.

Semua karyawan yang berpapasan dengan mereka bertiga tiba-tiba terkaget, memang benar kalau Hana tidak pernah kesana.

"Pantes anaknya ganteng banget, mamanya aja cantik"

"Heh pak Jenonya juga ganteng kali"

"Waduh bu boss dateng, ada sidak kah?"

Begitulah bisik-bisik karyawan kala melihat Hana untuk pertama kali dikantor mereka.

Sampai diruangan sang suami Hana mendudukkan dirinya pada sofa yang beada disitu. "Ma mainan Athan"

Hana segera membuka tas yang ia bawa dan berisikan mainan yang dimasukkan sang anak sewaktu dirumah.

"Sini belajar nulis aja sama mama" Dengan lucunya Nathan mengangguk. "Minta kertasnya dulu sama papa"

Anak itu segera menghampiri sang papa yang tengah duduk pada kursi kebesarannya selama ini. Nathan menarik ujung jas Jeno dan membuat sang empu langsung menoleh kebawah.

"Minta keltas pa"

Jeno membuka loker mejannya dan mengambilkan beberapa kertas untuk anaknya itu, setelah menyerahkan kertas itu Jeno menyempatkan mengusap pucuk kepalanya bocah berumur dua tahun itu.

"Nih" sekarang Hana yang menyerahkan sebuah pensil pada sang anak.

"Liat mama, cara pegangnya kayak gini" ucap Hana sambil memperagakan cara memegang pensil.

Namanya Nathan masih anak kecil jadi kelima jarinya memegang pensil itu. "Nulis huruf A kayak gini"

Nathan memperhatikan bagaimana mamanya itu menuliskan sebuah huruf. Setelah melihat contoh dari Hana, Nathan segera menggoreskan pensilnya pada kertasnya sendiri dan menuliskan satu huruf menghabiskan satu kertas.

Hana dibuat terkekeh melihat anaknya itu, tiba-tiba ponsel milik Hana berbunyi, disana menampilkan nama Renjun dan dengan segera Hana mengangkat panggilan telfon itu.

Hana langsung menjauhkan telfonnya dari telinganya, pasalnya disana Renjun langsung berbicara ngegas begitu saja, siapa yang tidak terkaget.

"Gue lagi dikantornya Jeno Njun"

"Gue mau ngasih anak gue mainan ini"

"Nanti sore aja balik lagi ya"

"Untung lo sahabat gue ya, coba kalo engga"

"Kenapa kalo engga?"

"Ya gapapa sih"

Mana berani Renjun sama Hana saat dibalik ngegas. Hana kan sarkas kalau sama Renjun. Setelah itu Hana menutup sambungan telfon dan menaruh kembali ponselnya itu dimeja.

"Ma sini deh" panggil Jeno yang membuat Hana langsung menoleh kearahnya. "Sini"

Hana bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati sang suami, Jeno sendiri memundurkan kursinya agar lebih leluasa. Saat Hana sudah sampai didepannya segera Jeno merengkuh pinggang istrinya untuk dibawa duduk dipangkuannya.

Yang bisa Hana lakukan hanya mengelus rambut Jeno. "Kamu ikut terus aja ya, biar kalo capek ada yang dipeluk" ucap Jeno.

"Cafe siapa yang ngurusin pa" seketika Hana langsung membelalakkan matanya. "Astaga cafeku"


TBC

Hai mampir yuk diprofilku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai mampir yuk diprofilku

Ada work baru nih pemerannya Yuta

Ketemu disana yaa









✔ Papa Mama | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang