Pergi

2.2K 267 146
                                    


Sambil vote ya guys































Betapa terkejutnya Hana melihat sesuatu didepannya sana, bahkan air matanya telah keluar begitu saja. Sesuatu yang bahkan tak pernah terlintas dalam benak Hana akan kejadian. Kotak makan yang berada dalam genggaman Hana sampai terjatuh kebawah.

Didalam sana Jeno tengah bercumbu dengan wanita lain.

Hana mengurungkan niatnya untuk mengantarkan suaminya itu makan siang karena Jeno yang telah sibuk dengan yang lain.

Jeno langsung menoleh kala mendengar suara Hana, namun saat menoleh Hana udah mulai meninggalkan dirinya.

Wanita itu berlari meninggalkan lantai tempat ruangan sang suami berada. Tidak peduli dengan tatapan karyawan yang kebingungan melihat dirinya berlari dengan menangis.

Hatinya sungguh sangat sakit.

Saat sampai dilantai dasar perusahaan ia langsung berlari dan memasuki mobil Renjun yang dengan setia menunggunya diluar.

Jeno menarik benda pusakanya yang masih tertanam pada milik gadis yang tengah dicumbunya itu, persetan dengan dirinya yang masih dalam kabut nafsu.

Ia keluar dari ruangannya setelah merapikan celananya, ia berlari saat menyusul Hana yang pergi terlebih dulu, bahkan tak jarang Jeno menabrak karyawannya yang tengah berjalan.

Terlambat, yang Jeno dapatkan hanya mobil yang pergi dari perusahaannya. "Ahh Huang Renjun!"













"Jangan nangis, bilang dulu sama gue"

Renjun berusaha menenangkan sahabatnya ini yang udah menangis tersendu, ia juga bingung kenapa Hana cepet banget nganterin makanan bahkan balik dalam keadaan nangis.

Hana mulai menghapus air mata yang membanjiri pipinya. "Jeno" lirihnya.

Bahkan Hana tidak sanggup melanjutkan ucapannya, suaranya kalah dengan rasa sangkit didalam hatinya. Bisa-bisanya Jeno berani bermain dibelakang, bahkan sampai melakukan hal itu ditengah dirinya yang tengah mengandung anaknya.

"Anterin gue ambil Nathan"

Renjun mengangguk lalu membelokkan mobilnya kearah jalan rumah Hana. Dengan setia Renjun menggenggam tangan wanita disebelahnya dan mengelus punggung tangan putih itu agar sahabatnya ini sedikit tenang.

Tak membutuhkan waktu lama mobil Renjun masuk kedalam pekarangan rumah orang tua Hana. Hana membuka seatbeltnya lalu membuka pintu mobil.

"Bentar ya Njun"

Setelah itu ia turun dan melangkahkan kakinya memasuki rumahnya. Terlihat Nathan yang tengah bermain puzzle diruang tengah.

"Than" panggil Hana halus.

Bocah itu langsung menoleh kala mendengar panggilan dari mamanya ini.

"Mama" teriaknya sambil berhambur kepelukan Hana.

"Ikut mama yuk, ada ayah Njon diluar" ajak Hana.

"Ayah" manik mata Nathan berubah menjadi berbinar. Hana mengangguk sambil menampilkan senyumnya, ia tidak boleh menunjukkan kesedihannya didepan sang anak.

"Bentar ya" Hana melepaskan pelukannya lalu berdiri, ia naik kelantai dua untuk masuk kedalam kamarnya.

Diambilah sebuah koper yang terletak disamping lemarinya itu, setelah membuka koper ia beralih membuka lemari. Untung saja dirumahnya masih ada bajunya dan baju Nathan.

Setelah memasukkan semua bajunya ia mengelus perutnya. "Gapapa ya dek cuma sama mama kakak"

Akankah anak keduanya ini tidak akan merasakan kasih sayang ayahnya.

"Mau kemana?" tanya sang mama saat Hana turun dari lantai dua dan menggeret kopernya.

"Pergi dulu ma"

Setelah itu Hana keluar dari rumah dengan menggandeng Nathan, bukannya Hana tak mau memperhatikan mamanya dulu, tapi kalau semakin lama Hana melihat mamanya pasti berujung menangis.

Renjun keluar dari mobil lalu mengambil alih koper dari tangan Hana, ia memasukkan koper itu pada bagasi mobilnya. Sedangkan Hana membantu Nathan untuk masuk dalam mobil dan duduk pada babysitnya.

Bertepatan dengan Hana dan Renjun masuk kembali dalam mobil, mobil Jaehyun juga masuk dalam pekarangan rumah.

"Kemana?" tanya Renjun pada Hana yang kini menatap kosong luar jendela. "Kemana aja Njun"

Jaehyun baru keluar dari mobil saat mobil Renjun meninggalkan rumah. Ia menoleh pada mamanya yang tengah berdiri didepan pintu sambil menampilkan tatapan khawatir.

"Mau kemana Hana?" satu pertanyaan yang keluar dari mulut Jaehyun pada mamanya.

Sang mama hanya menggeleng karena tak tau jawabannya. Jaehyun mengepalkan tangannya sambil menghembuskan nafas kasarnya.

"Lee Jeno!"












Jeno kembali lagi kedalam ruangannya saat tidak berhasil mengejar sang istri yang sudah pergi dengan Renjun.

"Mau kemana?" tanya Jeno saat kembali kedalam ruangannya dan mendapati wanita tadi telah rapi kembali.

"Mau pulanglah"

Jeno menaikkan sebelah alisnya. "Kan belum selesai"







TBC

Permulaan

Kolom perhujatan tersedia




✔ Papa Mama | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang