Pagi ini Hana dibuat bingung dengan Jeno, sekarang sudah pukul 9 tapi lelaki itu masih bersantai disofa yang seharusnya sudah duduk dikursi kantornya.
"Kamu ga kerja Jen?" tanya Hana dari arah halaman belakang karena tengah menyirami tanamannya.
"Engga, nanti sore aku mau ke LA" sautnya. Hana menoleh lalu mematikan kran airnya dan beralih masuk kedalam rumah.
Apa katanya? LA? Sore nanti?
"Apa kamu bilang? Sore nanti? Kok ga bilang sih?" Hana meninggalkan Jeno dengan berlari menuju lantai atas dan masuk pada kamar pria itu.
Gila saja, dirinya belum menyiapkan keperluan Jeno yang mendadak ini. Hana menarik koper yang berada disebelah meja komputer lalu membukanya.
Setelah itu kini beralih membuka lemari Jeno, sekarang Hana dihadapkan dengan tumpukan baju yang sangat banyak.
Ini bukan musim dingin, jadi Hana hanya memasukkan baju tipis dan celana pendek karena ga mungkin Jeno disana akan memakai baju tebal khas musim dingin.
"Jeno kamu disana berapa hari?" tanyanya dengan nada sedikit berteriak, takut kalau lelaki itu tidak mendengarngnya.
"Tiga hari" jawab Jeno dari belakang. "Astaga sejak kapan kamu disini?"
Bahkan Hana tidak menyadari kalau sedari tadi Jeno berada dibelakangnya. "Kalau masuk tuh bilang dulu ih"
Hana mengomel seraya menutup koper berwarna hitam itu. Setelah tertutup rapat Hana berdiri dari jongkoknya.
"Ini tinggal sepatu kamu aja sih" adunya.
"Yakin ga ada yang kelupaan?" tanya Jeno sambil mendekatkan dirinya pada Hana. "Apa lagi? kan cuma tiga hari" jawab Hana dengan mengerutkan dahinya seperti orang kebingungan.
Jeno memegang dagu Hana yang membuat gadis itu mendongak dibuatnya. "Ini"
Lagi, tanpa permisi Jeno mencium bibir Hana. Kali ini bukan hanya kecupan, melainkan Jeno memanggut bibir Hana. Walaupun tidak ada balasan dari sang punya bibir, Jeno tetap melakukannya.
Sungguh suhu tubuh Hana tiba-tiba menjadi panas, bahkan ruangan ini juga terkesan panas. Suhu badannya memang meninggi namun tubuhnya menjadi beku tak dapat digerakkan.
"Aku bakal rindu ini" ucap Jeno disela ciumannya. Ia kembali memanggut bibir Hana sambil sebelah tangannya memegang tengkuk gadis itu dan sebelahnya lagi memegang pinggangnya agar jarak diantara mereka berdua semakin menipis.
Hana bisa melihat kalau Jeno menutup matanya, ini kali pertama Hana melihat wajah Jeno dengan jarak sedekat ini. Pantas saja dulu Jeno menjadi primadona dikampus.
"Mama papa ngapain? Kok ga ajak Athan?"
🎈
Hari ini tepat dua hari Jeno meninggalkan rumah, namun belum sama sekali pria itu menelfon kerumah. Seharusnya dirinya sudah sampai disana, bukan, bukan Hana yang rindu melainkan sang anak yang sedari kemarin menanyakan Jeno.
Honey
|Kalau lagi ga sibuk telfon
|Anak kamu kangen
Nathan apa kamu yang kangen?|
|Bodoamat ya Jeno
Angkat, aku telfon sekarang|
Jeno terkekeh ketika berhasil menjahili Hana disana. Ia memencet tombol telfon disana agar terhubung dengan Hana.
Tak begitu lama wajah sang anak langsung terpampang pada layar telfonnya. Terlihat kalau Nathan sangat excited sampai-sampai layar itu penuh dengan wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Papa Mama | Lee Jeno
Romance[15+] "Maaf aku kelepasan" Bagaimana kehidupan mereka berdua dengan hadirnya buah hati ditengah-tengah mereka tanpa adanya ikatan yang jelas. Mampukah Lee Jeno hidup dengan perempuan yang telah melahirkan anaknya tanpa adanya status antara mereka be...