Cerai?

2.6K 273 50
                                    






Ada yang masih bangun?

Sambil vote ya guys






















Renjun kini tengah berada dipusat perbelanjaan mainan anak, Renjun menepati janjinya untuk membelikan Nathan mainan ketika pulang kerja mengingat sang anak ngga membawa mainannya sama sekali keapartmentnya.

Hampir semua jenis mainan Renjun ambil karena tau Nathan sering bosen kalau mainannya cuma dikit. Dirumahnya aja udah kayak toko mainan.

Selesai urusannya dengan kasir, Renjun keluar dari toko itu dan segera berjalan kearah mobilnya terparkir. Ia memasukkan semua mainan itu pada bagasi belakang mobilnya.

Setelah itu barulah ia masuk kedalam mobil, baru membuka pintu sebuah bogeman ia dapatkan yang membuatnya tersungkur.

Bugh

"Lo bawa kemana anak istri gue!"

Renjun menoleh dan mendapati Jeno dengan wajah yang udah merah padam akibat emosinya.

"Lo siapanya?" tanya Renjun balik.

Bugh

Satu lagi bogeman ia dapatkan dari Jeno. "Gue suaminya!"

Renjun bangkit dan balik membalas pukulan Jeno.

Bugh

Bugh

"Masih berani lo nyebut diri lo sebagai suami setelah lo tidur sama wanita lain?! Dimana otak lo Lee Jeno! Hana lagi hamil besar!"

Renjun menunjuk Jeno dengan telunjuknya. "Jangan lupakan Key seorang ayam kampus dulunya Jen! Lo ninggalin berlian demi secuil kertas lusut. Jangan pernah nyentuh Hana lagi!"

Setelah itu Renjun masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan Jeno yang tengah mematung disana.

🎈

"Gue mau cerai"

Renjun tersedak kopinya sendiri saat mendengarkan penuturan yang baru saja keluar dari mulut Hana.

"Lo beneran?" tanya Renjun meyakinkan.

Sekarang mereka berdua tengah duduk disofa sambil menonton acara televisi, Nathan sendiri sudah terlelap karena ini sudah tengah malam.

"Hadep gue" suruh Renjun.

Hanapun mengubah posisinya menjadi menghadap Renjun dengan kakinya yang disilangkan. Renjun menangkup pipi Hana dengan kedua tengannya.

"Apapun keputusan lo gue yakin udah lo pikir bener-bener"

Kini Renjun membawa Hana untuk bersandar pada dadanya. "Jangan sedih lagi ya cantik"

Hal itu ngebuat Hana terkekeh. "Gue ga cantik kali Njun, kalo cantik ga mungkin Jeno selingkuh"

"Enggak, lo cantik" sangkal Renjun langsung.

Tangan Renjun mengelus perut Hana dan dirinya yang terus menciumi pucuk kepala sang sahabat.

🎈

"Bawa pulang, gue capek ngeladeni dia"

Lelaki itu dengan sigap langsung menerima temannya yang udah terkapar mabuk. Sedangkan wanita yang menyerahkan tadi juga udah terlihat berantakan.

"Tumben lo nyerah?" tanya lelaki tadi sambil menaikkan sebelah alisnya, menantang wanita itu.

"Bisa mati gue kalo digempur dia terus"

"Hana"

"Tuhkan Hana mulu yang disebut daritadi, siapa sih dia?"

Lelaki itu menggeleng lalu segera membopong tubuh Jeno keluar dari club.














"Asshh"

"Udah bangun lo?" Mingyu baru aja keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan handuk dipinggangnya.

Jeno masih memegang kepalanya yang terasa pusing, efek alkohol semalam belum hilang. "Jam berapa?" tanya Jeno.

Mingyu melirik jam yang berada didinding. "Masih jam sembilan"

Mata Jeno langsung membelalak, ia langsung beranjak masuk kedalam kamar mandi milik temannya ini. "Kok lo ga bilang, gue kesiangan"

"Aneh-aneh aja bujang"

Jeno ngga mandi karena udah kesiangan utnuk berangkat kekantor, ya dia lakuin cuma sikat gigi sama cuci muka aja biar ga lecek. Selanjutnya ia keluar dari kamar mandi dan ngerebut parfum yang digenggam Mingyu.

"Anjir parfum gue"

"Bisa gue beliin sepabriknya"

Setelah itu Jeno meraih jasnya yang berada disofa lalu berlari keluar dari apartment milik temannya ini.

Untung aja semalam yang membawa mobil Jeno, jadi sekarang buat berangkat kekantor dia ngga kebingungan.

Setengah jam cukup buat Jeno berangkat ke perusahaan miliknya. Saat sampai ia langsung berlari menuju keruangannya.

Saat melihat Jeno yang udah dateng, sekertarisnya langsung menjelaskan semua jadwalnya dihari ini.

Berkas yang perlu Jeno tanda-tangani juga udah menumpuk dimejanya karena dari kemarin ngga disentuh sama sekali sama Jeno.

Bunyi dering telfon milik Jeno menceruat, saat dilihat terpampanglah nama Taeyong disana.

"Kamu dimana?"

"Jeno lagi sibuk kak, besok lagi aja telfon"

Jeno mematikan sepihak telfonnya lalu berfokus kembali pada laptopnya mengecek laporan yang dikirim dari e-mail.

Dalam pendengaran Jeno tiba-tiba terdengar suara tawa anaknya. Ia langsung menoleh pada pintu namun tak menjumpai siapapun.

"Nathan" gumamnya.

Ia meraih kembali ponselnya lalu mencari nama istrinya. Ia menempelkan ponsel itu pada telinganya.

Betapa terkejutnya dia bahwa telfonnya direject sama Hana. "Kok ditolak"

Namanya Jeno keras kepala, ia terus mencoba menghubungi sang istri. Jeno jadi inget kalau semalam ia tak pulang kerumah.

Jeno menyandarkan kepalanya pada sandaran kursinya sambil memijat pelipisnya. "Semoga kamu ga marah"

🎈

Hana meletakkan kembali ponselnya setelah mematikan daya ponsel itu, sekarang Hana tengah duduk disebuah restoran untuk makan siang. Hana telah menemui pengacaranya untuk dimintai tolong mengurus perceraiannya dengan Jeno.

Hana sudah memantabkan hatinya untuk berpisah dari laki-laki yang telah memberinya dua orang anak itu. Hana harus mundur ketika suaminya itu telah menemukan wanita lain, Hana paham kalau dirinya kini bukan lagi wanita idaman Jeno.

"Mama Athan udah selesai, mana ice creamnya" tagih bocah itu.

Hana menyerahkan satu mangkuk berisi ice cream pesanan anaknya tadi. "Nanti malem ga boleh minta ice cream lagi ya, kamu udah banyak makan ice cream"

Bocah itu mengangguk dengan sendok yang masih ia gigit. Kini fokus Hana beralih pada pria yang tengah duduk disamping Nathan.

"Sorry ya Njun jadi ngerepotin lo"

Renjun yang lagi memandangi Nathan jadi menoleh. "Apaan sih lo, kita kenal bukan sehari dua hari"

"Tetep aja Njun gue ga enak sama lo"

Renjun meraih tangan Hana lalu digenggamlah. "Sekarang fokus kita gedein Nathan sama baby"









TBC

Asik habis ini mau tamat









✔ Papa Mama | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang