Apartment

2.2K 260 41
                                    







Sambil vote ya guys

Sabar disini ga ada Jeno wkwk























"Disini dulu gapapa kan?" tanya Renjun saat mereka masuk kedalam apartment miliknya.

Hana mengangguk lalu mengikuti langkah kaki Renjun yang memasuki sebuah kamar.

"Pakai kamar ini aja, bersih kok kemarin gue bersihin gara-gara ada mama"

Renjun menaruh koper Hana disamping sofa kamar. "Istirahat dulu ya, ayo Nathan sama ayah"

Renjun keluar dari kamar seraya menggendong Nathan. Hana sendiri mendudukkan dirinya sambil memandangi luar jendela kamar.

Dalam pikiran Hana sekarang tengah bekecimpuk, apa salah dia sampai-sampai Jeno berani selingkuh darinya.

Perasaan Hana rumah tangganya sedang tidak ada masalah apapun, semua berjalan seperti biasanya.

Hana menepuk-nepuk dadanya yang teramat sakit, bahkan sekarang air matanya sudah mengumpul dikelopak matanya. Bayangan Jeno yang tengah mencumbu wanita lain masih terlihat jelas.

"Gue kurang apa?"

Renjun menghembuskan nafas beratnya didepan pintu, iya Renjun berdiri didepan pintu dan mendengarkan monolog sahabatnya itu.

"Diminum dulu ya susunya Than" suruh Renjun pada Nathan yang kini sudah fokus dengan acara ditelevisi.

Renjun membuka pintu dengan perlahan, ia mendekati Hana yang kini menangis meringkuk diatas ranjang. Renjun berjongkok disamping Hana lalu memeluknya dari belakang.

"Jangan nangis ya, gue sakit liat lo nangis"

"Sakit Njun" lirih Hana yang masih sesenggukan.

Renjun mengangguk paham, ia amat paham dengan apa yang dirasakan sahabatnya ini, Renjun telah tau seluk beluk Hana bagaimana.

"Ga boleh nangis lagi, Hana ga boleh nangis"

Terdengar suara bel apartment Renjun, ia segera melepaskan pelukannya. "Bentar ya"

Segera Renjun keluar dari kamar Hana untuk membukakan pintu tamunya.

"Hana disini?" tanya orang yang tengah berdiri didepan pintu ini, kenapa dia bisa tau.

Renjun mengangguk lalu mempersilahkan orang itu untuk masuk. "Dia dikamar lagi nangis"

Orang itu memejamkan matanya sejenak, meredam emosinya. Barulah ia berani masuk kedalam kamar Hana.

"Hei"

Hana menoleh kala mendengar suara kakaknya, Jaehyun. Jaehyun tersenyum pada adik semata wayangnya itu, ia membuka tangannya lebar-lebar untuk menerima pelukan dari Hana.

Tangis Hana semakin pecah kala berada dalam dekapan sang kakak. "Jeno kak"

"Kenapa Jeno?" tanya Jaehyun lembut walaupun dalam hatinya udah emosi banget.

"Dia.. dia tidur sama cewek lain"

Sebenarnya Jaehyun sudah menebak tapi ia mau mendengar sendiri dari mulut adiknya ini.

Jaehyun mengelus punggung Hana berharap tangisannya segera reda.

"Udah ya nangisnya, nanti biar kakak yang urus"

Hana semakin mengeratkan pelukannya, memang kalau lagi down cuma Jaehyun yang mengerti perasaannya. Jaehyun akan selalu berdiri didepan Hana saat dirinya tersakiti.

"Sekarang makan ya, belum makan kan?"

Hana menggeleng. "Ayok makan dulu"

"Gamau kak"

"Dikit aja, kamu lagi hamil dek"

Jaehyun menggendong tubuh Hana lalu didudukkanlah pada kursi meja makan, disana sudah ada banyak makanan yang dibawa Jaehyun tadi.

Dengan telaten Jaehyun menyuapi Hana walaupun terkesan cuma sedikit makanan yang berhasil ditelan. Makan dalam posisi sedih memang tidak enak.

"Nathan mau pulang sama om?" tanya Jaheyun pada keponakannya itu.

Bocah itu menggeleng. "Gamau, mau tidul sama ayah Njon"

Jaehyun masih berada diapartment Renjun sampai memastikan bahwa Hana telah terlelap, kasihan dari tadi melihat adiknya yang menangis, hatinya hancur hanya gara-gara lelaki brengsek.

"Titip Hana ya Njun" setelah itu Jaehyun keluar meninggalkan apartment Renjun.

"Temuin gue sekarang!"

🎈

"Ayah Athan ga bawa mainan" rengek bocah itu saat bangun tidur dan tidak menemukan mainannya diapartment Renjun.

"Nanti ayah beliin pulang kerja ya"

Hana sepertinya juga sudah mulai tenang, terlihat kalau wajahnya telihat lebih segar walaupun masih sedikit pucat.

Pagi ini juga Hana bikin sarapan buat mereka. Sarapan mereka juga terkesan hening, hanya ada celotehan Nathan saja.

"Gue berangkat dulu urus pekerjaan, jangan nangis lagi" peringat Renjun.

Hana terkekeh dengan ucapan Renjun karena lelaki itu memperingati dirinya seperti memperingati bocah kecil.

Renjun mengusap pucuk kepala Hana lalu beralih mengelus perutnya, "Ayah kerja dulu ya"

Sepeninggalan Renjun kini tinggal Hana dan Nathan ada disini. Hana merengkuh tubuh kecil itu dan dibawa kedalam pangkuannya.

"Nakal ngga semalem tidur sama ayah?"

"Engga ma, ayah celitain Athan dongeng"











Bugh

"Lo bawa kemana anak istri gue!"





TBC

Melipir dulu yuk

Melipir dulu yuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔ Papa Mama | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang