TRIGGER WARNING: self-harm.
HUJAN yang turun dengan lebatnya di luar sana tak bisa menghanyutkan perasaan Yeonjun yang terbakar amarah. Tubuhnya memanas, mulut terus berteriak-teriak dengan kepala menengadah. Kedua tangan kekarnya tak berhenti menarik kencang helaian-helaian hitam di kepalanya hingga beberapa jatuh mengalah pada gravitasi, teronggok tanpa dilirik oleh Yeonjun di lantai kamarnya sendiri.
Sepasang iris coklat milik ayah satu anak itu terus memejam, terbuka beberapa kali, air mata tak terbendung mengalir tak mau berhenti. Seakan menunjukkan pada semesta bahwa ia sudah lelah menyimpannya selama ini. Jantungnya berdebar kencang, berdetak cepat seolah diremas dari dalam. Yeonjun merasa mual karena perasaan marah dan rindu yang mengerubunginya.
Bed cover kamarnya ia tarik paksa, lemparkan tanpa perlu berpikir, mengenai lampu kamarnya yang tak murah harganya, jatuh menimbulkan suara yang begitu keras. Yeonjun masih merasa tidak puas. Keheningan dalam kamarnya membuatnya gila. Kesadarannya sepenuhnya tenggelam tergantikan alter egonya memaksa Yeonjun untuk sadar bahwa ia sudah ditinggalkan, bahwa hidupnya tidak bisa ia kendalikan.
Pergolakan dalam dirinya kembali terjadi. Entah untuk keberapa kali. Super ego dan alter ego Yeonjun bertarung dalam dirinya, saling mengambil alih kewarasannya. Kesadarannya secara penuh terus-menerus berbisik menjadi suara yang tak bisa berhenti di kepalanya, berasal dari super egonya, dimana bisikan-bisikan yang tak bisa dihentikan itu terus memberi tahu Yeonjun bahwa Winter masih hidup dan Yeonjun tidak boleh meninggalkan perasannya begitu saja.
Alter ego yang berasal dari alam bawah sadarnya mencoba menunjukkan realita bahwa Winter sebenarnya sudah tiada, mematahkan doktrin serta ilusi yang diciptakan ayah Soobin padanya bahwa Winter masih hidup. Sungguh Yeonjun sangat merindukan istrinya tetapi ia tahu bahwa rindunya yang sekering tanah tandus tidak akan bisa terobati sampai kapanpun juga.
Ia tidak berdaya. Terkurung, terkekang, ingin bebas. Air matanya semakin deras keluar, urat-urat di lehernya semakin jelas terlihat saat ia terus berteriak dan mengerang, menghempaskan apa saja yang bisa tangannya raih hingga hancur berkeping-keping. Mentalnya yang sudah hancur tidak lagi dapat memikirkan diri sendiri, tak peduli jika kaki telanjangnya menginjak pecahan kaca, melelehkan cairan hangat berwarna merah mengalir deras dari telapak kakinya.
Kesedihan yang ia rasakan seolah tidak akan pernah berakhir. Pertemuannya dengan Beomgyu yang akhir-akhir ini mulai mengembalikan harapan hidupnya harus dihancurkan oleh perkataan ayah Soobin bahwa Beomgyu akan menikah dengan sahabatnya. Kepalan tangan itu menghantam keras kaca besar di hadapannya, menggores kulit pada punggung tangan yang sakitnya tak ada apa-apanya dengan rasa sesak di dadanya.
Hingga akhirnya Yeonjun menyerah, berlutut di depan foto sang istri yang terus tersenyum padanya, seakan menyuruhnya agar tak bersedih tapi Yeonjun tidak bisa. Ia butuh teman. Ia butuh pendengar. Namun semua orang di keluarganya tak pernah sekalipun menunjukkan kepedulian yang tulus. Yeonjun sadar tetapi ia masih berusaha untuk percaya pada mereka.
Diraihnya foto itu, menarik sebuah silet penuh noda darah yang mengering di setiap ujungnya. Untuk sesaat Yeonjun memandangi benda tajam itu hingga akhirnya menggumamkan kata maaf berkali-kali sambil terus memanggil nama istri dan anaknya. Celana panjangnya ia buka, menyisakan hanya bokser saja disana.
Dengan jelas matanya bisa melihat bekas-bekas luka sayat yang sebulan lalu ia ukir di paha putih miliknya. Tiga puluh luka sayat yang begitu dalam, terukir dalam bentuk bermacam-macam di pahanya. Horizontal, vertikal, Yeonjun tidak ingat bagaimana ia melakukannya bulan lalu. Bekas-bekas luka sayatnya yang tumbuh menjadi keloid, nampak terlihat begitu mengerikan. Bahkan saat ia mengusapkan tangannya di atas pahanya sendiri, Yeonjun bisa merasakan permukaan kulit pahanya yang tak lagi mulus, penuh luka sayatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Floral & Fading ✦ Yeongyu
FanfictionBeomgyu yang masih polos dan suci, dijual oleh keluarganya kepada Choi Soobin, seorang CEO perusahaan Choi Group untuk membayar hutang yang menggunung. Sayangnya, Soobin memiliki kelainan seksual BDSM. Beomgyu tidak bisa melayani 'pembeli' tubuhnya...