YEONJUN sedikit buru-buru keluar dari kamar Beomgyu untuk mengangkat dering telfon rumahnya yang masih terdengar nyaring. Ia meninggalkan kliennya tersipu sendirian di atas ranjang sambil terus memikirkan apa yang baru saja mereka berdua lakukan.
"Halo?" sapa Yeonjun mengangkat gagang telfon rumah.
"Bagaimana perkembangan Beomgyu?"
Suara seseorang yang terdengar lebih dalam dan lebih maskulin dari Yeonjun menyapa dari ujung sana. Penelfon itu adalah Soobin yang merupakan pemilik sah dari Beomgyu karena sudah membelinya.
"Baru mulai tahap ciuman. Kurasa dia akan cocok denganmu," jawab Yeonjun sambil mengingat-ingat bagaimana caranya mencium Beomgyu dan jenis ciuman macam apa yang bisa membangkitkan gairah lelaki cantik itu. "Dia suka ciuman yang kasar dan tidak bertele-tele. Tapi akan kukabari lagi jika ada perubahan. Semuanya tetap akan kutulis dalam laporan mingguan. Kau tenang saja."
Soobin di dalam telfon berdeham. Tetapi Yeonjun bisa melihat bahwa sahabatnya itu juga menyeringai di saat bersamaan. Pertemanan mereka bisa dibilang sangat dekat bahkan seperti saudara. Sejak SMP, Yeonjun dan Soobin bersekolah di sekolah yang sama. Lalu pada saat SMA, mereka juga tinggal di akademi khusus yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang kaya. Terletak di Paris, Perancis.
Lulus dari sekolah menengah, keduanya berpisah dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di universitas ternama masing-masing. Yeonjun lulusan Stanford University di California dan Soobin adalah lulusan terbaik dari Princeton University di New Jersey. Karena masih sama-sama di Amerika. Tak jarang mereka bertemu di sela-sela waktu senggang atau pertemuan keluarga besar dari masing-masing pihak.
Sama-sama anak dari orang kaya dan berpengaruh di dunia ekonomi global, keduanya disekolahkan, dibesarkan dan didoktrin dengan sangat baik, meskipun pada akhirnya Yeonjun dan Soobin tetap memiliki perbedaan. Soobin yang tumbuh menjadi orang yang kaku dan sangat keras. Sedangkan Yeonjun tumbuh menjadi dewasa yang ramah dan penuh disiplin.
"Beomgyu bilang dia belum pernah bertemu denganmu. Kenapa kau begitu?" tanya Yeonjun setelah mendapatkan jawaban hanya deheman dari sahabatnya.
"Aku sudah pernah bertemu dengannya tapi saat itu dia sedang tidur. Anak buahku bilang dia masih polos dan perjaka. Dan kau tau sendiri kan aku bukan penikmat seks dengan seorang virgin?" Soobin menjawab sedikit panjang. Tanpa menjelaskan kepada Yeonjun, sahabatnya sudah menjawab paham.
"Kuakui dia manis. Kau pintar memilih." Yeonjun menjawab lagi, mengingat-ingat bagaimana polosnya Beomgyu dan reaksi-reaksi sopan yang diberikan oleh lelaki manis itu sejak mereka bertemu.
"Selain manis, kata ayahnya, dia tidak punya bekas luka yang dalam di sekujur tubuhnya. Itu poin pentingnya. Ya sudah kututup telfonnya." Soobin menutup telfon tanpa menunggu Yeonjun menjawabnya.
Sebenarnya Yeonjun ingin bertanya lebih lanjut darimana Soobin mendapatkannya dan lebih banyak lagi demi kelengkapan data latar belakang Beomgyu. Tapi tipikal Soobin yang memang super sibuk dan terburu-buru, Yeonjun menyimpan pertanyaan-pertanyaan itu untuk ditanyakan ketika bertemu secara langsung atau paling tidak ketika Soobin terdengar lebih tenang, tidak langsung menyerobot pertanyaan seperti barusan.
Pria itu kembali lagi ke kamar Beomgyu untuk menemukan si penghuni kamar hanya duduk dan diam menunggunya selesai menelfon. Senyuman dilayangkan dan Beomgyu membalas dengan sedikit rona merah di pipi.
"Habis menerima telfon?" tanya Beomgyu. Sejak menginjakan kaki di rumah ini, ia sudah melihat Yeonjun sibuk dengan telfon lebih dari satu kali.
"Iya, maaf sudah membuatmu menunggu. Kita lanjutkan pelajarannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Floral & Fading ✦ Yeongyu
Fiksi PenggemarBeomgyu yang masih polos dan suci, dijual oleh keluarganya kepada Choi Soobin, seorang CEO perusahaan Choi Group untuk membayar hutang yang menggunung. Sayangnya, Soobin memiliki kelainan seksual BDSM. Beomgyu tidak bisa melayani 'pembeli' tubuhnya...