16. Risk It All

2.3K 300 58
                                    

BEOMGYU sudah mengetuk pintu kamar Yeonjun untuk kesekian kalinya. Kedatangan Patriarch, ayah Soobin dan Soobin itu sendiri hanya membicarakan tentang hal pernikahan saja. Jawaban yang keluar dari mulut Beomgyu pun tak lebih hanya kata tidak siap, tidak yakin, tidak mau dan berbagai macam penolakan lain dalam wujud kata.

Sosok Patriarch yang begitu pemaksa dan terlihat kejam benar-benar menakutinya. Soobin apa lagi. Jauh dari kata melindungi. Lelaki tinggi itu benar-benar seolah hanya mempedulikan dirinya sendiri. Karena sejak berada di ruang tengah tadi, Beomgyu bukannya merasa nyaman dan terlindungi, ia malah merasa seperti dihimpit dan diserang oleh 3 orang sekaligus.

Berharap Yeonjun ada di sampingnya tetapi saat Beomgyu bertanya untuk memanggil Yeonjun bergabung dengan mereka, Patriarch menunjukkan raut jijik dan begitu tidak sukanya beliau pada seorang Choi Yeonjun. Bahkan, pria tua yang berumur hampir satu abad itu meninggalkan rumah bersama anak dan cucunya tanpa pamit pada Yeonjun selaku pemilik rumah. Hanya ayah Soobin yang berpesan untuk menyampaikan salam pada Yeonjun.

"Yeonjun ..." panggil Beomgyu untuk kesekian kali. Namun sudah tak terhitung tangannya mengetuk pintu berapa kali.

Kini mereka tinggal hanya berdua saja di rumah itu. Karina yang sejak awal sudah menghilang tak kunjung kembali ke rumah lagi. Dalam pikirnya, mungkin Karina sudah kembali ke kantor atau menjalankan pekerjaannya, mengingat Yeonjun sudah kembali menemani si manis di rumah sepi itu.

Hampir 10 menit Beomgyu berdiri tanpa mendapat jawaban. Pintu di hadapannya juga tak kunjung dibukakan. Mengambil nafas dalam-dalam, Beomgyu memberanikan diri untuk membuka pintu itu dan masuk ke dalam kamar Yeonjun. "Yeonjun, aku masuk ya?" Suaranya sedikit keras seiring tangannya mendorong daun pintu.

Pintu terbuka separuh. Hatinya mencelos saat mendapati Yeonjun meringkuk tidur dengan mata memejam. Alih-alih merasa damai dan tenang melihat sosok tampan itu, justru Beomgyu merasa sangat sedih dan terpukul. Cerita Ningning beberapa saat lalu mengubah pandangan Beomgyu pada sosok Yeonjun. Sampai pada titik ia takut mengasihani Yeonjun dan akan menyinggung perasaannya nanti.

Beomgyu duduk di pinggiran ranjang, memandangi wajah yang terlelap di hadapannya dengan seksama. Ia mengulas senyum, raut wajahnya sendu karena terselimuti rasa haru. Setelah seminggu yang terasa seperti satu bulan tak saling menatap wajah satu sama lain, kini mereka berdua akhirnya bisa kembali bertemu.

Dibelainya helaian hitam tipis milik Yeonjun. Begitu lembut dan harum, seperti hati pemiliknya, bagi Beomgyu. Tatapannya beralih pada bibir tebal pria itu. Beomgyu tertegun memandangnya. Sedetik kemudian tercekat ketika menemukan sesuatu yang mengganjal disana. Bibir Yeonjun begitu pucat, tak ranum dan cenderung putih kering. Bahkan ada bekas luka yang mungkin terjadi akibat Yeonjun menggigit bibir bawahnya sendiri entah karena menahan apa.

Beomgyu memberanikan diri untuk mencondongkan wajahnya pada wajah terlelap Yeonjun. Tangannya tak berpindah masih membelai helaian hitam pria itu. Bibir tipisnya ia bawa mengecup pelan bibir Yeonjun. Hanya kecupan singkat tanpa lumatan disana. "Selamat istirahat Yeonjun," ucapnya, kemudian beralih mengecup pipi Yeonjun.

Beomgyu pun berdiri dan bersiap pergi meninggalkan kamar Yeonjun. Namun tubuhnya tertahan disana saat merasakan cengkeraman kuat pada tangannya. Rasanya seperti dejavu. Yeonjun seolah selalu melakukan ini padanya, menghalanginya pergi dan menahannya tanpa Beomgyu boleh tau alasannya.

"Tidur disini saja. Ini perintah," ucap Yeonjun dengan suara seraknya.

Beomgyu menurut. Diam-diam gembira. Ia memposisikan dirinya untuk tidur di samping Yeonjun, membiarkan pria itu memeluknya. Wajah keduanya berhadap-hadapan sehingga baik Yeonjun maupun Beomgyu, bisa melihat kantung tebal di bawah mata mereka masing-masing.

Floral & Fading ✦ YeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang