BEOMGYU masih berada di kamarnya, menonton acara televisi random yang menurutnya begitu membosankan. Ketukan kamar terdengar saat ia berniat mematikan tv, membawa langkah kakinya yang berat menuju ke pintu dan membukakannya untuk mendapati Ningning berdiri disana.
Lelaki manis itu tercekat sedikit, menerka-nerka dalam gelisahnya apa yang dilakukan perempuan kelas atas itu disini, karena Yeonjun sedang tidak di rumah. Tidak mungkin jika Ningning datang hanya untuk menemui dirinya yang bukan siapa-siapa. Paling tidak itulah yang ia pikirkan saat ini.
"Boleh kita bicara sebentar?" tanya Ningning sopan. Senyumnya berhasil sedikit menenangkan hati Beomgyu karena dari senyum singkat itu, Beomgyu bisa merasakan adanya ketulusan disana.
"Boleh. Masuk saja." Beomgyu menggeser tubuhnya sedikit agar Ningning bisa masuk ke dalam kamarnya. "Maaf jika kurang rapi," imbuhnya.
"Tidak disini Beomgyu-ssi. Ayo kita keluar sebentar." Ningning menolak lembut, tangannya terulur ke depan meminta balasan dari Beomgyu.
"Kita mau kemana? Kata Yeonjun, aku tidak boleh keluar dari rumah ini jika tidak ditemani olehnya." Beomgyu masih ingat dan mematuhi peraturan yang langsung diucapkan Yeonjun dari mulutnya sendiri. Selain karena takut mendapatkan pelecehan seksual lagi, Beomgyu ingin menjaga amanat darinya.
"Aku janji tidak akan ada hal buruk yang terjadi. Ada Karina yang akan ikut dengan kita. Diam-diam dia itu pintar martial arts seperti Winter." Ningning berusaha membujuk.
Mendengar nama Winter, tubuh Beomgyu menegang beberapa saat. Ia menatap Ningning dengan pupil mata yang membesar, bibirnya sedikit bergetar ragu ingin melanjutkan perkataan. Namun Ningning segera menambahkan lagi tanpa perlu banyak bertanya pada calon pendamping hidup kedua suaminya itu.
"Aku tau kau pasti bingung dan penasaran. Akan kuceritakan disana semua yang ingin kau ketahui."
Ningning dan Karina membawa Beomgyu ke sebuah café yang memang hanya buka pada jam sarapan saja. Café outdoor itu hanyalah sebuah food truck yang menyediakan tiga sampai empat set meja kursi makan di pinggir jalan dan akan pergi dari sana jika matahari sudah tinggi. Karina sengaja menjauh dari Ningning dan Beomgyu, memilih meja lain yang berjarak satu meja dari mereka, memberikan privasi sepenuhnya untuk Ningning dan Beomgyu.
"Kau cantik, Beomgyu-ssi." Itulah kalimat yang keluar dari mulut Ningning saat pesanan pancake dan segelas kopinya sampai di meja.
"Terima kasih," ujar Beomgyu tersipu malu. Ia bingung harus membalas apa dan memilih menyeruput kopinya yang sudah disajikan pelayan. "Karena wajahku ini, banyak orang yang mengira aku perempuan. Padahal aku ini pria," imbuhnya agak canggung.
"Tidak masalah. Mau pria atau perempuan, kau tetap cantik. Yeonjun dan Soobin juga menyukai pria kok," balas Ningning dengan perasaan yang begitu ringan, tak merasa canggung atau terbebani sama sekali seperti kondisi Beomgyu saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Floral & Fading ✦ Yeongyu
FanfictionBeomgyu yang masih polos dan suci, dijual oleh keluarganya kepada Choi Soobin, seorang CEO perusahaan Choi Group untuk membayar hutang yang menggunung. Sayangnya, Soobin memiliki kelainan seksual BDSM. Beomgyu tidak bisa melayani 'pembeli' tubuhnya...