29. Ears To See

1.9K 241 62
                                    


kangen yeongyu nggak?


SOOBIN duduk di kursi tempat Haruto semula. Jaemin dan Haruto berdiri pada posisi siap mereka menjaga pintu yang tertutup. Sedangkan Seokjin tetap setia menemani sang tuan berdiri di sampingnya. Senyuman tampan disunggingkan. Ia berikan pada Beomgyu yang malah melabuhkan pandangannya pada Jaemin, mengejar kontak mata dengan pembunuh bayaran sewaan Soobin tersebut. Namun Jaemin tidak mau membalas tatapannya. Ia menghormati kliennya.

"Bagaimana keadaanmu Tuan Beomgyu?" tanya Seokjin dengan nada lembut dan penuh perhatian.

Soobin hanya membiarkan Seokjin mencoba mencairkan suasana dianatara mereka dalam ruang rawat calon pengantinnya. Usahanya selama ini untuk mencari keberadaan Beomgyu sampai harus mengeluarkan ratusan juta dollar untuk menyewa jasa Jaemin tidak berakhir sia-sia. Ia memberi kode pada Jaemin untuk meninggalkan ruangan. Gerakan tangannya itu langsung dilaksanakan oleh sang pewaris keluarga Na.

"Saya permisi." Jaemin membungkuk sopan.

Sesaat sebelum keluar dari ruangan, ia memandang Beomgyu tajam demi mengingat-ingat wajah dan rupanya. Sosok Beomgyu mengingatkannya pada seseorang yang sudah ia tinggalkan dengan sengaja dan itu membuat dada Jaemin merasakan rasa nyeri yang datang tiba-tiba.

Haruto tetap bertahan disana, mengawasi gerak-gerik orang terkaya nomer satu di dunia dalam ruangan Beomgyu. Tugasnya masih belum selesai. Soobin tidak punya hak untuk mengusir karena dia bukanlah klien dari pembunuh bayaran asal negeri sakura itu.

"Seokjin, beri aku rokok." Soobin menengadahkan tangan pada tangan kanannya. Seokjin pun segera merogoh saku depan untuk melaksanakan permintaan tuannya.

"Anda tidak diperkenankan merokok disini." Namun suara Haruto yang penuh penekanan menahan gerakan Seokjin.

"Apa urusanmu disini? Kau tidak diperlukan lagi Watanabe-san." Soobin mengusirnya menggunakan bahasa Jepang.

"Saya bertanggung jawab memastikan keadaan Choi Beomgyu sampai pulih dan keluar dari rumah sakit." Haruto mengeraskan otot rahangnya saat berbicara. Hal itu cukup membuat Soobin tertegun hingga memutuskan untuk menggerakkan tangan menyuruh Seokjin kembali memasukkan bungkus rokok ke dalam saku depan.

Suasana di dalam kamar menjadi hening. Seolah ketiga orang disana bisa mendengar suara tetesan cairan NaCl yang ada dalam tabung infusnya. Beomgyu lebih tertarik memperhatikan cairan yang terus menetes itu daripada Soobin yang sudah berdandan sangat tampan memakai jas yang duduk dan terus memperhatikan wajah cantiknya.

"Kupikir kau sudah mati karena terlalu lama bersama dengan Choi Yeonjun yang tidak berguna itu."

Kalimat yang keluar dari mulut Soobin selalu terdengar arogan di telinga Beomgyu. Jelas ia tidak terima jika Soobin menghina orang yang dicintainya. Segala tindak tanduk yang dilakukan calon kepala keluarga Choi itupun sangat memuakkan di matanya.

Soobin tidak punya rasa hormat dan simpati pada siapapun. Entah apa yang ada di dalam pikiran dari orang terkaya di dunia itu. Yang jelas, Soobin sejak kecil selalu mendapatkan apa yang dia mau. Sampai Yeonjun dibuat harus mengalah setiap waktu.

Beomgyu tidak mau repo-repot mengeluarkan suara emasnya untuk meladeni Soobin. Meski iya ingin sekali membela Yeonjun dan mengunci mulut Soobin agar tidak semakin jauh menghina sepupu sendiri, Beomgyu memilih diam saja. Ia tidak lupa siapa yang sudah membuat rahangnya bergeser. Wajahnya menjadi tidak simetris dan sempat tidak bisa bicara selama beberapa waktu.

Soobin lah orangnya dan Beomgyu bersumpah tidak akan pernah mau lagi bicara padanya.

"Hei. Beomgyu-ya. Aku sedang bicara padamu. Lihat aku." Soobin hampir kehilangan kesabarannya. Ia mengangkat tangan mencoba mencengkeram dagu Beomgyu untuk menatap menghadapnya tapi—

Floral & Fading ✦ YeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang