11.

230 47 61
                                    


Mereka bertiga— Allenna, Elky, dan Leanna sudah sampai di depan mansion Dark  Shadow. Sedari tadi Leanna terus memperhatikan rumah di depannya itu.

Cukup seram tapi bagus. Akhirnya mereka masuk dan Leanna lebih terkejut dengan isi di rumah itu. Sekali lagi, design nya yang serba hitam membuat mansion itu terasa seram tapi tak memungkiri kalau mansionnya benar benar bagus.

“Nah, Leanna sekarang kamu tinggal disini. Jangan sungkan sungkan, kamu anggap aja rumah ini seperti rumah kamu sendiri ya?” ujar Allenna.

“Iya, makasih banyak kak Allenna. Aku gak tau kalau gak ada kalian mungkin aku udah tidur dijalanan....” kepala gadis itu menunduk.

“Aku tunjukkin kamar kamu ya? Yuk ikut aku,” ajak Elky.

Tapi baru saja beberapa langkah, suara seseorang terdengar di indera pendengaran mereka. Sontak saja mereka langsung menengok ke arahnya.

“Siapa itu?” tanya Felix.

Leanna kaget, ternyata di rumah ini ada cowok dong?

“Lix kumpulin semua orang, gue tunggu di ruang tamu,” titah Allenna yang langsung dipatuhi Felix.

“Emm, kita duduk dulu aja yuk,” tawar Allenna yang diangguki mereka berdua.

“Cowo tadi siapa kak?” tanya Leanna.

Allenna tersenyum lembut.

“Lean, kamu jangan takut ya, sebenernya kita ini kelompok gangster,” jawaban dari mulut Allenna membuat Leanna terkejut, sontak dia menjauhkan badannya.

“Jangan takut, kita baik kok. Kita juga gak ada maksud jahat sama kamu. Kita tulus dan ikhlas mau bantu kamu itu aja,” Allenna tersenyum lembut meyakinkan.

“Cowo tadi yang kamu tanya, itu bagian dari kita. Sebenernya ada banyak lagi yang tinggal disini. Aku mohon kamu jangan takut, kita gak seperti mafia diluaran sana yang kamu pikirkan,” Elky meyakinkan Leanna yang masih diam tak berkutik.

“T-tapi kak, g-gimana b-bisa kalian— jadi mafia?” tanya Lean dengan suara yang sedikit merendah diakhir.

“Kita itu— anak anak yang udah gak punya orang tua. Atau, anak anak dibuang. Beberapa tahun lalu, kita ketemu dan saling kenal. Akhirnya kita membuat sebuah kelompok karena kita mempunyai tujuan yang sama,” jelas Allenna.

“T-tapi kak—”

“Leanna denger, kita berdua bawa kamu kesini karena kita tau kamu udah gak punya siapa siapa lagi. Sama seperti kita yang udah ditinggalkan orang tua kita masing masing,” timpal Elky diakhiri senyuman simpulnya.

“M-maaf kak. A-aku udah berperisangka b-buruk sama k-kalian...” ujar Lean.

“Gapapa, kami ngerti kok. Memang menurut orang lain diluaran sana, semua mafia itu kejam. Tapi sebenarnya mereka itu punya suatu luka yang mendalam di masa lalu,” ujae Allenna sambil mengelus punggung Lean.

“Makasih banyak kak, aku bersyukur dipertemukan sama orang kaya kalian,” Leanna tersenyum dan memeluk kedua kakak barunya itu.

“Iya, sekali lagi jangan sungkan sungkan oke? Rumah ini rumah kamu juga...” sahut Elky.

“Oh iya, kalau kamu takut kita suruh minum obat obatan terlarang tenang aja kok. Kita gak pakai gituan, kita kerja cuma produksi senjata terus ngejualnya. Tapi kita sering dapet misi dari orang lain, misalnya suruh menghabisi siapa hehe,” jelas Allenna diakhiri cengiran khasnya.

“Ih tuh kan, mafia tuh tetep aja serem.”

“Ya kan kita kejam juga sama musuh, kalau sama orang yang kita sayang gak akan gitu kok hahahaha kamu ini ada ada aja.”



THE MAFIA || STRAYKIDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang