13.

244 53 272
                                    


Siders : bisulan + jerawatan

_________________________________

“Dari mana aja kalian?”
Allenna dan Lino menghentikan langkahnya, Samuel berdiri di depan tangga mengamati mereka dengan tajam.

“Kepo,” jawab Lino. Kemudian pria itu menarik Allenna ke kamar gadis itu.

Samuel mengendus, Lino tuh kenapa sih galak banget? ditanya dikit julid.

Ketika sudah sampai di kamar Allenna, mereka berdua menuju dapur kecil yang ada di dalam kamar gadis itu.

Loh kok ada dapur? Allenna yang minta kalau kamarnya harus ada dapur kecil, alasannya kalau dia lapar malam-malam gak usah repot repot turun ke bawah, karena udah ada dapur di kamarnya.

Ya tentu namanya juga alasan, berarti cuma alasannya aja. Karena sebenernya gadis dengan rambut sepinggang berwarna keunguan itu membuat dapur itu untuk—

“Lino tolong ambilin blender di atas!” Allenna berkata sambil berjinjit meraih blender di atasnya.

“Pendek sih,” Lino tersenyum mengejek.

Iya Allenna pendek, cuma 160 cm aja dengan berat badan 46 kg.

Lino bergerak mengambilkan blender untuk Allenna. Sedangkan Allenna? dia mengeluarkan sesuatu di tas yang dia bawa.

Sebuah kantong berisi darah dan sebuah kotak berisi sepasang bola mata manusia.

Flashback

“Nyawa lo.”

“H-hah? ny-nyawa gue?” pencuri itu ketakutan. Dia salah besar meminta pertolongan pada dua orang di depannya.

“Langsung bunuh atau main main dulu?” tanya Lino

“Langsung aja deh, gue udah terlanjur haus darah,” jawab gadis itu.

“Oke.”

Kemudian Allenna mulai mendekat kearah pencuri itu, pencuri itu tidak bisa lari karena badannya di tahan oleh Lino.

“Pencuri rendahan kaya lo itu harusnya mati!”

Jlebb

“ARRRGGGHHH!”

Pisau menembus jantungnya, darah seketika keluar dari mulutnya. Tapi pencuri itu belum mati, masih sekarat.

Kemudian Allenna merobek sedikit leher pencuri itu agar darahnya keluar, dia memasukan darahnya ke sebuah kantong yang sudah dia siapkan sejak tadi.

Ketika Allenna hendak mengkoyak matanya, Lino menahannya.

“Biar gue aja.”

Sreekkk

“ARRGHH S-SAKIT!”

Pisau di dada pencuri itu dicabut paksa oleh Lino, membuat luka nya bertambah sakit. Dia mengeluarkan pisau lipat kecil lalu mulai mengeluarkan mata pria itu dari tempat seharusnya.

Pria berkedok pencuri itu sudah lenyap.

“Kita apain mayatnya?”  tanya Lino sambil membereskan barang barangnya.

Allenna yang sedang membersihkan percikan darah di tanah menengok, gadis itu berfikir keras gimana caranya agar orang orang tidak menemukan mayat pria itu dengan utuh.

“Kita sembunyiin di tempat sampah aja?”  usul Lino.

“Engga jangan!” saran Lino ditolak mentah mentah oleh Allenna.

THE MAFIA || STRAYKIDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang