Dua puluh dua : Cowok Tujuh Ratus Ribu

3K 606 385
                                    

“Lima ratus ribu.”

Semua mata tertuju pada gadis berambut hitam panjang di kursi pojok paling belakang yang baru saja buka suara. Tatapan heran menghujaminya, sepuluh detik dalam kehehingan, bisik-bisik mulai mengudara kemudian.

“Enam ratus ribu.”

Wonyoung kembali mengangkat tangan sambil mengingat uang yang ia bawa khusus hari ini. Event tahunan yang terdengar sangat menarik, demi memecah celengan, Wonyoung menangis tak rela hampir dua jam, setelah dipikir lagi tidak ada salahnya menyumbang dana, toh ia mendapat pacar sehari karena hal tersebut. Dirasa masih bisa menawar dengan harga lebih tinggi, ia berujar. “tujuh ratus ribu.”

“Ada yang mau nawar lagi?” Tanya Somi selaku pembawa acara, siswi tinggi itu masih menunggu seseorang untuk buka suara, siapa tahu dari tiga ratusan perempuan yang duduk dikursi aula di depannya terlalu malu bersaing atau menampakkan diri. Jujur saja, yang mau mengeluarkan uang itu banyak, tapi yang merasa tak masalah menjadi sorotan itu bisa dihitung jari. Selain malas dijadikan bahan gosip, mereka meminimalisir konflik.

Dekat dengan cowok ganteng itu berbahaya.

Apalagi yang sudah berpawang, siap-siap dimaki tim suksesnya.

Tak ada respon, Somi mengangguk lantas menandai nama adik kelas yang kini berdiri di tengah panggung. “Oke, Jeongwoo terjual dengan harga tujuh ratus ribu kepada Wonyoung.”

Tepukan tangan terdengar samar-samar, berbeda dengan sebelum-sebelumnya saat orang lain terjual. Sejauh ini, Jeongwoo memegang harga tertinggi dari dua puluh laki-laki lainnya. Ia mundur dengan alis terangkat, matanya menyipit berusaha mencari keberadaan sang pembeli.

Bukan hanya Jeongwoo yang bingung, hampir seisi aula heran kenapa Wonyoung menawarnya padahal Haruto menjadi giliran setelahnya. Cowok jangkung itu maju dua langkah, menggantikan posisi Jeongwoo yang sudah laku beberapa saat lalu. Rautnya terlampau datar, ogah-ogahan dijadikan tumbal teman kelasnya apalagi sampai jadi pacar sehari salah satu siswi SMA Fiesta. Dikejar hampir satu semester saja ia muak, bagaimana dengan kencan terpaksa yang akan ia lakoni beberapa jam ke depan?

Suasana hatinya menjadi buruk tatkala suara Wonyoung terdengar sebelum gilirannya. Demi apapun, semua orang menyangka gadis bongsor itu akan mati-matian memperjuangkan Haruto, tapi kenyataan berkata lain. Mau diakui atau tidak, menghabiskan hari bersama Wonyoung lebih baik daripada pergi bersama orang lain yang pasti akan membosankan. Cih! Haruto mau menguap aja rasanya.

“Selanjutnya, si anak ganteng paket komplit yang belum lama menang OSN nih. Silakan diperebutkan.” Setelah satu ketukan mic berbunyi, Somi tersenyum mendapati seseorang mengangkat jari telunjuk. Tempatnya sangat strategis, berada di tengah dengan pencahayaan yang sempurna.

“Satu juta.”

Hening.

Semua mata tertuju pada satu orang, begitupun dengan Wonyoung yang kini menghela napas. Yujin masih tidak percaya apa yang telah terjadi. Sepertinya sahabat sumpit di sebelah kirinya belum benar-benar bangun dari tidur siangnya tadi. Ia gagal meminta uang saku lebih, Kak Minhee terlewatkan. Masa Wonyoung juga? Ini malah membeli Jeongwoo. Aneh sekali.

“Wah selebgram kita satu ini emang mantap. Karena gak ada yang nawar lagi, Haruto terjual dengan harga satu juta rupiah kepada Soojin.”

Mendapat tepuk tangan paling meriah tak membuat Haruto bangga, ia benar-benar membuktikan perkataannya tentang penghapusan poin di buku tata tertib, melirik anak OSIS terutama Minkyu yang kini mengacungkan dua jempol ke arahnya.

Huru-hara kembali terjadi memperebutkan dua orang yang tersisa, Yujin menggeret Wonyoung keluar aula sebelum acara ditutup. “Lo abis kepentok apaan?”

Pink Lemonade ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang