Bab 9. Familiar

9 2 0
                                    

Vote & Comment

.....................

.

 .

" Sejenak ku lihat, apakah itu engkau ? yang begitu familiar dari pandanganku. Mungkin tidak, atau hanya perasaanku saja "

~Afrana Cynthia Alziz~

**

Berangkat menuju Prince Mohammad bin Abdul Aziz International Airport dengan taxi bersama Sarah sekretarisnya, Afra berpamitan untuk duluan menuju Turki, Sarah pun memberi hormat pada Afra. Sebagai seorang CEO di mata Sarah Afra merupakan seorang dengan pribadi yang baik, kecantikannya yang ia tutupi dengan cadarnya serta kebaikan yang begitu nampak dari diri Afra meski tak semua orang mengetahui itu. Sarah yang bahkan baru 5 bulan menjadi sekretaris Afra sangat merasakan hal itu, hingga itu yang membuatnya nyaman bekerja di bawah koordinir seorang Afrana Cynthia Alziz.

Sesampainya di bandara Afra pun melangkahkan kakinya ke ruang tunggu bandara, beberapa menit lagi pesawat akan segera take-off, Sarah yang tadinya mengantar Afra ke bandara kini kembali ke hotel dengan taxi yang tadi mereka tumpangi.

Satu dalam pikiran Afra yaitu mengenai keputusannya kepada orang tuanya nanti setiba ia di Istanbul, keputusan mengenai perjodohannya nanti, apakah dirinya menerima ? atau malah sebaliknya.

Sejak semalam kebimbangan soal keputusan itu terus menguasai pikiran Afra, semalam pun dirinya sudah shalat istikharah untuk meminta petunjuk dari Allah mengenai keputusannya nanti, Afra berharap keputusannya nanti bisa diterima oleh kedua orang tuanya.

Keputusan yang begitu sulit untuk di ambilnya karena hal ini berhubungan dengan masa depannya nanti, dimana dia akan bersama seseorang yang menjadi imamnya dan seseorang yang akan menuntunnya nanti.

Tapi, mau tidak mau ia harus memberikan keputusannya untuk menjawab tawaran kedua orang tuanya. 

Didalam pesawat tatapan Afra terpaut keluar jendela, nampak sedang berpikir mengenai keputusan yang diberikannya nanti, apakah sudah tepat ?.

Di sela-sela diamnya Afra mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kecilnya yaitu sebuah foto beberapa anggota keluarga disana, foto yang baru saja semalam dia lihat. Seketika tak ia sadari setetes mutiara bening bebas dari sudut matanya, entah apa yang membuatnya bisa mengeluarkan mutiara bening itu.

Perjalanan yang berjam-jam dari Madinah ke Istanbul, akhirnya pesawat yang ditumpangi oleh Afra kini landing di Ataturk Airport. Melangkahkan kaki keluar dari kabin pesawat dan mengambil kopernya kemudian berjalan menuju parkiran bandara. Udara yang begitu dingin dirasakan oleh Afra, meski ia memakai pakai yang menutupi sempurna dirinya, tetap saja udara dingin itu masih dapat dirasakannya.

Sesampainya di parkiran Ataturk Airport, pandangan Afra tertuju pada seseorang yang di ketahuinya adalah sopir yang sedang menunggunya di bandara, sesegera mungkin Afra melangkahkan kakinya menuju mobil itu.

Di sela-sela langkahnya seketika tabrakan kopernya tak terduga milik seseorang yang ada di depannya.

" 'Afwan " 

" 'Afwan "

Ucap Afra yang bersamaan dengan seseorang yang kopernya bertabrakan dengan koper miliknya. Berkas-berkas miliknya berserakan di lantai, dengan cepat Afra mengumpulkan kembali berkas-berkasnya yang berserakan di lantai tadi, tak lupa ia memberi kode kepada orang yang ada di depannya untuk tidak perlu membantu karena dilihatnya ia akan membantu.

Di Dekap Purnama (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang